Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
film Titanic (dok. Paramount Pictures/Titanic)

Intinya sih...

  • Jaws (1975) - Kalimat legendaris “You’re gonna need a bigger boat” dari film Jaws bukan hasil improvisasi, melainkan lelucon kru yang dimasukkan ke dalam skrip.

  • Goodfellas (1990) - Adegan di restoran ketika karakter Tommy DeVito berubah jadi menakutkan bukanlah hasil improvisasi penuh, tetapi ide dari Joe Pesci yang disukai sutradara.

  • Full Metal Jacket (1987) - Meski R. Lee Ermey membawa pengalaman pribadi, hinaan brutalnya sebagian besar telah ditulis terlebih dahulu oleh Stanley Kubrick bersama tim penulis.

Dalam film, ada banyak adegan yang terasa begitu spontan sampai-sampai penonton yakin itu adalah hasil improvisasi dari para aktor. Kalimat yang terucap begitu pas dan reaksi yang terlihat natural sering membuat kita percaya bahwa semua itu tidak ditulis di atas naskah. Beberapa bahkan menjadi legenda, dibicarakan ulang sebagai momen-momen yang tidak disengaja.

Namun, kenyataannya tak selalu seperti yang kita kira. Beberapa adegan yang dianggap hasil improvisasi justru telah dirancang dan ditulis dengan sangat hati-hati oleh para sutradara atau aktornya sendiri sebelum syuting dimulai. Jadi, mana saja adegan film dianggap improvisasi padahal aslinya memang sudah direncanakan?

1. Jaws (1975)

film Jaws (dok. Universal Pictures/Jaws)

Banyak orang mengira bahwa kalimat legendaris “You’re gonna need a bigger boat” dari film Jaws diucapkan secara spontan oleh Roy Scheider. Adegan tersebut terasa sangat natural, terutama di tengah ketegangan ketika sang karakter melihat hiu raksasa untuk pertama kalinya. Karena saking pas dan ikoniknya, publik pun percaya bahwa kalimat itu lahir dari improvisasi murni.

Namun faktanya, kalimat tersebut bukanlah hasil spontanitas Scheider. Itu sebenarnya adalah lelucon yang sering diucapkan oleh kru selama produksi, mengomentari kondisi logistik yang kurang ideal. Meski awalnya sekadar candaan internal, kalimat itu akhirnya dimasukkan ke dalam skrip dan menjadi salah satu kutipan film paling dikenang sepanjang masa.

2. Goodfellas (1990)

film Goodfellas (dok. Warner Bros/Goodfellas)

Adegan di restoran ketika karakter Tommy DeVito (Joe Pesci) berubah dari lucu jadi menakutkan dalam sekejap adalah salah satu momen paling tegang di Goodfellas. Kalimat “Funny how? Like I’m a clown? I amuse you?” terdengar sangat spontan dan membuat penonton ikut deg-degan, sehingga banyak yang percaya bahwa itu murni improvisasi dari Pesci.

Kenyataannya, adegan itu bukan sepenuhnya improvisasi. Pesci memang pernah mengalami kejadian serupa di dunia nyata dan mengusulkan ide tersebut saat latihan dengan Ray Liotta. Sutradara Martin Scorsese pun menyukai hasilnya dan memasukkan dialog tersebut ke dalam naskah. Jadi meskipun awalnya lahir dari improvisasi, pada saat syuting resmi dilakukan, semua sudah terstruktur dengan rapi.

3. Full Metal Jacket (1987)

film Full Metal Jacket (dok. Warner Bros/Full Metal Jacket)

Karakter Sersan Hartman di Full Metal Jacket dikenal karena sumpah-serapah dan hinaan brutalnya terhadap para prajurit baru. Banyak penonton yakin bahwa aktor R. Lee Ermey, yang memang mantan pelatih militer sungguhan, melakukan semua itu tanpa naskah alias full improvisasi.

Meski Ermey memang membawa pengalaman pribadi ke dalam perannya, dialognya tidak sepenuhnya spontan. Sebagian besar hinaan kasar tersebut telah ditulis terlebih dahulu oleh Stanley Kubrick bersama tim penulis. Namun Ermey diberi ruang untuk menambahkan improvisasi kecil yang sesuai dengan latar belakang militernya. Hasilnya performa yang terasa sangat nyata.

4. Titanic (1997)

film Titanic (dok. Paramount Pictures/Titanic)

Adegan saat Jack berdiri di ujung kapal dan berteriak “I’m the king of the world!” adalah salah satu momen paling ikonik dari film Titanic. Karena terlihat sangat emosional dan penuh semangat, banyak orang mengira bahwa Leonardo DiCaprio mengucapkannya secara spontan tanpa naskah.

Padahal, kalimat itu bukan ide dari DiCaprio. Justru sutradara James Cameron yang menciptakannya di lokasi syuting dan meminta Leo untuk mengucapkannya. Keputusan itu tepat karena kalimat tersebut menjadi salah satu simbol keberanian dan kebebasan meski sama sekali tidak lahir dari improvisasi.

5. Willy Wonka and the Chocolate Factory (1971)

film Willy Wonka and the Chocolate Factory (dok. Silver Screen/Willy Wonka and the Chocolate Factory)

Ketika pertama kali muncul di depan gerbang pabrik cokelat, Willy Wonka (Gene Wilder) terlihat berjalan tertatih-tatih dengan tongkat, seolah ia pria tua renta. Tapi tiba-tiba, ia melakukan jungkir balik dan berdiri tegak dengan penuh energi. Penonton dibuat bingung apakah ini karakter yang bisa dipercaya?

Banyak yang mengira adegan itu hasil improvisasi brilian dari Gene Wilder. Namun kenyataannya, itu adalah bagian dari rencana sejak awal. Wilder sendiri yang meminta adegan itu dimasukkan ke dalam film karena ingin penonton langsung merasa curiga pada Wonka. Trik teatrikal itu menunjukkan betapa perencanaan bisa sama mengejutkannya dengan improvisasi.

Jika improvisasi sering dipuji sebagai puncak kreativitas, bagaimana rasanya jika tahu kalau adegan film dianggap improvisasi justru hasil perencanaan matang? Masihkah kita bisa membedakan mana akting yang benar-benar spontan dan mana yang sudah dirancang sedemikian rupa?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team