Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Pro Kontra dari Difilmkannya Buku Bumi Manusia, Ada Apa?

IDN Times/Stella Azasya

Berita difilmkannya novel Bumi Manusia sudah banyak beredar. Ada yang penasaran, ada juga yang bahkan tidak tahu apa Bumi Manusia itu. Salah satu hasil karya Pramoedya Ananta Toer yang merupakan penulis terbaik Indonesia, tidak heran kalau film ini nantinya jadi sorotan.


Nah, berikut adalah 7 pro kontra dari difilmkannya novel Bumi Manusia. Simak yuk!

1. Karya Pram difilmkan pertama kali, semua orang tidak sabar

goodreads.com

Begitu Falcon mengadakan press conference difilmkannya novel ini, tidak sedikit orang langsung menyorotinya. Pasalnya, semua orang jadi penasaran dan ingin tahu seperti apa sih Bumi Manusia dalam bentuk visual?


Bertaburanlah komen para netizen yang mengungkapkan antusiasme dan dukungan akan film ini. Lebih tepatnya, banyak orang merasa lega karena akhirnya karya Pram bisa naik kelas dengan divisualisasikan lewat layar lebar.


Seperti yang sudah kita semua tahu bahwa dari lebih dari 50 karya Pram baik yang fiksi maupun non fiksi, sama sekali belum pernah ada yang naik ke layar lebar. Sering di theater, tapi film belum. Jadi, semua khalayak seakan berharap bahwa film ini bisa se-epic bukunya.

2. Hanung Bramantyo sebagai sutradara resmi setelah sebelumnya ada beberapa nama yang digadang akan menggarapnya

IDN Times/Stella Azasya

Yang jadi pro kontra juga tentang soal sutradaranya. Sebelum Hanung, ternyata ada beberapa nama yang digadang akan menggarapnya. Bahkan penulis internasional macam Oliver Stone saja sudah menawar dengan harga tinggi untuk buku ini.


Nama sutradara lainnya yang disebut dalam press conference (24/05) yakni Riri Riza, Anggi Umbara dan Garin Nugroho. Namun, resminya, Hanung Bramantyo lah yang akan menggarapnya dengan Falcon. “Mimpi yang jadi kenyataan,” kata Hanung.

3. Pemilihan Iqbaal sebagai pemeran utama

Berbagai Sumber

Ini nih yang bikin netizen heboh beberapa hari belakangan. Ada yang suka sekali dengan keputusan ini, ada juga yang menentang habis-habisan. Dari segala segi pertimbangan, Hanung beserta tim pasti punya alasan konkret mengapa Iqbaal lah yang akan menduduki posisi Minke.


Kalau mau diingat, dulu waktu pertama kali pemilihan Iqbaal dalam film Dilan, netizen beramai-ramai protes, tapi hasil akhirnya sangat memuaskan sampai bisa tuai 6 juta penonton lebih.


Pertanyaannya, apakah hal yang sama akan terulang lagi?


Soal karya, dua karya terkenal ini jelas punya gaya masing-masing dan tidak bisa dibandingkan. Karena Dilan lebih modern, jadi bahasa, plot dan pemaparannya lebih pop. Wajar saja.


Sedang Bumi Manusia, ditulis di zaman dulu, yang artinya sebelum segala kemajuan teknologi ada. So, jelas bakal jauh sekali kalau mau dibandingkan.


Anyway, kita doakan yang terbaik saja nih soal segala yang tergabung dalam penggarapan film ini. Untuk kritik atau dukungan, tentu semua orang berhak mengungkapkannya asal punya alasan yang kuat juga, jadi gak ngawur.

4. Jatuhnya lisensi Bumi Manusia ke tangan Falcon Pictures

IDN Times/Stella Azasya

Jadi, sebenarnya lisensi Bumi Manusia ini sudah jatuh ke Falcon sejak tahun 2014. Hanya saja, baru ini bisa terlaksana realnya dilfilmkan. “Kenapa kami akhirnya memutuskan memilih Falcon untuk menggarap karya Pram ini, adalah karena Falcon adalah satu-satunya yang tidak pernah bicara tentang untung dan rugi. Hanya mereka yang mempertimbangkan kenyamanan kami,” kata Astuti Ananta Toer, anak ketiga Pram dalam press conferencenya.


Dari pemaparan tersebut, jelas pendapat dan pandangan keluarga penulis harus diutamakan. Mengingat Pram menulis Bumi Manusia ini saat dia masih dipenjara, keluarganya punya pertimbangan yang tidak main-main tentang siapa yang akan mengakui dan mengangkat karya Pram.

5. Setting tempat seperti di novel

goodreads.com

Selain ini adalah film kolosal yang akan melibatkan banyak sekali pemain, film ini juga akan digarap berdasarkan latar Kebangkitan Nasional tahun 1890-1900. Jadi kamu para millennial dan gen Z sudah jelas belum lahir dong ya pada masa ini. Setting tempat tersebut yang jadi PR besar bagi Hanung dan tim untuk bisa merombak semua look agar benar-benar meyakinkan dan terlihat seperti pada zaman tersebut.


Mereka juga akan melakukan syuting di Semarang dan Belanda, selain di Desa Gamplong, Sleman, Yogyakarta. Soal Wonokromo dan Kranggan Surabaya sendiri akan dibuat di dalam Desa Gamplong. Pembangunan sendiri sudah dilakukan sejak 3 bulan lalu. Wah, seperti apa ya nanti hasilnya?

6. Rasa penasaran tentang garis besar cerita film yang akan ditayangkan

IDN Times/Stella Azasya

Belakangan, siapa saja mulai ikut bicara tentang karya ini. Mostly, masyarakat penasaran dengan apa yang akan di highlight Hanung dalam filmnya. Mengingat bukunya terdiri dari 300 halaman lebih, pasti tidak akan muat jika diceritakan semua dalam satu film.


Pasti akan ada bagian-bagian yang dipotong. Tapi di mana? Nah, pertanyaan tersebut baru bisa dijawab setelah filmnya tayang. Tungguin, ya!

7. Bumi Manusia adalah buku pertama tertralogi Buru. Akan ada sekuelnya kah?

goodreads.com

Nah, karena Bumi Manusia adalah satu dari begitu banyak karya Pram yang paling terkenal, sudah banyak yang tahu bahwa BM adalah buku pertama dari tertalogi Buru yang ditulis Pram. Itu artinya ada 3 buku lainnya yang menjadi bagian dalam tetralogi tersebut. Yakni Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca.


Akankah ada sekuel dari film Bumi Manusia?


“Kita berharap bahwa dari Bumi Manusia ini akan ada sekuelnya mulai dari Anak Segala Bangsa, dan lainnya,” kata Frederica selaku produser Falcon Pictures.


Dengan adanya berbagai pro kontra tentang buku dan film ini, jadi gak sabar nih melihat karya sakral Indonesia naik ke layar lebar. Kamu sendiri jangan lupa dukung terus perfilman Indonesia dengan menonton film Tanah Air langsung di bioskop, ya!

Share
Topics
Editorial Team
Stella Azasya
EditorStella Azasya
Follow Us