7 Film Persahabatan Perempuan karya Sutradara Non-Amerika

Dari fase remaja sampai dewasa

Beda dengan pertemanan antarlelaki, jalinan persahabatan antarperempuan dikenal lebih kompleks dan dinamis. Alia Wong dalam tulisannya di The Atlantic yang berjudul "Why Women’s Friendships Are So Complicated" mengulas buku You're the Only One I Can Tell: Inside the Language of Women's Friendships dari Deborah Tannen yang menjelaskan beberapa faktor penyebabnya. 

Pertama, kecenderungan perempuan untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga terkadang masalah yang datang akan diselesaikan dengan tidak berbicara sementara waktu atau bahkan memutus kontak secara keseluruhan. Kedua, perempuan lebih peka secara emosi sehingga dalam sesi curhat sesama perempuan akan melakoni perbincangan yang mengeksplorasi perasaan mereka dan akan cenderung memberikan dukungan emosional.

Ini pula yang membuat kisah persahabatan perempuan jadi menarik buat diangkat jadi film. Kamu mungkin sudah kenal dengan film-film Hollywood macam Lady Bird, Frances Ha, dan Booksmart.

Coba, deh, nonton film persahabatan perempuan karya sutradara non-Amerika. Tak kalah memikat dan dalam eksplorasinya.

1. One Sings, The Other Doesn't (1977)

https://www.youtube.com/embed/e81uf9dyT7c

One Sings, The Other Doesn't adalah film karya Agnes Varda yang berlatar era pergerakan emansipasi perempuan di Prancis pada 1960 sampai 1970-an. Lakonnya adalah Pauline dan Suzanne, dua perempuan yang memiliki visi memperjuangkan hak mereka atas tubuhnya.

Persahabatan Pauline dan Suzanne dipotret sebagai hubungan yang suportif, walaupun kedua lakonnya memiliki sifat personal masing-masing. Pendekatan terhadap aktivismenya pun berbeda.

2. Four Adventures of Reinette and Mirabelle (1987)

7 Film Persahabatan Perempuan karya Sutradara Non-Amerikaadegan film Four Adventures of Reinette and Mirabelle (dok. Les Films du Losange via imdb.com)

Persahabatan perempuan juga sering dipotret Eric Rohmer dalam karya-karyanya. Sang sutradara berhasil menyihir penonton lewat film Four Adventures of Reinette and Mirabelle. Konflik di sinema ini jauh lebih minimalis dan sederhana ketimbang film Agnes Varda, tetapi tak kalah menarik. 

Kamu akan diajak mengikuti kehidupan dua mahasiswa bernama Reinette dan Mirabelle yang memutuskan menyewa apartemen bareng di Paris selama masa studi mereka. Film ini dibagi jadi empat babak dan bisa mengundang gelak tawa.

3. My Girlfriend's Boyfriend (1987)

https://www.youtube.com/embed/h9OjR_RCA6Y

Kalau suka film sebelumnya, kamu wajib coba karya Eric Rohmer lainnya yang berjudul My Girlfriend's Boyfriend. Dengan sentuhan komedi, drama romantis satu ini mengikuti secuplik kehidupan dua sekawan bernama Lea dan Blanche.

Lea diceritakan sudah memiliki pacar bernama Fabien, tetapi hubungan keduanya mulai renggang karena beberapa perbedaan yang tak bisa mereka temukan solusinya. Sementara, Blanche naksir dengan salah satu kenalan Lea yang bernama Alexandre dan sang sobat aktif membantunya melakukan pendekatan. Lewat beberapa kejadian dan pertemuan, keempat karakter ini menemukan pencerahan yang tak terduga di akhir film. 

Baca Juga: 6 Film Korea Siap Tampil di Festival Film Internasional Toronto 2022

4. Parched (2015)

https://www.youtube.com/embed/LWbk3EcCq9A

Tayang perdana di TIFF, Parched mengikuti keseharian empat perempuan di sebuah desa di Rajasthan. Khas pedesaan India, kehidupan perempuan dibatasi dan terancam berbagai hal seperti pernikahan dini, KDRT, pelecehan dalam pernikahan, dan lain sebagainya. 

Lakon utama dalam Parched adalah para istri yang harus mengalami banyak hal tak menyenangkan dalam pernikahan mereka. Suami yang suka melakukan kekerasan dan mabuk-mabukan, dipandang rendah karena janda, dan lain sebagainya.

Film ini mencoba mengeksplorasi persahabatan empat perempuan ini mendorong mereka berdaya dan memberdayakan perempuan lain di tengah himpitan sosial dan ekonomi meski dalam skala yang sangat kecil. Konflik dan resolusinya realistis.

5. Adolescentes (2019)

https://www.youtube.com/embed/BmJmz4XrBz0

Tak hanya dalam bentuk fitur, persahabatan perempuan juga coba diangkat lewat sebuah film dokumenter. Tepatnya oleh Sebastien Lifshitz lewat film Adolescentes.

Lifshitz mencermati kehidupan dua sahabat perempuan yang tinggal Brive-la-Gaillarde selama sekitar 5 tahun. Tepatnya ketika mereka berusia 13 sampai 18 tahun. Tak melulu membahas seksualitas seperti film coming-of-age pada umumnya, sang sutradara justru fokus pada isu kesadaran kelas dan kepribadian.

6. Outside Noise (2020)

https://www.youtube.com/embed/yv006BjrDbA

Meski dirilis tahun 2020, film garapan Ted Fendt ini dibuatnya menggunakan kamera analog 16mm. Secara garis besar, film ini mengulik kehidupan sekawanan perempuan muda yang berusaha mencari tujuan hidup. Mereka mengalami banyak hal mulai dari korban mansplaining, kebimbangan menentukan karier, sampai insomnia, dan isu kesehatan mental lainnya.

Sekilas Outside Noise bakal mengingatkanmu pada film minimalis dengan dialog meditatif ala Eric Rohmer. Apalagi ia juga berlatar Eropa, kali ini Jerman dan Austria.

7. My Friend From the Park (2015)

https://www.youtube.com/embed/KcdodOH1V_g

Dari Eropa, kamu bisa terbang ke Argentina lewat film My Friend From the Park. Bila kebanyakan film tentang persahabatan perempuan didominasi era remaja dan usia 20 tahunan, kali ini kamu diajak meneropong jalinan solidaritas para ibu.

Plot dimulai lewat pertemuan sosok ibu baru dengan seorang ibu lain yang juga mengasuh anaknya di taman. Beda dengan kebanyakan ibu lain yang bangga dan lega dengan peran baru mereka, dua sosok ibu ini ternyata berbagi kegelisahan dan kesulitan yang sama dalam fase tersebut. 

Ketujuh film di atas bisa jadi gambaran menarik tentang persahabatan perempuan dari fase ke fase. Mulai dari remaja sampai dewasa dan dari lajang sampai ke fase pernikahan serta menjadi ibu.

Baca Juga: Review Film Fire of Love, Tayang di Sundance Film Festival: Asia 2022

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya