Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Album yang Dibenci Banyak Orang, padahal Punya Nilai Seni Tinggi

Coldplay (instagram.com/coldplay)
Coldplay (instagram.com/coldplay)
Intinya sih...
  • S&M - Metallica: Album live yang megah dengan orkestra simfoni, menyajikan pengalaman musik baru yang luar biasa.
  • A Thousand Suns - Linkin Park: Karya konsep tentang ketakutan akan perang nuklir dan kehancuran manusia, dianggap sebagai salah satu karya paling visioner dalam karier Linkin Park.
  • Ghost Stories - Coldplay: Titik balik emosional bagi Coldplay setelah bercerai, album minimalis yang menjadi masterpiece tersembunyi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak semua album yang dibenci saat pertama kali rilis pantas mendapat reputasi buruk. Karya-karya yang terlalu berbeda dari ekspektasi sering kali dianggap gagal, bahkan sebelum benar-benar dipahami. Para musisi yang mencoba hal baru atau berani keluar dari zona nyaman kerap harus menghadapi kritik keras, baik dari penggemar maupun kritikus.

Namun seiring waktu, banyak dari album ini justru dianggap sebagai mahakarya tersembunyi yang terlalu visioner untuk zamannya. Album-album ini menunjukkan bahwa seni tidak selalu harus menyenangkan semua orang. Dalam daftar ini, kita akan melihat lima album yang dibenci banyak orang, padahal punya nilai seni tinggi.

1. S\&M – Metallica

Biasanya, album live dianggap sebagai pelengkap saja dalam katalog band rock besar. Namun Metallica tak pernah puas hanya bermain aman. Ketika mereka bekerja sama dengan orkestra simfoni dan merilis S\&M, banyak penggemar berat merasa dikhianati, terutama mereka yang menganggap Metallica adalah lambang musik thrash metal sejati.

Namun di balik semua kritik itu, album ini justru menyajikan pengalaman musik yang megah. Aransemen orkestra yang digarap Michael Kamen memberi lapisan emosional baru pada lagu-lagu seperti “For Whom the Bell Tolls” dan “One." Bahkan lagu-lagu baru seperti “No Leaf Clover” terdengar luar biasa megah.

Bagi yang membuka hati, mendengar “Master of Puppets” dimainkan dengan dukungan orkestra adalah pengalaman yang tidak mudah dilupakan.

2. A Thousand Suns – Linkin Park

Setelah era kejayaan nu-metal perlahan memudar, banyak band kesulitan beradaptasi, termasuk Linkin Park. Saat mereka merilis A Thousand Suns, banyak fans kecewa karena mereka hampir sepenuhnya meninggalkan suara gitar yang keras dan beralih ke arah elektronik dan eksperimental. Album ini pun dianggap terlalu aneh dan terlalu jauh dari akar awal mereka.

Namun, justru di sinilah letak kejeniusan A Thousand Suns. Album ini bukan sekadar koleksi lagu, tapi karya konsep tentang ketakutan akan perang nuklir dan kehancuran manusia. Lagu seperti “Waiting For The End” dan “Wretches and Kings” menunjukkan keberanian mereka dalam bereksperimen dan menciptakan suasana yang intens.

Dulu dianggap terlalu aneh, kini banyak orang melihatnya sebagai salah satu karya paling visioner dalam karier Linkin Park. Kamu setuju?

3. Ghost Stories – Coldplay

Setelah melewati fase pop megah dalam Mylo Xyloto, Coldplay justru mengejutkan semua orang dengan Ghost Stories, yakni album yang sangat minimalis, introspektif, dan jauh dari semangat stadion. Album ini dibuat setelah Chris Martin bercerai dari Gwyneth Paltrow, dan banyak yang menganggap lagu-lagu di dalamnya terlalu suram dan datar.

Namun jika didengarkan lebih dalam, Ghost Stories justru menjadi titik balik emosional bagi Coldplay. Lagu seperti “Magic” dan “Midnight” mengandalkan nuansa elektronik yang sunyi, tapi menyentuh.

Meskipun “A Sky Full of Stars” terdengar agak keluar dari tema, album ini tetap konsisten sebagai refleksi pribadi yang kuat. Di antara album Coldplay yang paling sering diabaikan, Ghost Stories adalah masterpiece tersembunyi yang layak dihargai ulang.

4. Done With Mirrors – Aerosmith

Ketika Aerosmith kembali bersatu di pertengahan 1980-an, banyak penggemar menyambutnya dengan antusias, namun anehnya, Done With Mirrors justru seolah diabaikan begitu saja. Album ini menjadi semacam korban ekspektasi yang terlalu tinggi, apalagi mengingat Steven Tyler dan Joe Perry baru saja berdamai setelah bertahun-tahun konflik.

Padahal secara musikal, Done With Mirrors adalah usaha jujur untuk kembali ke akar rock ‘n roll mereka. Lagu seperti “Let the Music Do the Talking” dan “Darkness” menunjukkan semangat eksplorasi seperti masa awal mereka.

Meskipun tidak sempurna, album ini terasa lebih organik dibandingkan karya-karya berikutnya yang terlalu dipoles oleh penulis lagu profesional. Jika diberi kesempatan, Done With Mirrors sebenarnya menyimpan semangat liar yang pernah membuat Aerosmith legendaris.

5. Neighborhoods – Blink-182

Ketika Blink-182 kembali bersatu untuk membuat Neighborhoods, banyak penggemar bingung dengan arah musik mereka. Album ini lebih gelap, eksperimental, dan terdengar seperti proyek solo Tom DeLonge daripada Blink yang dikenal lewat lagu-lagu jenaka seperti “All the Small Things”. Tak heran jika banyak yang kecewa.

Namun, di balik semua itu, Neighborhoods memperlihatkan kematangan musikal yang belum pernah mereka tunjukkan sebelumnya. Lagu seperti “Ghost on the Dance Floor” dan “After Midnight” menunjukkan sisi emosional dan dewasa yang menyentuh.

Meski tak sepopuler era awal mereka, album ini menjadi batu loncatan penting sebelum akhirnya mereka benar-benar bersatu kembali dalam One More Time.

Musik selalu berkembang dan begitu juga cara kita menilainya. Album yang dulu dicap gagal bisa berubah menjadi karya penuh makna jika kita berani mendengarkannya tanpa prasangka. Jadi, dari lima album ini, mana yang paling ingin kamu beri kesempatan kedua?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us