7 Rekomendasi Film Bertema Lebaran, Sarat Makna dan Menyentuh Hati

Lebaran sebentar lagi tiba. Umat Islam di seluruh dunia tengah bergembira menyambut Hari Raya Idul Fitri. Sebagian besar warga Indonesia memilih mudik, pulang ke kampung halaman dan bertemu sanak keluarga. Sebagian yang lain tetap di tanah perantauan, mengerjakan satu dua hal meski terasa berat dilanda hening dan sepi. Sebagian yang lain tetap harus bekerja, mengabdi menjalankan tugas.
Tak sedikit juga yang tak memiliki kampung halaman dan memilih tetap di rumah, menikmati libur panjang dengan berbagai cara menyenangkan. Untuk menemani lebaran kalian, IDN Times kali ini merangkum deretan film bertema lebaran yang bisa menjadi tontonan seru di saat liburan.
Bersiaplah, karena boleh jadi deretan film lebaran ini akan terasa seperti roller coaster, mengundang tawa, membuat haru, bikin tersenyum, hingga menitikkan air mata.
1. Mencari Hilal (2015)
Digawangi oleh sejumlah rumah produksi seperti MVP Pictures, Mizan Productions hingga Dapur Films, Mencari Hilal tampil apik dengan jalan cerita yang unik dan tak biasa. Bermula dari kisah Mahmud (Deddy Sutomo) yang meyakini bahwa Islam bisa menjadi solusi dari setiap masalah kehidupan.
Mahmud yang selalu semangat dalam mengajarkan ilmu agama dan berdakwah mengenai kebaikan dan kemudahan dalam ajaran Islam seketika dihadapkan oleh pemberitaan Kementerian Agama yang mengeluakan anggaran dana sebanyak Rp9 miliar untuk mencari hilal.
Mahmud merasa kesal. Ia pun kemudian merasa perlu untuk membuktikan bahwa kegiatan keagamaan tidak perlu sampai menghabiskan dana besar, bahkan Mahmud menilai proses mencari keberadaan hilal tidak perlu menelan biaya sebanyak itu.
Mahmud kemudian sampai mencoba mendatangi Kementerian Agama dan berniat melakukan unjuk bukti pencarian hilal secara tradisional tanpa biaya besar seperti yang sering dilakukannya saat masih menjadi santri. Namun, rencana Mahmud tersebut ditentang oleh sang anak, Heli (Oka Antara) yang sangat mengkhawatirkan kesehatannya.
Mahmud pun tetap bersikeras, ia akan pergi mencari hilal hingga akhirnya Heli harus menemani sang ayah meskipun Heli menyadari, bahwa ia memiliki banyak perbedaan pandangan dengan prinsip ayahnya tersebut. Salah satunya adalah Heli memegang prinsip sekuler dan liberal.
Perjalanan ayah dan anak selama pencarian hilal ini kemudian menjadi menarik karena sarat makna dan penuh pembelajaran kehidupan, menyuguhkan perspektif baru dan membantu menyadarkan kita untuk melihat suatu kejadian dari sudut pandang yang lebih luas. Berdurasi 1 jam 33 menit, film Mencari Hilal sudah tersedia di platform streaming Vidio, Netflix dan PrimeVideo.
2. Batal Mudik (2016)
Batal Mudik merupakan film pendek karya FMM Studios yang rilis di kanal YouTube resmi Film Maker Muslim (FMM) pada tahun 2016. Film pendek berdurasi 7 menit 47 detik ini mendapatkan ulasan positif dari para viewers karena memiliki cerita yang sederhana namun mengharukan. Bahkan, tak sedikit yang memberikan komentar jika film pendek ini mampu membuat penonton menitikkan air mata oleh alur ceritanya.
Batal Mudik menyuguhkan cerita tentang seorang pria bernama Amin yang merasa bimbang ketika hari Raya semakin dekat. Amin menyadari jika dirinya sangat rindu dengan keluarga dan kampung halamannya, namun ternyata Amin masih menyimpan kesal atas konflik dengan sang ayah, imbas pertikaian adu mulut dahulu terkait pilihan hidupnya.
Hal tersebut yang membuat Amin terganjal untuk pulang ke kampung halaman di tengah kondisi kosan yang semakin sepi dan satu persatu teman-temannya sudah mudik. Namun, siapa sangka jika film pendek ini justru memberikan plot twist di akhir cerita yang cukup menyentuh hati.
3. Pulanglah (2018)
Masih sama-sama kategori film pendek, Pulanglah merupakan film yang dirilis oleh Mattuju Pictures di kanal YouTube resmi-nya pada tahun 2018. Berdurasi 11 menit, film Pulanglah menawarkan kisah yang cukup relate dengan dilema anak rantau yang disibukkan dengan pekerjaan namun dalamnya hati berkata ingin pulang ke kampung halaman.
Dihiasi dengan beberapa dialog dengan logat khas Makassar, film ini bercerita tentang seorang pria bernama Rio, barista di salah satu coffee shop yang harus menahan rindu bertahun-tahun tidak pulang ke rumah karena faktor ekonomi dan juga urusan pekerjaan.
Bahkan, ketika Rio sudah berniat memberikan kejutan untuk keluarganya dengan pulang ke kampung halaman, melaksanakan ibadah puasa dan sahur hari pertama bersama keluarga. Namun, sayang, rencana tersebut pupus usai dirinya menerima telpon dari atasan yang mengabarkan jika ia harus ke luar kota dan menugaskan Rio untuk stand by di coffee shop selama kepergiannya.
Rio kemudian harus bersabar, menunggu waktu yang tepat untuk dapat pulang menemui ibu dan adiknya di kampung. Tampil dengan alur yang sederhana, film ini menyelipkan scene kebersamaan dan kata-kata yang cukup mengharukan bahwasannya yang sangat berharga dan tak tergantikan bagi keluarga bukan semata-mata soal uang, melainkan waktu.
4. Mudik (2019)
Film karya Adriyanto Dewo bersama Lifelike Pictures dan Relate Films ini tampil apik menjelaskan makna mendalam terkait 'mudik' yang tak hanya sesederhana istilah 'pulang kampung'.
Pesan yang tersirat dari film ini cukup kuat dengan menampilkan kisah perjalanan mudik penuh pergolakan batin dari sepasang suami istri bernama Firman (Ibu Jamil) dan Aida (Putri Ayudya). Hubungan keduanya yang sedang 'perang dingin', ternyata masih harus ditambah dengan berbagai masalah pelik dengan kehadiran masalah baru yang terjadi saat mereka sedang mudik.
Jelang akhir cerita, film ini menyuguhkan sesuatu yang tak terduga dan akan membuat kita termenung kembali dengan makna keluarga dari sebuah perjalanan mudik. Film ini punya alur yang kuat dnegan sinematografi yang baik dan totalitas para cast.
Selain itu, kemunculan detail kecil khas mudik dalam film ini juga patut diapresiasi karena berhasil membuat jalan ceritanya menjadi semakin mengalir. Seperti scene tidur yang yang tak nyaman di dalam mobil, jengah melewati kemacetan tol Cikampek hingga berhenti untuk ke toilet di rest area. Film berdurasi 1 jam 33 menit ini bisa kamu saksikan di platform streaming Vidio.
5. Sampai Jadi Debu (2021)
Badai Tuan telah berlalu, salahkah ku menuntut mesra? Tiap pagi menjelang, kau di sampingku. Ku aman ada bersamamu. Selamanya.. sampai kita tua. Sampai jadi debu..
Masih ingat lagu Sampai Jadi Debu? Alunan musik dan lirik yang indah milik grup Banda Neira tersebut memang menjadi judul film ini sekaligus sound track-nya. Rilis tahun 2021, Sampai Jadi Debu merupakan salah satu film keluarga yang sangat mengharukan dengan menyuguhkan kisah bakti seorang anak kepada sang ibunda.
Berawal dari seorang pria bernama Damar (Wafda Saifan) yang pergi merantau untuk bekerja di Jakarta dan tengah menjalin kasih dengan seorang wanita bernama Laras (Yasamin Jasem). Setiap lebaran, Damar seringkali mudik dengan waktu yang singkat karena dirinya lebih mementingkan pekerjaan dan kehidupannya di kota metropolitan.
Namun, kehidupan Damar di Jakarta yang normal seketika berubah saat mendapatkan kabar bahwa kondisi sang ibu (Cut Mini) yang terkena penyakit Alzheimer, kini sudah semakin parah. Damar kemudian memutuskan untuk bergegas pulang ke kampung halamannya dan fokus merawat sang ibu.
Hal ini ia lakukan sebagai wujud bakti menebus kesalahannya ketika dahulu ia pernah abai mengurus ayahnya yang sakit hingga meninggal dunia. Keputusan Damar yang terasa serba mendadak ini juga ternyata berpengaruh pada kisah asmaranya dengan Laras.
Selain itu, kondisi Alzheimer sang ibu yang juga semakin parah ternyata turut menambah pelik permasalahan keluarga Damar, termasuk dengan sang kakak hingga sejumlah pergolakan batin dari kehidupan Damar.
Sejatinya, ada banyak sekali pesan dan pembelajaran kehidupan dari film ini. Konflik yang intens dan iringan lagu Sampai Jadi Debu tampaknya benar-benar berhasil membuat penonton menitikkan air mata dengan suguhan alur cerita yang menyentuh hati. Berdurasi 1 jam 30 menit, film besutan Falcon Pictures yang bekerja sama dengan KlikFilm Production, Canary Studios dan RK23 Pictures ini tersedia di platform streaming Netflix.
6. Telepon dari Surga (2021)
Rilis saat masa pandemi Covid-19, Telepon dari Surga merupakan serial yang mengisahkan tentang seorang pria bernama Arya Wiryawan yang ditimpa ujian bertubi-tubi. Arya harus menelan pil pahit usai kehilangan istri dan calon bayi-nya karena terjangkit virus Covid-19.
Namun nahas, bagaikan luka yang belum kunjung sembuh, tak berselang lama, kedua orang tua Arya pun juga menyusul mendiang istrinya. Kondisi kehilangan keluarganya dalam kurun waktu yang berdekatan akibat wabah Covid-19 tersebut semakin membuat mental Arya semakin terpuruk.
Arya pun menjadi satu dari sekian banyak warga yang menjadi korban dari keganasan wabah virus yang menyerang dunia, termasuk pula Indonesia saat itu. Arya berusaha kuat untuk menerima, tampil dengan kuat, namun tak jarang ia juga masih merasakan kehilangan yang sangat mendalam, menjalani hari-hari-nya yang sepi seorang diri dengan meringkuk dan menangis. Agar semangat hidup dan kesehatannya pulih, Arya kemudian mencoba untuk menemui psikiater.
Ia pun disarankan untuk melampiaskan kesedihan yang dipendamnya dengan cara menelepon rumahnya dan berpura-pura seolah sedang bercerita seperti biasanya. Hal ini dikarenakan kebiasaan Arya sejak lama yang senang berbagi cerita dengan menghubungi kedua orang tuanya ataupun istrinya.
Saran tersebut kemudian dicoba oleh Arya sambil membayangkan istri dan kedua orang tuanya tersenyum mengangkat telepon dan mendengarkan cerita darinya. Berjumlah 6 episode, kelanjutan perjuangan dan kehidupan Arya di serial ini bisa kamu saksikan di platform streaming Vidio.
7. Di Bulan Suci Ini (2023)
Menawarkan genre drama komedi, Di Bulan Suci Ini merupakan serial garapan Screenplay Films dengan total 6 episode. Serial ini tampil unik dan fresh dengan mengangkat kisah tentang perjalanan mudik dua keluarga beda kultur dan agama yang sudah bertetangga dekat sejak lama. Dikarenakan satu dua hal, kedua keluarga tersebut harus melakukan perjalanan mudik bersama-sama ke Banyuwangi dalam satu mobil.
Masalah bermula dari kedua keluarga yang memiliki agenda berbeda, keluarga Wisnu yang asli dari Jawa ingin mudik untuk merayakan lebaran bersama keluarga, sedangkan keluarga Yanto yang merupakan keluarga Tionghoa berniat melakukan ritual perayaan Ceng Beng (ziarah kubur).
Di tahun itu, tanggal lebaran dan perayaan Ceng Beng ternyata berdekatan. Perbedaan yang cukup signifikan di antara kedua keluarga tersebut lantas membuat perjalanan mudik menjadi gaduh dan penuh tantangan.
Sebut saja mulai dari kemunculan konflik internal, kekompakan yang malah berujung ke perbuatan ilegal hingga rencana rahasia yang justru saling ditutup-tutupi. Namun, tak perlu khawatir, dialog dan adegan dari serial ini nyatanya tampil dengan ringan dan sangat menghibur, benar-benar mengundang senyum dan tawa.
Dibintangi oleh Titi Kamal, Dennis Adhiswara hingga Jenny Zhang, serial ini juga menghadirkan pesan kehidupan yang mengharukan tentang arti keluarga dan sudut pandang yang lebih baik tentang memaknai perbedaan. Bagi yang ingin menonton, serial ini tersedia di platform streaming Vidio.
Semoga rekomendasi film dan serial bertema lebaran ini bisa menjadi sarana hiburan yang menyenangkan, menyentuh hati hingga menjadi contoh baik yang sekiranya patut dipahami dan ditiru dengan berbagai pembelajaran kehidupan yang disuguhkan.
So, jangan lupa memasukkannya ke dalam watchlist di sela libur panjangmu kali ini ya. Selamat menonton!