TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Cerita Menarik Sakdiyah Maruf, Berkomedi Tanpa Mengolok-ngolok!

Menyampaikan hal tabu lewat komedi

Sakdiyah Maruf di Panggung Hijrah IMS 2020 (17/1), IDN Times/Erfah Nanda

Menyampaikan pendapat di era zaman sekarang memang sudah mulai bebas. Namun berbeda jika menyampaikan hal-hal berbau tabu dan sensitif, tak semua orang bisa menerima. Namun komika dan komedian Sakdiyah Maruf punya cara unik dalam menyampaikan pendapatnya.

Sebagai komedian, Sakdiyah justru berhasil menyampaikan hal-hal berbau sensitif dengan cara yang berbeda. Dirinya mengemas hal tersebut dalam balutan komedi yang menggelitik. Bukan untuk mengolok-ngolok, tapi ini sarana mengeluarkan pendapat. 

Lewat acara Indonesia Millennial Summit, di The Tribrata, Jakarta, pada jumat (17/1), Sakdiyah sebagai salah satu pembicara di stage Hijrah banyak menceritakan hal menarik. Tentang jokes dirinya yang ternyata bukan sekadar lelucon semata, tapi ada pesan tersirat yang dirinya sampaikan. Simak ceritanya berikut, keep reading!

1. Komedi bukan sekadar jokes saja

IDN Times/Panji Galih Aksoro

Beda dengan komedian lainnya yang memang jokes-nya hanya untuk mengundang tawa dari penonton. Bukan hanya tawa tapi Sakdiyah ingin penonton lebih berpikir mengenai hal-hal tabu yang jika disampaikan secara serius memicu kesalahpahaman. 

"Bagi saya gak ada hanya jokes aja, saya yakin kekuatan humor, banyak sekali fungsinya. Kita semua ini manusia, punya prasangka, punya kekurangan, punya keyakinan. Melalui humor kita bongkar dengan santun pemikiran mereka, kita bisa berbicara lewat komedi tentang isu-isu yang berat, isu yang tabu dan sensitif," ucap Sakdiyah. 

2. Bukan untuk mengolok-ngolok

Twitter.com/sakdiyahmaruf

Tak sedikit pula yang berpikir bahwa lelucon itu sebagai candaan, jokes itu sebagai olokan. Akan tetapi, Sakdiyah menuturkan jokes-nya yang gak biasa ini bukan untuk mengolok-ngolok.

"Saya memakai dialog komedi untuk kita berpikir kritis bukan untuk mengolok-ngolok. Melalui komedi mengajak kita berbincang, berdialog tentang pengalaman kita sebagai muslim," ucap Sakdiyah. 

"Misal aku dibilang orang arab, orang bilang orang arab itu pinter agamanya, saya disuruh imam solat, lho padahal saya aja iqro tiga gak lulus saat itu. Hal seperti itu yang sebenernya bukan sekadar lelucon aja, menyadari hal yang tabu," lanjutnya. 

Baca Juga: IMS 2020: Tak Ada Penghalang Perempuan Berkarier Bagi Sakdiyah Maruf

3. Komedi membuat Sakdiyah rendah hati

Sakdiyah Maruf di panggung Hijrah, IMS 2020, Sabtu (17/1), IDN Times/Erfah Nanda

Bukan hanya mengundang tawa aja, tapi berkomedi juga membuka perasaan ikhlas. Menyadarkan bahwa setiap manusia punya kekurangan.

"Dengan tertawa kita merayakan kelemahan kita. Komedi mendidik saya menjadi rendah hati, mengetahui kekurangan dan kelemahan saya," ucap Sakdiyah.

4. Sebagai manusia mari berpendapat

Sakdiyah Maruf di Panggung Hijrah IMS 2020 (17/1), IDN Times/Erfah Nanda

Berbicara tentang pendapat lagi, Sakdiyah menuturkan setiap manusia harus mempunyai keberanian untuk berpendapat. Contohnya, dirinya yang bisa mengeluarkan pendapat hingga unek-unek lewat komedi.

"Kita itu harus punya energi yang sama, bahkan lebih besar untuk membangun daripada melawan. Jadi, energi untuk kita membangun, menunjukkan itu kita mempunyai gagasan," ucap Sakdiyah. 

Baca Juga: IMS 2020: Sakdiyah Maruf Sebut Komedi Mengajarkan Banyak Hal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya