8 Fakta 'Promising Young Woman', Film Feminis yang Pantik Diskusi

Academy Awards atau Oscars tahun ini didapuk jadi tahun paling beragam sepanjang sejarah. Selain keberadaan tokoh-tokoh dari beragam etnisitas, secara gender pun Oscars tahun ini lebih inklusif. 

Dua film karya sutradara perempuan berhasil menembus nominasi Best Picture, nominasi paling bergengsi di Oscars. Mereka adalah Nomadland karya Chloe Zhao dan Promising Young Woman yang disutradarai dan ditulis Emerald Fennell. 

Emerald bukan sutradara penuh waktu, ia juga dikenal sebagai aktris. Sempat tampil memerankan Camilla muda di serial The Crown, Emerald juga punya peran kecil di film The Danish Girl dan Anna Karenina. Promising Young Woman adalah debutnya sebagai sutradara dan penulis naskah. 

Sekilas film ini dibangun lewat plot balas dendam Cassie atas kematian sahabatnya yang pernah menjadi korban pelecehan seksual. Namun, jika diperhatikan banyak elemen lain yang mewarnai film ini dan membuat ceritanya lebih dalam. Kesetiaan Cassie pada sang sahabat jadi contoh solidaritas sesama perempuan. Hal yang harusnya dikampanyekan di berbagai platform, bukannya melestarikan budaya saling serang dan bersaing. 

Selain Carey Mulligan, performa aktor Bo Burnham pun cukup menentukan di film ini. Mereka kedapatan banyak scene bareng dan Emerald Fennell memberikan mereka kebebasan untuk berimprovisasi di beberapa bagian. Paling kentara di adegan makan malam dan belanja di toko obat.

Pengalamannya sebagai aktris, membuat Fennell cukup jeli melihat peluang ini. Detail-detail dari improvisasi para aktor menurutnya bisa membuat film tampak lebih natural. 

Ketiga nama tersebut identik dengan karakter nice guys di berbagai film. Agak bertentangan dengan genre film ini yang dikategorikan thriller. Namun, Emerald Fennell sengaja menghadirkan mereka untuk menambah kengerian film ini. Pesannya adalah sebaik apa pun tampang seseorang, ia tetap punya potensi menjadi predator seksual.

Carey Mulligan adalah aktris yang cukup prolific. Ia sudah membintangi puluhan film besar dan tampil di teater. Kebanyakan peran yang ia dapat adalah perempuan anggun dan gadis baik-baik sampai karakter Cassie di Promising Young Woman yang seakan membuatnya keluar dari zona nyaman.

Tak heran jika tahun ini untuk pertama kalinya sepanjang kariernya, Carey mendapatkan nominasi Best Actress di Academy Awards.

Film ini mendapatkan empat nominasi di Golden Globes, yaitu Drama Motion Picture, Best Screenplay, Best Actress, dan Best Director. Sayangnya, ia tidak berhasil memenangkan salah satunya. Di Oscars, Promising Young Woman, menyabet lima nominasi, hanya kalah satu dari Minari dan Sound of Metal yang mendominasi. Nominasi yang didapatkan antara lain Best Picture, Best Actress, Best Director, Best Original Screenplay, dan Best Film Editing. 

Tak berhenti di Oscars, di ajang BAFTA, penghargaan film tertinggi di Inggris, Promising Young Woman mendapatkan enam nominasi. Best Film, Best British Film, Best Editing, Best Film Music, Best Original Screenplay, dan Best Casting. 

Saat menonton film ini, telingamu ikut dimanjakan dengan seruan lagu-lagu pop ceria dari musisi-musisi perempuan masa kini. Mulai dari Paris Hilton sampai Charli XCX. Bahkan Carey Mulligan harus menghapal salah satu lagu Paris Hilton untuk salah satu adegan dalam film. Lagu-lagu pop yang ceria dan color grading yang mirip warna permen bertolakbelakang dengan plot filmnya yang sebenarnya gelap dan suram. 

Lagu-lagu pop itu pula yang didengarkan Emerald Fennell saat menulis naskah untuk film itu.

Spoiler alert untuk yang belum menonton. Film ini berakhir cukup tragis untuk Cassie. Ia akhirnya meninggal di tangan laki-laki yang pernah melecehkan sahabatnya. Akhir cerita ini menjadi esensial saat ditelaah lebih jauh. Sebelum meninggal, Cassie sudah merencanakan penangkapan sang pelaku dengan memberikan kode serta laporan ke polisi. Penonton tetap bisa bernapas lega karena akhirnya si antagonis mendapatkan balasannya. 

Cassie bisa disebut martir, ia menjadi representasi jutaan perempuan yang harus meninggal di tangan pelaku kekerasan dan pelecehan. Kematian sang protagonis perempuan adalah akhir film, tetapi bukan akhir dari perjuangan menuntut keadilan untuk para korban kekerasan dan pelecehan seksual di luar sana.