7 Adegan Kematian Paling Kejam di MCU, Bikin Trauma!

- Black Bolt dan Mister Fantastic menjadi korban adegan kematian yang brutal dalam Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022).
- Kematian Vision di Avengers: Infinity War (2018) dan Maria Hill di Secret Invasion (2023) juga dianggap terlalu kejam oleh penggemar.
- Kematian Quicksilver di Avengers: Age of Ultron (2015) dan Anatoly Ranskahov dalam Daredevil (2015) juga menuai kontroversi karena kebrutalannya.
Marvel Cinematic Universe (MCU) memang dikenal dengan momen-momen emosional dan penuh kejutan. Namun, ada beberapa kematian karakter yang terasa terlalu ekstrem, sehingga bikin fans trauma. Sepanjang perjalanan film dan serialnya, MCU telah menghadirkan berbagai adegan kematian yang brutal, bahkan dalam proyek dengan rating PG-13 sekalipun.
Baik karena kekerasan, cara penyajian, maupun keputusan untuk membunuh karakter tertentu, beberapa adegan ini meninggalkan rasa tidak nyaman di kalangan penggemar. Berikut adalah beberapa adegan kematian di MCU yang dianggap terlalu berlebihan saking kejamnya.
1. Black Bolt

Dalam Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022), ada banyak adegan kematian mengejutkan, terutama saat Scarlet Witch membantai anggota Illuminati Earth-838. Salah satu yang paling mengerikan adalah kematian Black Bolt. Dengan kekuatan suara yang bisa menghancurkan kota, ia seharusnya jadi salah satu yang paling berbahaya.
Namun, Scarlet Witch membalikkan kekuatannya sendiri dengan menutup mulutnya hingga membuat kepala Black Bolt meledak dari dalam. Adegan ini begitu mengejutkan dan berdarah, bahkan untuk ukuran film MCU.
2. Mister Fantastic

Kematian Reed Richards yang diperankan oleh John Krasinski juga menjadi salah satu momen paling mengecewakan di film Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022). Penggemar sudah lama berharap Krasinski memerankan Mister Fantastic, tetapi setelah akhirnya muncul, karakternya langsung dibunuh dengan cara brutal. Scarlet Witch menghancurkan tubuh Mister Fantastic perlahan hingga terurai seperti benang sebelum meledakkan kepalanya. Selain sadis, adegan ini juga membuat penampilan perdana Krasinski di MCU terasa sia-sia.
3. Vision

Kematian Vision di Avengers: Infinity War (2018) bukan karena kekerasan yang berlebihan, melainkan karena kesedihannya. Wanda Maximoff terpaksa membunuh kekasihnya sendiri demi menyelamatkan alam semesta. Namun, pengorbanan itu langsung dibatalkan ketika Thanos memutar waktu dan membunuh Vision lagi dengan cara menghancurkan kepalanya. Melihat Vision mati dua kali dalam waktu singkat membuat momen ini terasa terlalu kejam, terutama bagi Wanda yang sudah berkorban begitu besar.
4. Maria Hill

Maria Hill mungkin bukan karakter utama, tapi ia punya peran penting di Infinity Saga dan dikenal sebagai salah satu sekutu setia Nick Fury. Ketika muncul kembali di Secret Invasion (2023), banyak penggemar berharap karakternya mendapat porsi cerita lebih besar.
Sayangnya, ia justru dibunuh di episode pertama. Keputusan ini dianggap berlebihan, karena menghapus potensi besar untuk mengeksplorasi dinamika Hill dan Fury, hanya demi menambah kesan “taruhan tinggi” dalam serial yang tidak terlalu diterima dengan baik.
5. Teman-teman Rocket Raccoon

Guardians of the Galaxy Vol. 3 (2023) menjadi salah satu film MCU dengan nuansa paling kelam. Latar belakang Rocket Raccoon akhirnya terungkap dan penonton diajak menyaksikan masa lalunya yang penuh penderitaan di tangan High Evolutionary.
Adegan ketika teman-teman hewan Rocket tewas saat mencoba melarikan diri menjadi salah satu momen paling menyayat hati. Melihat hewan yang polos dan penuh kasih diperlakukan kejam terasa jauh lebih mengganggu dibandingkan kematian manusia membuat banyak penggemar menilai film ini menampilkan kekerasan yang terlalu emosional dan sulit ditonton.
6. Quicksilver

Kematian Quicksilver di Avengers: Age of Ultron (2015) menjadi salah satu keputusan paling mengejutkan dan kontroversial di MCU. Dalam upayanya menyelamatkan Hawkeye dan seorang anak, sang speedster tertembak karena tidak cukup cepat menghindari peluru, sesuatu yang tampak tidak masuk akal bagi karakter secepat dirinya.
Banyak penggemar menilai keputusan untuk membunuh Pietro terlalu tergesa-gesa, apalagi mengingat itu adalah debut pertamanya di MCU. Jika memang ingin membuatnya tewas, cara yang lebih logis atau emosional mungkin akan terasa lebih masuk akal. Namun, versi ini justru terasa seperti langkah yang terlalu jauh bagi Marvel.
7. Anatoly Ranskahov

Sebagai penutup, tidak ada kematian di MCU yang lebih brutal daripada yang dialami Anatoly Ranskahov. Dalam Daredevil (2015), Wilson Fisk alias Kingpin (Vincent D’Onofrio) membunuhnya dengan cara yang sangat sadis, yaitu berulang kali membanting pintu mobil hingga kepala Anatoly terpenggal.
Adegan ini menampilkan darah dan potongan tubuh secara gamblang, sehingga membuat banyak penonton terkejut dan merasa adegan tersebut terlalu ekstrem untuk ukuran MCU. Durasi yang panjang dan kekerasan yang ditampilkan secara detail membuat momen ini terasa berlebihan, bahkan untuk karakter sekejam Kingpin.
Beberapa kematian di MCU memang meninggalkan kesan mendalam, bukan hanya karena brutalnya adegan, tapi juga karena cara emosinya disampaikan. Dari kematian tragis hingga yang benar-benar mengerikan, momen-momen ini menunjukkan bahwa dunia Marvel tidak selalu penuh kemenangan. Justru lewat kehilangan dan kekerasan inilah, MCU berhasil memperlihatkan sisi kelam yang membuat kisah para pahlawan terasa lebih manusiawi dan bermakna.


















