5 Adegan Paling Menyentuh di No Other Land, Menguras Emosi

Film dokumenter pemenang Oscar 2025, No Other Land, resmi tayang di bioskop Indonesia mulai Jumat (7/3/2025). Film ini menceritakan kisah perjuangan Basel Adra dan warga Tepi Barat dalam menghadapi penggusuran oleh tentara Israel.
Terjadi secara nyata dan minim dramatisasi, film No Other Land menyajikan berbagai momen menyentuh akibat peristiwa tersebut. Sering kali momen-momen ini membuat tertegun ketika menonton adegannya.
1. Pengusiran warga Masafer Yatta, mereka harus tinggal di goa

Momen pengusiran warga Masafer Yatta terjadi hampir di seluruh durasi film. Sejak awal, kejadian diperlihatkan ketika tentara-tentara Israel dengan paksa memerintahkan para warga untuk keluar dari rumah yang mereka tempati dan menggusurnya.
Untuk tetap bertahan hidup, mereka akhirnya mencari goa yang bisa ditinggali. Memasukkan barang-barang yang bisa diselamatkan dan hidup untuk sementara, sampai waktu yang belum bisa ditentukan, di goa-goa tersebut.
2. Penembakan Harun di depan ibunya

Setelah terusir dari rumah mereka yang kawasannya dijadikan tempat area pelatihan militer Israel, para warga mencoba membangun rumah baru dengan alat-alat seadanya pada malam hari.
Sayangnya, aksi mereka ketahuan oleh tentara Israel yang berujung perebutan paksa alat-alat konstruksi bangunan. Puncaknya adalah ketika tentara mencoba menyita sebuah generator listrik dari keluarga Harun yang membuat pria Palestina itu ditembak di depan ibunya sendiri.
3. Basel nyaris ditangkap karena merekam peristiwa penggusuran

Basel dan Yuval sering kali terlibat cekcok dengan tentara Israel ketika merekam kejadian penggusuran di desa mereka. Setelah berbagai konfrontasi terjadi, Basel menjadi target tentara yang kesal karena kamera terus diarahkan kepada mereka.
Basel terjatuh, dikepung, dan hampir diamankan. Namun karena usaha dari keluarga dan teman yang berada di sana, ia berhasil kabur.
4. Tentara Israel menggusur SD selagi aktivitas belajar mengajar berlangsung

Tentara Israel gak cuma menggusur rumah-rumah warga, melainkan lahan mereka untuk bertani, kandang-kandang ternak, bahkan hingga sekolah.
Setelah berkali-kali ditargetkan untuk digusur dan menemui kegagalan, pihak Israel benar-benar menggusur salah satu SD yang terletak di dekat rumah Basel. Bahkan aksi penggusuran tersebut terjadi ketika anak-anak masih berada di dalam kelas sedang belajar.
5. Yuval berkali-kali jadi sasaran protes keluarga Basel

Sebagai orang Israel yang membantu warga Masafer Yatta, posisi Yuval di film No Other Land cukup serba salah. Sebagian keluarga Basel dan warga Palestina lain, tetap memandang Yuval adalah orang Israel yang harus bertanggungjawab pada serangkaian peristiwa ketidakadilan itu.
Ia beberapa kali harus menjadi wadah protes bagi keluarga Basel yang kesal terhadap aksi-aksi tentara Israel. Meski begitu, Yuval sama sekali gak pernah marah dan malah berusaha memahami kesalnya orang-orang Palestina terhadap negaranya.
Di ending, Yuval memberikan kata-kata semangat yang menyentuh terhadap Basel. Percaya bahwa Palestina bisa keluar dari situasi tak menguntungkan ini dalam waktu dekat.
Secara garis besar, seluruh adegan yang ditunjukkan di film No Other Land sangat menguras emosi.