Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Stoikisme merupakan salah satu aliran filsafat yang paling populer di dunia, saking populernya nama filsafat ini diadaptasi menjadi kata bahasa Inggris "Stoic", yang artinya bersifat tenang. Inti filsafatnya juga tidak jauh dari ketenangan.
Baru-baru ini filsafat stoikisme kembali booming di dunia, termasuk di Indonesia. Namun sebenarnya esensi ajaran stoik mudah sekali kita ditemui dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, salah satunya dalam media hiburan seperti anime.
Salah satu anime yang sarat akan nilai-nilai stoikisme adalah "Mushi-shi". Anime ini bercerita tentang perjalanan Ginko, seorang ahli supernatural yang mencari penghasilan dengan mengatasi gangguan yang berhubungan dengan makhluk ghaib bernama Mushi, orang-orang seperti Ginko ini disebut sebagai Mushi-shi. Dari perjalanan Ginko sebagai Mushi-shi ini terdapat banyak sekali nilai-nilai stoikisme yang bisa kita petik, apa saja itu? Berikut penjelasannya.
1. Bersikaplah tenang di berbagai keadaan
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Ketenangan adalah inti dari stoikisme, dan Ginko yang merupakan tokoh utama anime ini memiliki ketenangan yang luar biasa, ia tak mudah terpengaruh oleh keadaan apapun. Berulang kali Ginko ditempatkan dalam keadaan yang sulit bahkan mengancam nyawa, namun ia selalu mengedepankan logika untuk menyelesaikan masalahnya, bukannya terpuruk maupun panik seperti orang kebanyakan. Sebagaimana kata Seneca "orang lebih sering menderita dalam pikiran daripada kenyataan".
2. Jangan terpaku masa lalu, jangan terlalu mencemaskan masa depan, fokuslah dengan masa kini
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Ginko tidak pernah meratapi masa lalunya, apapun yang pernah ia alami hanya diingat sebagai pelajaran berharga. Ginko juga jarang mencemaskan masa depan, Ia hanya fokus terhadap hari yang sedang dijalaninya. Setiap episode Mushi-shi juga mempunyai cerita yang independen satu sama lain, ini mencerminkan bahwa setiap hari adalah kisah baru.
3. Jangan terlalu mengejar hal-hal eksternal
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Stoikisme dikenal vokal dalam membedakan hal eksternal dan internal. Hal eksternal meliputi uang, percintaan dan popularitas. Ginko tidak terpaku dengan hal-hal tersebut, ia selalu puas dengan apa yang ia miliki.
Baca Juga: 8 Cara Menerapkan Stoikisme Supaya Hidup Kamu Lebih Bahagia
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Bersungguh-sungguh dalam bekerja tanpa terjebak dalam obsesi
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Terdapat anggapan bahwa stoikisme membuat orang mudah menyerah dan tidak bersungguh-sungguh dalam pekerjaan. Anggapan tersebut tentu terbantah dengan adanya Marcus Aurelius, seorang filsuf stoa yang juga merupakan kaisar terkuat pada masanya. Sebagaimana Marcus Aurelius, Ginko juga bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya tanpa terobsesi materi ataupun ambisi.
5. Lihat segala hal dengan apa adanya
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Stoik percaya bahwa segala hal sifatnya netral, baik buruk sesuatu tergantung pada cara kita memandang hal tersebut. Ginko juga demikian, ia tidak pernah bersedih walaupun hidupnya terbilang sulit, ia juga tidak punya obsesi berlebihan terhadap uang walaupun bisa saja ia memeras orang-orang dengan kemampuannya.
6. Berbuat baiklah tanpa berharap macam-macam
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Kita tidak bisa mengontrol apa yang akan terjadi kepada kita, namun kita bisa mengontrol tindakan yang akan kita lakukan, maka dari itu berbuat baik tidak harus didasari oleh balasan yang kita inginkan. Ginko selalu mematok tarif jasanya secara sukarela, padahal mengingat pekerjaannya berhubungan dengan nyawa maka bisa saja ia mematok harga yang tinggi, bahkan tak jarang ia hanya meminta makan dan izin menginap untuk pembayaran jasanya.
7. Jangan bersifat self-centered
cuplikan anime Mushi-shi (dok. Artland/Mushi-shi) Menyadari bahwa dunia tidak hanya berputar mengikuti diri sendiri adalah hal yang penting. Cerita "Mushi-shi" Tidak berfokus kepada Ginko, namun kepada orang-orang yang ia temui sepanjang jalan. Ini mengajarkan bahwa semua orang punya cerita dan masalahnya masing-masing.
Baca Juga: 5 Kutipan Stoikisme untuk Hidup yang Lebih Baik, Filosofis Banget!