Ada Sherlock Jr, 13 Film Bisu yang Bisa Kamu Nikmati di Akhir Pekan  

Film yang mendapatkan box office ini dibintangi oleh aktor legendaris dengan gayanya yang khas yaitu Charli Chaplin. Dia tak hanya menjadi pemain tapi juga turut menyutradarai film City Lights. Tak hanya bercerita tentang hal-hal romantis, film ini juga menyisipkan sentuhan komendi.

City Lights sendiri bercerita tentang seorang pria miskin yang jatuh cinta dengan wanita buta penjual bunga. Pria tersebut dikenal dengan the Tramp yang berusaha keras untuk dekat dengan wanita pujaannya.

Cintanya yang tulus ternyata turut membuat the Tramp menerima banyak masalah. Pasalnya gadis buta tersebut terlilit hutang ditengah kondisinya yang serba kekurangan. Tak ingin kekasihnya sedih dan menderita, the Tramp berusaha keras untuk membantu gadis tersebut.

Jika tahu tentang Joker, wajib tahu film yang menginspirasinya yaitu The Man Who Laughs. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama dari penulis dan penyair dari Perancis bernama Victor Hugo.

Film ini bercerita tentang Gwynplaine anak dari Lord Clancharlie yang dihukum mati oleh lawan politiknya, Raja James II di Inggris. Tak hanya itu, wajah Gwynplaine juga dirusak dengan bentuk senyum permanen dan diasingkan dari kerajaan.

Walaupun rendah diri dengan penampilannya yang tak sempurna, Gwynplaine juga merasakan jatuh cinta kepada seorang wanita. Wanita tersebut adalah Dea, gadis buta yang tak bisa melihat kekurangan Gwynplaine namun bisa melihat ketulusan dari Gwynplaine.

Dengan latar belakang pertempuran Inggris dan Perancis, Joan ditangkap dan diadili lantaran keyakinannya. Joan diadili oleh pendeta Perancis yang setia pada Inggris lantaran Joan mengaku diberi misi oleh Tuhan untuk mengusir Inggris dari Perancis.

Hal ini tentu saja membuat banyak pihak pro dan kontra sehingga membuatnya harus bertahan menahan siksaan yang diberikan. Bahkan Joan harus rela dibakar karena pengakunnya tersebut oleh pada pendukung Inggris.

Seorang ahli proyeksi film dikagetkan dengan kenyataan bahwa tunangannya dirampok oleh pencuri. Tanpa pikir panjang, ahli proyeksi film tersebut segera mencari pencuri tersebut sekalian menyalurkan hasratnya untuk menjadi detektif yang tak pernah terwujud.

Dengan peralatan dan kemampuan seadanya, ahli proyeksi film mengejarnya sampai stasiun kereta. Sayangnya, dia tak menyadari bahwa pengejaran yang dilakukan hanyalah jebakan semata.

Merasa putus asa dan tak tahu harus bagaimana, dia kembali ke bioskop dan kembali merajut mimpinya untuk menjadi Sherlock Holmes yang hebat dalam tidurnya.

Metropolis adalah film fiksi yang digambarkan cukup unik pada zamannya. Karena dalam pembuatannya mencoba memproyeksikan tahun 2027 dengan teknologi yang ada.

Film ini bercerita tentang kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin yang bertambah parah karena si pemilik kota yaitu Fredersen. Dia hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja tanpa melihat buruh yang bekerja siang malam dan bisa meninggal setiap saat.

Melihat hal itu, anaknya yaitu Freder mencoba membantu para buruh dengan bantuan Maria, wanita penggerak para buruh. Namun tak mudah karena Fredersen ternyata dibantu oleh ilmuwan gila yang mencoba membuat robot dengan kemampuan seperti manusia yang membuat kondisi makin runyam.

Nosferatu kerap dianggap sebagai film adaptasi drakula yang paling awal dalam sejarah perfilman. Film ini tergolong sederhana dengan konflik yang tak terlalu kompleks. 

Cerita bermula ketika sepasang suami istri yang pindah ke Transylvania dekat dengan kastil. Bisa ditebak bahwa kastil tersebut bukanlah kastil biasa melainkan Count Orlock, tempat sekumpulan drakula. Drakula tersebut tak hanya meneror sepasang suami istri tersebut, tapi juga meneror warga desa setempat. 

Sayangnya film ini mengalami kebangkrutan lantaran Florence Stoker, istri dari Bram Stocker menutut rumah produksi Nosferatu. Hal ini dikarenakan Nosferatu dianggap film ilegal sebab melakukan adaptasi novel Dracula karya Bram Stoker tanpa izin.

Pernah membayangkan gak sih sebuah film detektif disajikan dalam bentuk film bisu? Kalau ingin merasakan perbedaannya, wajib nonton The Cabinet Of Dr. Caligari.

Film ini bercerita tentang seorang dokter yaitu Dr. Caligari yang terlibat dalam kematian dan pembunuhan salah satu karakter bernama Alan. Sebelumnya, Alan dan temannya yaitu Francis berkunjung ke Dr Caligari untuk menyembuhkan penyakit jalan tidur yang dialami Cesare.

Tak hanya itu, fakta bahwa Cesare bisa membaca masa depan termasuk kematian Alan, membuat mereka masuk mereka dalam daftar orang yang patut dicurigai. Adakah diantaranya adalah pembunuh Alan.

Film ini merupakan film bisu yang berasal dari Jerman dan banyak yang percaya menjadi film LGBT internasional pertama. Pandora's Box berfokus pada satu karakter wanita yang bernama Lulu dan hubungannya dengan pria dan wanita.

Diperankan oleh Louise Brooks, Lulu adalah wanita yang energik, cantik, menggoda dan mampu memikat banyak pria dan wanita. Tak terbatas dari penerbit surat kabar saja, pemain sirkus, anak produser, hingga teman masa kecilnya juga tertarik dengan pesonanya.

Dengan banyaknya penggemar, bukan rahasia lagi jika Lulu mengambil keuntungan finansial dari hubungannya tersebut. Walaupun kenyataannya Lulu bukanlah seorang pelacur.

Namun kecantikan dan pesona Lulu ternyata bak pedang bermata dua bagi hidupnya. Campur tangan Jack The Ripper menjadi twist menarik pada akhir akhir cerita.

Perjalanan keluar angkasa ternyata sudah terbayang sejak awal tahun 1900-an, yang terbukti dengan adanya film A Trip To The Moon. Film ini bercerita tentang sekelompok ilmuwan yang berencana untuk pergi ke bulan. 

Berbeda dengan NASA, ilmuwan dalam film ini membuat sebuah kapsul yang nantikan akan ditembakkan ke bulan oleh meriam. Sesampainya di bulan, mereka beristirahat dan bertemu dengan alien dan benda-benda langit lainnya.

Film ini cocok banget untuk mengetahui bagaimana orang zaman dahulu berpikir tentang bulan. Termasuk bentuk dan bagaimana cara untuk ke sana.

Bagi kamu yang suka dengan peperangan, Battleship Potemkin adalah salah satu rekomendasi yang bisa kamu tonton. Tak hanya filmnya yang bagus tapi sang sutradara Sergei Eisenstein adalah orang yang berpengaruh dalam sejarah perfilman.

Dengan pengeditan yang luar biasa pada zamannya, film ini menjadi satu film yang berpengaruh pada perkembangan film setelahnya. Tak hanya membuat film terkenal, Sergei Eisenstein juga mengkonseptualisasikan cara kerja film dan pengaruhnya terhadap penonton.

Film yang tayang tahun 1925-an ini bercerita tentang pemberontakan para pelaut di Potemkin kepada awak kapal yang terus menindas mereka. Dipimpin oleh Vakulinchuk, mereka menuntut untuk mendapatkan kebebasan.

Tak hanya film yang diperankan oleh Charli Chaplin, salah satu film bisu lain yang bikin terpingkal-pingkal adalah The General. Film ini dibintangi oleh Buster Keaton yang merupakan salah satu komedian terbaik yang pernah tampil di layar kaca.

Walaupun berlatar keadaan perang, The General bisa meramunya menjadi film komedi dengan aksi-aksi yang cukup rumit. Dimana Keaton menjadi seorang yang jenius dalam memanipulasi lokomotif uap tapi tak bisa berdamai dengan kekasihnya.

Konon, bagi kamu yang tak suka dengan film bisu tetap bisa tertawa dengan menonton film The General. 

Satu lagi film dari Charli Chaplin yang bisa masuk dalam daftar tontonan mingguan, yaitu The Gold Rush. Komedian legendaris ini bisa bersandiwara menjadi siapa saja termasuk menjadi pencari atau penambang emas.

The Gold Rush becerita tentang Charli Chaplin yang mencari emas dengan sahabatnya di sungai dingin Alaska. Namun malang, mereka malah terjebak dalam badai salju yang mengharuskan mereka untuk mencari perlindungan. Sialnya, pemilik tempat perlindungan tak mengizinkan masuk.

Kalau sekarang banyak sekali anak muda yang membuat vlog, dulu pernah ada film yang berkonsep sama berjudul Man With A Movie Camera. Film tanpa narasi ini berusaha mendokumentasikan kota di Uni Soviet tahun 1920-an.

Disutradarai oleh Dziga Vertov, film ini menggambarkan bagaimana kehidupan sehari-hari di Rusia dari pagi hingga malam dalam bentuk jepretan kamera. Tak hanya sebuah dokumenter tapi film ini adalah bagian dari seni sinematik.

Ditayangkan dengan berbagai genre, film-film bisu ini layak banget ditonton. Mulai dari komedi romantis hingga horor ditayangkan dengan bentuk tak biasa yaitu tanpa percakapan dan tampilan hitam putih.