Seperti yang dikatakan Clark, "Saya lebih yakin bahwa kita tidak akan pernah tahu motivasi orang tersebut melakukan pembunuhan dengan cara tertentu kepada korbannya."
Clark juga mempermasalahkan interogasi dalam serial Mindhunter. "Wawancara-wawancara itu tidak pernah dilakukan dengan benar. Hanya sejumlah kecil relawan yang diwawancarai."
8 Fakta di Balik Produksi Serial Netflix Mindhunter

Serial Netflix berjudul Mindhunter (2017) didasarkan dari sebuah buku berjudul Mindhunter: Inside the FBI's Elite Serial Crime Unit karya John Douglas dan Mark Olshaker yang terbit pada 1995. Buku ini mengisahkan tentang kehidupan John Douglas saat menjadi agen FBI. Ada sedikit fakta, nih, yang harus kamu tahu, John Douglas bersama Robert K Ressler dan Dr. Ann Wolbert Burgess adalah pelopor dalam dunia profil kriminal. Nah, itu kenapa Mindhunter menjadi serial yang cukup menarik dan diminati di Netflix.
David Fincher menjadi sutradara legendaris yang menggarap serial Mindhunter. Ia sendiri mampu menyelami pikiran para pembunuh berantai secara mendalam, serta aspek-aspek lainnya. Selain itu, ada banyak intrik yang terjadi di balik layar pembuatan Mindhunter. Apa saja, ya?
1. Charlize Theron dan keterlibatannya dengan produksi Mindhunter

Dalam kredit Mindhunter, mungkin kamu gak sengaja melihat nama Charlize Theron sebagai salah satu produser eksekutif Mindhunter. Kenapa, sih, Charlize Theron tertarik memproduseri serial ini? Nah, Theron ternyata pernah membaca buku John Douglas saat melakukan riset untuk perannya sebagai Aileen Wuornos dalam film Monster (2003). Dalam kehidupan nyata, Wuornos dieksekusi pada 2002, setelah dinyatakan bersalah membunuh tujuh orang dari 1989 hingga 1990. Tahu gak kamu, karena film ini, Charlize Theron memenangkan piala Oscar sebagai Aktris Terbaik untuk perannya sebagai pembunuh berantai.
Charlize Theron sendiri mengaku terpesona dengan buku-buku tentang neurologi dan perkembangan otak, serta mengapa orang bisa menjadi sosiopat. Nah, karena tertarik dengan karya John Douglas ini, Theron pun membeli hak cipta untuk Mindhunter. Ia kemudian mengajak David Fincher makan siang untuk membahas proyek Mindhunter ini. Setelah berdiskusi panjang lebar sejak 2009, serial Mindhunter akhirnya mulai diproduksi Fox 21, tetapi berpindah ke HBO lalu ke Netflix. Pada 2016, syuting Mindhunter pun akhirnya dimulai.
2. Dua pemeran dalam serial Mindhunter adalah aktor Broadway

Jonathan Groff sebelumnya dikenal dengan drama musikal dan film Disney-nya. Apalagi, nama Groff sempat melambung tinggi karena menjadi pengisi suara Kristoff dalam waralaba Frozen (2013) milik Disney. Groff juga merupakan aktor Broadway terkenal sebelum ia berperan sebagai Agen Holden Ford dalam Mindhunter.
Di sisi lain, Jonathan Groff pernah dinominasikan dua kali dalam Tony Awards. Pada 2007, ia dinominasikan sebagai Aktor Utama dalam Musikal untuk Spring Awakening. Lalu pada 2016, sebagai Aktor Utama dalam Musikal untuk perannya sebagai Raja George dalam Hamilton.
Jonathan Groff bukanlah satu-satunya pemeran Mindhunter yang punya latar belakang Broadway. Michael Cerveris, yang bergabung dengan serial tersebut pada musim kedua sebagai Ted Gunn, pemimpin baru Behavioral Science Unit, juga pernah membintangi beberapa produksi Broadway. Ia pun memenangkan dua Tony Awards. Pada 2007, Cerveris sebenarnya dinominasikan bersama Jonathan Groff untuk Aktor Utama dalam Musikal. Namun, keduanya kalah dari David Hyde Pierce. Gak hanya itu, Cerveris lebih dikenal karena perannya sebagai Sweeney Todd, si pembunuh berantai.
3. Serial Mindhunter menampilkan pembunuh berantai Edmund Kemper

Salah satu pembunuh yang ditemui karakter Holden Ford dan Bill Tench dalam Mindhunter adalah pembunuh berantai bernama Edmund Kemper. Dikenal sebagai Co-Ed Killer, saat ini Kemper menjalani hukuman seumur hidup di Penjara Negara Bagian Fasilitas Medis California di Vacaville, California, atas sepuluh pembunuhan yang dilakukannya. Korban terdekat yang dibunuh Kemper adalah ibu serta kakek dan neneknya. Edmund Kemper sendiri terkenal karena membunuh dan memutilasi tubuh korbannya.
Dalam serial Mindhunter, Edmund Kemper diperankan dengan sangat sempurna oleh aktor Cameron Britton. Di samping itu, suara Kemper yang cukup khas, bisa ditiru oleh Britton dengan cukup baik. Menariknya, di dunia nyata, Edmund Kemper merekam buku audio untuk para tuna netra. Kemper pernah menjadi koordinator Relawan Vacaville, sebuah kelompok yang terdiri dari para tahanan yang merekam buku dalam bentuk kaset. Ia pun sangat produktif merekam suaranya. Kemper bahkan membaca lebih dari 5.000 jam. Buku-buku yang dibacakan Kemper dalam bentuk audio adalah novelisasi Star Wars dan Flowers in the Attic karya VC Andrews.
4. Serial Mindhunter berlatar di era 70 sampai 80-an, dan terinspirasi dari fotografer Stephen Shore

Dalam musim pertama Mindhunter, serial ini berlatar pada era 70-an, dan musim kedua berlatar pada awal 80-an. Kedua era ini tentunya punya suasana yang khas, dong. Jadi, gimana, sih, kru Mindhunter menciptakan nuansa untuk periode tersebut?
Nah, dalam wawancara dengan Artsy, sinematografer Mindhunter bernama Erik Messerschmidt mengatakan bahwa ia dan David Fincher terinspirasi dari foto-foto Stephen Shore. Fotografi yang dipotret Shore dari era 1970-an punya tampilan yang sama seperti yang diinginkan kru Mindhunter saat mendesain serial tersebut. Shore sendiri adalah fotografer Amerika Serikat yang suka memotret jalanan kosong, tempat parkir, dan restoran.
Foto-fotonya menggambarkan suasana sepi dan keterasingan. Bahkan beberapa foto menunjukkan orang-orang yang sedang galau dan bersikap dingin, persis seperti yang diinginkan Messerschmidt dan Fincher. Nah, mereka pun berkolaborasi untuk menciptakan dunia Mindhunter yang terlihat menyeramkan.
5. Stacey Roca berperan memukau dalam Mindhunter

Ada banyak wajah yang gak asing di serial Mindhunter, salah satunya Stacey Roca, pemeran serial Inggris berjudul The Office (2005-2013). Dalam serial The Office, Stacey Roca berperan sebagai Rachel di musim kedua. Rachel sendiri terjebak dalam cinta segitiga antara Tim dan Gareth.
Setelah berperan di The Office, Stacey Roca muncul dalam serial Waking the Dead (2000-2011), Strictly Confidential (2006), dan Bull (2021). Namun, dia sangat terkenal dalam serial Mindhunter sebagai Nancy Tench dan dalam The Office. Ia pun memukau di dua serial ini.
6. Pendapat John Douglas tentang serial Mindhunter

John Douglas menjadi inspirasi bagi karakter Agen Holden Ford. Dalam wawancaranya dengan The Philadelphia Inquirer pada 2017, Douglas bilang, "Cara mereka membuat pembunuh berantai, seperti pesulap. Mereka sangat pintar." Ketika ditanya apa pendapatnya tentang Mindhunter dan penampilan Jonathan Groff, Douglas mengatakan, "Saya pikir dia [Jonathan Groff] melakukan pekerjaan yang hebat". Douglas merasa kalau akting Groff cukup sempurna.
7. Apakah kisah pembunuhan yang dilakukan Brian Tench dalam Mindhunter terinspirasi dari kisah nyata?

Putra angkat Agen Bill Tench, Brian Tench, digambarkan sangat misterius dan aneh. Diperankan oleh Zachary Scott Ross, Brian digambarkan sebagai sosok yang pendiam, nih. Dia terlihat murung, gak punya teman, dan juga kelihatan menyeramkan. Gak hanya itu, Brian hanya bersemangat ketika mengajukan pertanyaan tentang pembunuh berantai, dan dia suka menatap gadis kecil di ayunan.
Di musim kedua serial Mindhunter, Brian terlibat dalam pembunuhan seorang anak balita. Saat itu, dia dan dua anak yang lebih tua darinya membujuk seorang balita laki-laki masuk ke rumah kosong. Sayangnya, gak dikasih tahu apa yang mereka lakukan sampai-sampai anak balita itu ditemukan terbunuh dengan tubuh yang disalib. Anehnya, Brian gak didakwa atas kejahatan itu, tetapi orang tuanya curiga kalau Brian adalah dalang di balik penyaliban korban bocah kecil itu. Sebab, Brian mengira kalau anak kecil itu akan hidup lagi jika disalibkan.
Sebagian besar kejahatan di serial Mindhunter didasarkan pada kejadian di dunia nyata, jadi apakah cerita ini juga berdasarkan fakta? Dikutip laman Frontline, ada pembunuhan balita yang terjadi pada 1971. Anak kecil tersebut dipukuli hingga tewas. Lengan serta kakinya diikat ke kayu salib dan ditutupi kertas serta puing-puing. Dua kakak-beradik mengaku kepada polisi bahwa mereka telah menyerang balita tersebut. Adiknya bilang kalau ia menyalibkan balita itu agar bisa hidup lagi. Kisah mengerikan ini ternyata memang pernah terjadi dalam kehidupan nyata.
8. Kontroversi terkait serial Mindhunter

The Guardian mewawancarai beberapa ilmuwan forensik terkemuka di Inggris. Para ahli ini mengatakan bahwa mereka tidak percaya dengan teori yang dikembangkan dan ditulis oleh John Douglas saat berada di Behavioral Science Unit FBI. Para ahli ini juga bilang kalau teori-teori tersebut gak berdasarkan ilmiah.
David Canter, profesor emeritus di Universitas Liverpool, lebih yakin bahwa mengetahui kehidupan sehari-hari pembunuh berantai jauh lebih penting ketimbang mencari tahu lewat pikiran mereka. Dr. Christopher Clark, seorang konsultan psikiater forensik, setuju dengan Canter. Ia mengatakan bahwa sangat mustahil untuk mengetahui apa yang sebenarnya memotivasi seseorang untuk melakukan pembunuhan.
Siapa yang gak tertarik dengan kisah kejahatan? Kasus-kasus di luar nalar ini seringkali menggugah rasa penasaran kita tentang motif si pelaku. Belum lagi, jika kejahatan ini dilakukan tanpa adanya alasan apa pun, atau demi kepuasan semata seperti para pembunuh berantai. Jika kamu tertarik dengan genre psychological thriller, kamu wajib banget, nih, nonton Mindhunter.