9 Anime Isekai dengan Karakter Utama yang Bermasalah

Di kehidupan sebelumnya, Rudeus digambarkan sebagai NEET yang berperilaku tidak terpuji. Meski terlahir kembali, sifat-sifat buruk seperti kecenderungan mesum, manja, dan rasa tidak percaya diri yang akut masih melekat dalam diri Rudeus. Hal inilah yang menjadi sumber kontroversi dalam anime ini. Namun, Jobless Reincarnation patut diapresiasi karena upayanya menggambarkan pertumbuhan karakter Rudeus.

Perjuangan panjang dan berbagai rintangan harus ia lalui untuk mengatasi sifat buruk dari kehidupan sebelumnya. Sayangnya, perkembangan karakter ini tak serta merta menghapus rasa kurang nyaman penonton terhadap Rudeus, terutama ketika anime tersebut mencoba menjadikan kegemaran mesumnya sebagai humor murahan. Pendekatan ini justru makin membuat karakter Rudeus kurang disukai.

Hubungan inses, apalagi yang memiliki unsur romantisme, adalah elemen cerita yang sangat sensitif dan kontroversial dalam anime. My One-Hit Kill Sister mendorong batas tersebut dengan kisah kakak beradik Ikusaba. Cerita bermula ketika Asahi terbangun di dunia lain setelah kecelakaan mobil. Maya, kakak perempuannya yang protektif secara tidak sehat, nekat membuat dirinya pingsan agar bisa ikut bersamanya ke dunia tersebut. Tindakan ekstrem Maya ini hanyalah awal dari masalah.

Sepanjang cerita, Maya digambarkan memiliki hasrat untuk selalu berada di dekat Asahi. Bahkan, tak jarang menampilkan ketertarikan seksual yang gamblang dari Maya terhadap adiknya. Hal ini sering kali dianggap sebagai lelucon atau bentuk cinta persaudaraan yang berlebihan. My One-Hit Kill Sister memang bergenre komedi slapstick, sehingga ada saja penonton yang bisa menerima penggambaran hubungan Maya dan Asahi. Namun, pada dasarnya, anime ini tetap memicu kontroversi karena seolah-olah membenarkan tabu yang meresahkan dan tidak pantas dinormalisasi.

Dunia anime isekai kerap kali dikritik karena kecenderungannya untuk mengesampingkan cerita yang matang demi memenuhi fantasi para kreator dan penonton. Salah satu contoh yang paling disorot adalah karakter Mamako Oosuki dari anime Do You Love Your Mom and Her Two-Hit Multi-Target Attacks?. Sekilas, kehadiran Mamako sebagai ibu yang mendampingi anaknya, Masato, dalam petualangan isekai mereka mungkin terlihat tidak bermasalah. Namun, inti permasalahannya terletak pada adanya indikasi ketertarikan seksual Mamako terhadap Masato serta penggambaran dirinya yang terus-menerus diseksualisasikan.

Hal ini membuat Mamako gagal berkembang menjadi karakter yang memiliki kedalaman. Dapat dipahami, Do You Love Your Mom and Her Two-Hit Multi-Target Attacks? adalah anime bergenre komedi cabul yang memang bertujuan untuk menyindir klise-klise isekai. Akan tetapi, penggambaran Mamako justru kontraproduktif. Alih-alih menjadi kritik yang cerdas, kehadiran Mamako malah memperkuat citra negatif isekai yang terobsesi dengan hal-hal berbau seksual.

Hajime Nagumo, karakter Arifureta: From Commonplace To World's Strongest, menjadi salah satu representasi dari genre isekai yang kerap menampilkan tokoh utama dengan kekuatan fantastis. Itu dilakukan untuk mewujudkan keinginan membalas dendam kepada para penindas. Awalnya, Hajime adalah sosok yang sederhana dan baik hati. Namun, pengkhianatan teman sekelasnya mendorongnya untuk melampaui batas dan berlatih keras demi bisa mengalahkan mereka.

Meskipun fantasi kekuatan seperti ini dapat dimengerti, sifat sombong dan kecenderungan Hajime terhadap kekerasan membuatnya menjengkelkan dan kejam. Bahkan, Hajime bisa dianggap lebih buruk dari para perundungnya. Ia justru menuai keuntungan dari kekuatan yang diperolehnya. Satu-satunya aspek positif yang tersisa dari Hajime adalah aksinya yang terkadang konyol dan bisa memunculkan hiburan yang kelam.

Serial The Rising of the Shield Hero sayangnya menampilkan banyak elemen negatif yang kerap ditemui dalam genre isekai, khususnya kebencian terhadap perempuan (misogini). Hal ini terlihat jelas pada karakter utama, Naofumi Iwatani. Sulit untuk tidak melihat Naofumi sebagai representasi laki-laki yang kecewa dan menyalahkan para perempuan serta pihak lain atas ketidakberuntungannya. Segala tindakan Naofumi dibingkai sebagai pembalasan dan hukuman yang pantas diterima para musuhnya.

Di sisi lain, Naofumi seolah-olah menegakkan nilai-nilai yang disukai penonton tertentu. Ini terlihat dari kepemilikan harem yang didominasi perempuan penurut dan anggun serta sikapnya yang seolah-olah mendukung praktik perbudakan. Lebih lanjut, Naofumi digambarkan sebagai sosok sinis yang gemar menyindir dan selalu terbukti benar. Hal ini menjadikan Naofumi tidak hanya sebagai karakter yang bermasalah, tetapi juga menjengkelkan dan kekanak-kanakan.

Karakter Seiichi Hiiragi sendiri bisa dilihat sebagai sosok biasa yang pasif dan menjadi media pelampiasan imajinasi para penonton. Namun, yang menjadi permasalahan utama bukanlah tindakan Seiichi, melainkan pesan yang tersirat dari karakternya. Sebelum dipindahkan ke dunia lain, Seiichi dicap sebagai manusia di bawah standar karena berat badan, tinggi badan, dan sifat introvernya.

Hal ini lebih dari sekadar hinaan. Anime The Fruit of Evolution secara gamblang menggambarkan evolusi Seiichi menjadi sosok yang lebih ideal secara fisik setelah memakan buah ajaib. Di satu sisi, Seiichi dapat dilihat sebagai representasi bagi penonton yang tidak percaya diri dengan penampilan mereka. Namun, di sisi lain, evolusi Seiichi justru berpotensi memperkuat pandangan yang bias gender dan kurang mengenakkan tentang standar ideal tubuh seseorang, tren yang makin marak belakangan ini.

Perbudakan merupakan salah satu elemen cerita yang paling sering muncul dan kontroversial dalam genre isekai. Anime Harem in the Labyrinth of Another World menampilkan hal ini secara gamblang. Judul anime ini bahkan harus diubah untuk perilisan internasional karena mengandung kata "budak". Lebih lanjut, protagonis Michio Kaga justru digambarkan sebagai pendukung aktif dan pelaku praktik perbudakan yang tidak berperikemanusiaan.

Pada episode pembuka, salah satu tindakan pertama Michio setelah memasuki dunia fantasi adalah membeli budak atas saran pedagang budak. Michio bahkan melanjutkan aksinya dengan mengambil misi demi mendapatkan uang untuk membeli lebih banyak budak. Penggambaran anime ini terhadap penggunaan budak oleh Michio sebagai tindakan heroik sangatlah tidak pantas dan memuakkan.

Serial The Saga of Tanya the Evil menampilkan protagonis yang terlahir kembali sebagai Tanya von Degurechaff. Tanya, yang sebelumnya adalah seorang manajer biasa, menjelma sosok yang kejam dan bengis di dunia barunya. Sesuai dengan judulnya, Tanya tanpa ragu melakukan tindakan jahat yang dahulu hanya ia khayalkan.

Di dunia barunya, Tanya bahkan tidak keberatan bergabung dengan negara yang mirip Nazi Jerman karena dianggap logis. Tanya digambarkan sebagai seorang fasis yang membenarkan kekejamannya dengan dalih pragmatisme, tak berbeda dengan para tiran dunia nyata yang menggunakan alasan serupa untuk menutupi kejahatan mereka terhadap kemanusiaan. Akibatnya, The Saga of Tanya the Evil bisa dilihat sebagai cerita penggemar berlatar belakang Nazi Jerman fantasi yang mengangkat negara tersebut sebagai pihak yang benar dalam peperangan. Dengan penggambaran seperti ini, tidak heran jika Tanya menjadi salah satu protagonis anime paling kontroversial.

Dunia anime isekai kerap menghadirkan tokoh protagonis yang memiliki masa lalu kelam. Namun, karakter Renya Kunugi dalam Young Again in Another World tergolong ekstrem. Setelah meninggal pada usia lanjut, Renya bereinkarnasi menjadi lebih muda dan kuat di dunia lain, lengkap dengan kekuatan spesial dan misi dari dewa.

Masalah utama Renya terletak pada masa lalunya yang kelam. Ia adalah penjahat perang dalam Perang China-Jepang II. Ia diketahui telah membunuh ribuan orang. Penggambaran Renya yang seolah-olah dibenarkan atas perbuatannya tersebut menjadi permasalahan utama serial ini.

Selain itu, penulis MINE diketahui memiliki pandangan nasionalis sempit yang berujung pada komentar kebencian terhadap negara-negara Asia Timur lainnya. Mengingat sensitivitas sejarah terkait kejahatan perang Jepang pada Perang Dunia II, terutama terhadap China dan Korea Selatan, penggambaran karakter dan latar belakang cerita Young Again in Another World dinilai sangat tidak pantas. Akibat kontroversi tersebut, anime ini batal tayang setelah diumumkan pada 2018.

Penting untuk diingat bahwa karakter bermasalah dalam anime isekai tidak selalu mencerminkan nilai-nilai yang positif. Mereka dapat menjadi pengingat tentang bahaya ideologi dan tindakan yang keliru. Oleh karena itu, penting bagi para penonton untuk kritis dan bijak dalam menyikapi penggambaran karakter-karakter tersebut.