9 Sisi Baik Emosi di Inside Out 2, Anxiety Tak Selalu Buruk

Inside Out 2 adalah film garapan Pixar Animation Studios yang tayang sejak 14 Juni 2024. Film ini lanjutan dari Inside Out (2015) yang mengisahkan perjalanan batin dari gadis 11 tahun bernama Riley Andersen. Ia dikendalikan oleh lima karakter emosi, Joy (Keriangan), Sadness (Kesedihan), Fear (Ketakutan), Disgust (Kemuakan), dan Anger (Kemarahan).
Dalam Inside Out 2, Riley mulai merasakan pasang surut emosi yang berbeda, di mana dirinya telah menginjak 13 tahun dan mengalami masa pubertas. Kompleksitas batin ini didukung oleh hadirnya 4 karakter baru di ruang kendali emosi dalam benak Riley, yakni Ennui (Bosan), Embarrassment (Malu), Envy (Iri), dan Anxiety (Kecemasan).
Jika ditotal, ada sembilan macam emosi yang menemani perjalanan batin Riley di usia remajanya. Kesembilan emosi yang divisualisasikan dalam Inside Out 2 juga menyadarkan kita bahwa setiap emosi bisa memandu pada pemahaman diri secara mendalam. Berikut sisi baik dari sembilan emosi dalam Inside Out 2 yang sangat mengejutkan. Setuju?
1. Joy

Terlihat seperti satu-satunya emosi positif, Joy yang bertanggung jawab menciptakan kebahagiaan bagi Riley juga mengajak penonton untuk tetap melihat sisi terang dari segala kejadian, baik yang menyenangkan maupun menjengkelkan.
Selain itu, Joy juga mengajak kita untuk punya tujuan hidup yang jelas supaya bisa membuat perencanaan yang lebih terarah. Jika melihat dari bagaimana caranya membawa diri, penonton seakan diajak untuk meniru antusiasme Joy dalam menjalankan tanggung jawabnya dan tetap percaya diri bahwa apa yang dilakukannya adalah demi kebaikan bersama.
2. Sadness

Karakter berwarna biru dengan wajah suram ini juga menyadarkan kita akan pentingnya memproses setiap perasaan. Kesedihan ada bukan untuk disembunyikan atau diabaikan. Mengakui dan meregulasi perasaan sedih justru bisa menjadi langkah awal untuk proses penyembuhan.
Tak hanya itu, mampu mengenali rasa sedih dan mau menunjukkannya pada orang tertentu juga dapat mendorong timbulnya rasa empati orang lain. Kamu bisa mempertahankan kualitas hubungan sosial.
Bersama Sadness, kita belajar untuk bangkit dari luka dan bertumbuh jadi pribadi yang lebih tangguh. Merasakan sedih bukan berarti lemah. Malahan, menghadirkan sisi melankolis dalam situasi tertentu justru dapat menciptakan momen hidup lebih berkesan.
3. Fear

Rasa takut (fear) adalah mekanisme bertahan hidup terhadap kondisi yang mengancam dan membahayakan. Dalam Inside Out 2, karakter Fear merepresentasikan rasa takut dengan baik serta berpesan pada kita agar selalu waspada dan mempersiapkan "penyelamat hidup" untuk menghadapi bahaya yang sedang terjadi.
Fear juga memberikan pengajaran bermakna, yakni mendorong setiap orang untuk mau menghadapi segala tantangan dengan berani dan berhati-hati. Pesan tersebut sangat kontras sekaligus selaras dengan sifat dasar dari karakter berwarna ungu ini.
4. Disgust

Bermuka sinis, bermulut pedas, kerap berekspresi jijik, dan agak narsis membuat karakter ini seakan jadi opsi terakhir untuk dijadikan rujukan dalam mengambil pembelajaran bijak. Menariknya, Disgust adalah karakter yang sangat jujur dan bisa dibilang layak menjadi seorang yang bisa diandalkan.
Disgust telah mengajarkan pada kita untuk peka melihat situasi agar bisa mendeteksi potensi kengerian. Dengan begitu, kita bisa memperbaiki, mencegah, atau bahkan menjauhinya. Selain itu, ia juga mengajak kita untuk mendekati hal-hal yang sekiranya bisa membuat diri sendiri merasa lebih baik.
Pelajaran lain yang bisa kita ambil darinya adalah jangan buru-buru menilai orang lain. Karakter sesinis Disgust saja ternyata punya hati yang baik dan sangat tulus, lho
5. Anger

Karakter berwarna merah menyala dan selalu meluapkan amarah ini akan dengan mudah dianggap sebagai tokoh jahat (villain) dalam Inside Out 2. Mengejutkannya, Anger adalah salah satu karakter penting dan memiliki penokohan yang sangat mendalam. Anger rela membuang sifat aslinya untuk sementara demi memberikan dorongan positif dan motivasi.
Dari film ini, Anger menunjukkan bahwa kemarahan bisa memotivasi kita untuk melakukan aksi nyata dan berani membela kebenaran. Singkatnya, gunakan amarah sebagai motivasi untuk mengembangkan diri, bukan untuk membuat kerusakan.
6. Ennui

Kadang, kita perlu bersikap lebih tenang di tengah hidup yang intens dan ambisius. Hal serupa juga diajarkan oleh Ennui, karakter emosi yang selalu memasang muka bosan dan tak berenergi.
Sebagai karakter dengan penampilan lesu, Ennui juga menyiratkan pesan untuk tidak membuang energi demi hal-hal yang tak penting. Lebih lanjut, rasa bosan bisa jadi indikasi untuk mengetahui mana yang penting bagi kita dan mana yang tidak.
Dari sikap dan pembawaannya di sepanjang film, Ennui juga membuka mata kita bahwa rasa bosan dapat memacu kreativitas dan "memaksa" kita untuk melakukan hal berbeda. Selain itu, sikap Ennui yang mampu menyeimbangkan intensitas emosi juga mengajarkan pada kita untuk bersikap lebih tenang dan jangan bereaksi secara berlebihan.
7. Embarrassment

Menjadi karakter emosi yang celingus dan berwarna merah muda layaknya muka merona, Embarrassment sangat cocok menggambarkan perasaan malu dan canggung yang kerap dirasakan manusia. Saat merasa malu, karakter dengan ukuran paling besar di antara karakter emosi lainnya ini akan menyembunyikan seluruh wajahnya, kecuali hidung, menggunakan hoodie yang selalu ia kenakan.
Pada dasarnya, rasa malu (embarrassment) adalah emosi dalam konteks sosial yang memaksa setiap orang untuk mematuhi norma-norma dalam bermasyarakat. Saat ada yang melanggar norma tersebut, maka ia akan merasa malu. Dari Embarrassment inilah kita bisa belajar untuk bersikap sebagaimana norma berlaku dan tetap rendah hati.
8. Envy

Tak seperti Embarrassment yang desain karakternya sesuai namanya, Envy justru digambarkan sebagai karakter mungil dan ceria dengan mata besar yang hampir selalu berbinar. Karakter warna biru kehijauan ini menjadi yang paling kecil di antara karakter emosi lainnya. Fakta mengenai ukuran Envy yang mungil ternyata mewakili perasaan inferior seseorang saat membandingkan dirinya dengan orang lain.
Iri (envy) adalah perasaan yang muncul saat melihat orang lain memiliki hal yang kamu inginkan, tapi belum kesampaian, dan merasa layak untuk memilikinya juga. Namun, sifat seperti ini tak selalu berdampak negatif selama kita pandai mengarahkannya.
Dari Envy, kita jadi tahu tentang hal yang sangat ingin dicapai dan dimiliki. Rasa iri ini juga akan mendorong kita untuk berusaha lebih keras agar bisa meraihnya.
9. Anxiety

Anxiety atau kecemasan adalah semacam alarm bawaan otak untuk menjaga kita tetap aman dari kemungkinan bahaya. Hal ini juga sejalan dengan tujuan dari Anxiety, karakter warna oranye dengan rambut seperti air mancur dalam Inside Out 2.
Meski sikapnya agak berlebihan, Anxiety juga memberikan beberapa pelajaran berharga, bahwa merasa cemas adalah hal yang normal karena setiap orang punya kelemahan dan semua pengalaman emosional adalah bagian penting dari terbentuknya identitas diri.
Lisa Damour, psikolog klinis yang ikut terlibat dalam proyek pengerjaan Inside Out 2, juga berpendapat bahwa rasa cemas dapat memandu dan menjaga kita agar tetap menjalani hidup dengan aman. Kita tak bisa menutup-nutupi perasaan ini jika ingin terus bertumbuh.
Selain itu, Anxiety juga mengajak kita untuk merencanakan dan melakukan persiapan dengan matang sebelum mengambil tindakan. Anxiety tak selamanya buruk, lho.
Setiap emosi adalah petunjuk tentang siapa kita dan apa yang sebenarnya kita butuhkan. Menganalisis emosi sama dengan menggali jati diri yang belum tersingkap. Bahkan, emosi iri dan kecemasan yang memiliki stigma negatif ternyata tetap bisa memandu kita bertumbuh jika pandai meregulasinya. Kalau kamu dapat pembelajaran apa dari Inside Out 2?