TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Film Persahabatan Antarlelaki yang Tak Sekadar Pamer Maskulinitas 

Film rilisan tahun 2022 mendominasi

film Close (dok. A24/Close)

Persahabatan antar sesama laki-laki dan sesama perempuan sering dibedakan dari tipe ikatannya. Todd Migliaccio, dalam tulisan berjudul "Typologies of Men’s Friendships: Constructing Masculinity through Them" di jurnal Masculinities & Social Change, tidak menampik adanya asumsi bahwa persahabatan antar sesama laki-laki merupakan ikatan instrumental, yakni hubungan resiprokal untuk mencapai kepentingan tertentu. 

Berlainan dengan pertemanan antar sesama perempuan yang lebih ekspresif dan terbentuk karena ikatan emosional. Nyatanya, lewat risetnya pada 12 responden laki-laki, Migliaccio menemukan bahwa sebenarnya laki-laki ingin lebih ekspresif dan terbuka ketika bicara perasaan dan emosi.

Namun, mereka sering kali terjegal konstruksi sosial yang mengkategorikan kedua hal tersebut dalam kotak karakter feminin. Ini pula yang membuat penggambaran persahabatan antarlelaki dalam film pun kebanyakan fokus pada nilai-nilai maskulinitas.

Namun, tidak dengan keenam film berikut. Bisa dibilang, film ini berani karena mencoba memperkenalkan sisi melankolis dari persahabatan antarlelaki.

1. Close (2022)

cuplikan film Close (dok. European Film Academy/Close)

Saat bicara film Close (2022) di Film at Lincoln Center, sutradara muda Lukas Dhont terinspirasi dari sebuah buku nonfiksi tentang persahabatan antarlelaki. Kesimpulan dari buku yang ia baca kurang lebih sama dengan riset Migliaccio, bahwa sejak kecil laki-laki sebenarnya ingin membangun ikatan emosi dan hubungan yang ekspresif dengan rekan sesama laki-laki.

Namun, seiring bertambahnya usia, mereka didoktrin dengan nilai-nilai maskulinitas yang membuat laki-laki cenderung menjaga jarak dan enggan memperlihatkan emosi. Dhont kemudian memilih untuk membangun plot film terbarunya tersebut lewat sudut pandang dua anak laki-laki yang mulai beranjak remaja. Keunikan karya sinematik ini mengantarkan Dhont merebut nominasi Oscar pertamanya pada 2023 ini. 

2. The Banshees of Inisherin (2022)

Colin Farrell dan Barry Keoghan dalam film The Banshees of Inisherin (dok. Searchlight Pictures/The Banshees of Inisherin)

The Banshees of Inisherin (2022) merupakan salah satu film yang merebut nominasi ganda di Oscar 2023. Dengan latar sebuah pulau terpencil di Irlandia, Martin McDonagh berhasil membuat plot genius dari premis yang sebenarnya sederhana. 

Lakonnya dua sahabat karib yang terlibat konflik ketika salah satu dari mereka mengubah prioritas hidupnya. Tak hanya fokus menyelami hubungan pertemenan dua lakon, Colm dan Padraic, bromance antara Padraic dan Dominic juga seru diamati. Ini salah satu karya brilian yang bersahaja, sih. 

Baca Juga: 7 Film Persahabatan Perempuan karya Sutradara Non-Amerika

3. RRR (2022)

Ran Charam dan Jr NTR dalam film RRR (dok. DVV Entertainment/RRR)

Bertemakan perjuangan kemerdekaan India dari koloni Inggris, RRR mungkin tak bisa melepaskan identitas maskulin dan heroisme yang melekat pada karakter laki-laki di dalamnya. Namun, sutradara S.S. Rajamouli tidak serta merta melupakan unsur melankolis dan sifat-sifat manusiawi dari kedua lakon di filmnya. 

Bisa dibilang RRR adalah salah satu film yang mencerminkan maskulinitas positif. Konsep tersebut merujuk pada pemanfaatan karakter-karakter maskulin pada pria untuk berkontribusi positif pada sesama tanpa melupakan sifat-sifat manusia yang penuh kerentanan dan insekuritas. 

4. First Cow (2019)

film First Cow (dok. A24/First Cow)

Digarap sutradara perempuan Kelly Reichardt, elemen melankolis dalam hubungan pertemanan antarlelaki dalam First Cow (2019) pun cukup kuat. Lakon dalam film ini adalah dua pria imigran asal Eropa dan Asia di Amerika Serikat yang berusaha mencari penghidupan dengan membangun bisnis bersama. 

Mengingat latarnya sekitar abad ke-18, bisnis yang mereka lakoni cukup sederhana, yaitu membuat roti goreng menggunakan resep temuan mereka sendiri. Saat bisnisnya berkembang, mereka mulai menghadapi cobaan-cobaan tak terduga. 

5. Green Book (2018) 

poster film Green Book (dok. Participant/Green Book)

Green Book yang memenangkan tiga Piala Oscar memang superior dari berbagai sisi. Ide cerita sampai pemilihan cast-nya memang patut diacungi dua jempol. Film adaptasi kisah nyata ini mengungkap hubungan pertemanan dua pria dari ras berbeda di Amerika Serikat pada era1960-an. 

Film ini membuktikan bahwa ikatan pertemanan sesama laki-laki tidak melulu didasari pada persamaan hobi atau aktivitas yang sama. Terlihat keduanya bisa membentuk ikatan kuat karena sama-sama merasakan susahnya jadi minoritas alias warga negara kelas dua di Amerika Serikat. 

Baca Juga: 18 Film Barat Terbaik Berkaitan dengan Waktu, Mind-blowing!

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya