TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Merdeka! Film “The East” Ungkap Sejarah Penting di Sulawesi Selatan 

Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah ya

Salah satu adegan film The East (NEW AMSTERDAM FILM COMPANY/MILAN VAN DRIL)

Bulan Agustus memang spesial ya buat rakyat Indonesia. Seperti yang sudah kita tahu pada tanggal 17 Agustus nanti, kita akan merayakan HUT RI ke-76. Meski di tengah kondisi pandemik, kita tetap bisa menyambut hari kemerdekaan dan merasakan euforianya dengan nonton film-film perjuangan. Salah satunya, film “The East” yang bisa kamu tonton di Mola TV.

Film “The East” bercerita tentang seorang pemuda relawan bernama Johan De Vries, diperankan oleh Martijn Lakemeier yang tergabung dalam pasukan Belanda di bawah kepemimpinan Kapten Raymond Westerling dalam operasi pembantaian penduduk desa di Sulawesi Selatan. Penasaran gimana review-nya? Langsung simak yuk. Merdeka!

Baca Juga: New York Sedang Banyak Teror! Serial “FBI” Siap Ungkap Kasusnya

1. Disutradarai oleh Jim Taihuttu, seorang warga Belanda berdarah Maluku

Jim Taihuttu saat di lokasi pembuatan film The East (NEW AMSTERDAM FILM COMPANY/MILAN VAN DRIL)

Multitalenta! Satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan seorang Jim Taihuttu. Pria yang lahir di Venio, Belanda pada tanggal 6 Juli 1981 ini memiliki darah Maluku dari sang ayah. Bakatnya saat menjadi sutradara sudah terbukti dengan beberapa karya, yaitu: Rabat tahun 2001, Wolf tahun 2013, dan di tahun 2020, Jim membuat film yang berjudul “The East”. 

Selain itu, Jim juga merupakan salah satu personel di Yellow Claw, grup DJ yang sudah gak asing ditelinga para pecinta musik EDM. Grup ini masih eksis hingga sekarang, bahkan pada bulan Juli 2020 lalu Yellow Claw berkolaborasi dengan grup Weird Genius featuring Reikko dengan merilis single berjudul “Hush”.

2. Premis film ini berdasarkan kisah nyata, mengundang banyak kontroversi

Salah satu adegan film The East (NEW AMSTERDAM FILM COMPANY/MILAN VAN DRIL)

Film “The East” ini diproduksi oleh kerjasama dari 3 negara, yakni: Belanda, Indonesia dan Belgia. Premis film ini berdasarkan kejadian nyata tragedi pembantaian Raymond Westerling yang merupakan peristiwa pembunuhan terhadap ribuan warga sipil di Sulawesi Selatan pada tahun 1946-1947.

Banyak pihak yang merasa keberatan dengan film garapan Jim. Film ini dinilai mencemarkan nama baik pejuang KNIL, propaganda Anti-Belanda, hingga protes dari putri Westerling, yaitu Palmyra Westerling. Sempat mendapat gugatan hukum, namun akhirnya gugatan tersebut gugur dan Jim dinyatakan tidak bersalah. Wah, perjuangan banget ya!

3. Konflik nyata, dilema menyelesaikan misi atau rasa kemanusiaan

Salah satu adegan film The East (NEW AMSTERDAM FILM COMPANY/MILAN VAN DRIL)

Point of view film ini, diambil dari kisah prajurit Belanda bernama Johan De Vries yang diperankan oleh Martijn Lakemeier. Pada awalnya, Johan kagum dengan kepemimpinan Raymond Westerling yang diperankan oleh Marwan Kenzari.

Namun, ketika pertempuran semakin intensif, Johan dirundung konflik batin yang membuatnya dilema. Johan De Vries mempertanyakan dan menantang strategi brutal komandan dalam menghentikan perlawanan demi rasa keadilan dan kemanusiaan.

Baca Juga: Pompa Adrenalin! Ini Cerita dan Action Seru dari Serial “Seal Team”

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya