TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[REVIEW] Hamefura Season 2—Kelanjutan Kisah Catarina sebagai Villain

Ceritanya semakin seru dan menghibur

Hamefura (dok. SILVER LINK/Hamefura)

Serial berjudul My Next Life as a Villainess: All Routes Lead to Doom! atau yang lebih akrab disebut Hamefura baru saja merampungkan musim keduanya pada 18 September lalu. Tahun lalu, season pertama anime yang diadaptasi dari light novel karya Satoru Yamaguchi ini juga sempat populer di kalangan penggemar animasi Jepang.

Hamefura adalah anime dengan tema reverse harem, yaitu anime dengan karakter utama perempuan yang dikelilingi oleh beberapa karakter laki-laki menawan yang menyukainya. Berbeda dari anime lain dengan tema serupa, serial berjumlah dua belas episode ini bukan hanya mengulas hubungan karakter utama dan karakter lainnya secara romantis saja. Hamefura juga mengulas kisah persahabatan yang manis, bahkan dengan karakter perempuan pendukung.

Mengusung cerita yang ringan, tetapi anti-mainstream, Hamefura sudah seharusnya masuk watch list, terutama jika kamu merupakan penggemar genre shoujo romance. Ingin tau lebih banyak tentang serial anime satu ini? Yuk, simak review Hamefura Season 2 dari penulis!

1. Kehidupan menyenangkan Catarina Claes di tahun akhir sekolahnya

Catarina sedang berkumpul bersama teman-temannya di pesta. (dok. SILVER LINK/Hamefura)

Untuk kamu yang belum tau, anime ini bercerita tentang seorang gadis yang bereinkarnasi sebagai karakter dalam otome game berjudul Fortune Lover. Bukan menjadi seorang heroine, sang gadis tersebut bereinkarnasi sebagai villain yang memiliki banyak sekali flag kehancuran.

Perjuangan Catarina Claes—karakter utama dalam anime ini—menghindari flag kehancuran pada season pertama. Sementara, season kedua memfokuskan cerita pada kehidupan Catarina di tahun akhir sekolahnya yang dikelilingi oleh teman dan keluarga yang sangat menyayanginya. Kali ini juga, Hamefura akan mengulas sedikit kemajuan kisah cinta Catarina dengan Pangeran Geordo yang merupakan tunangannya.

Selain itu, Karakter baru dengan berbagai sifat pun bermunculan dan membuat cerita dalam anime ini menjadi semakin menarik. Tak cuma slice of life, Hamefura juga menampilkan konflik gelap yang berpadu bersama komedi sehingga serial satu ini menjadi tontonan yang menghibur.

Baca Juga: [REVIEW] Demon Slayer Season 1—Pertarungan para Pembasmi Iblis

2. Menguak sisi lain para karakter yang belum pernah diceritakan di season pertama

Catarina dan Maria bermain peran di sebuah drama panggung. (dok. SILVER LINK/Hamefura)

Sejak season pertama, Hamefura sudah menyorot kisah dari para karakter yang ada. Di season kedua, Hamefura menguak sisi lain para karakter yang belum pernah diceritakan di season pertama. Serial ini semakin cerdas dalam membuat penasaran para penonton.

Salah satu hal yang sangat penulis suka dari Hamefura adalah anime ini tidak kehabisan ide untuk menghadirkan ragam sifat dari para karakter. Kebanyakan memang memiliki karakteristik yang riang dan ceria. Namun, lebih dari itu, masing-masing karakter memiliki sifat yang beragam dan membuat cerita dari serial karya studio SILVER LINK ini semakin berwarna. Beberapa karakter baru juga bermunculan di episode akhir yang kemungkinan besar akan hadir di movie ataupun musim ketiga Hamefura.

3. Diwarnai dengan warna cerah yang identik dengan kebahagiaan

Sophia, Catarina, Marry dan Maria saat liburan musim panas bersama. (dok. SILVER LINK/Hamefura)

Meski nama SILVER LINK tidak seterkenal studio animasi raksasa Jepang lainnya, sudah banyak anime berkualitas yang diproduksi oleh studio animasi satu ini. Beberapa bahkan begitu populer di kalangan penggemar anime, seperti Non Non Biyori, Masamune-kun no Revenge, dan Strike the Blood.

Studio animasi yang berbasis di Tokyo ini sudah cukup lihai menggarap beragam anime dengan tema sekolah dan fantasi, Hamefura adalah salah satu bukti keberhasilan SILVER LINK. Diwarnai dengan warna yang cerah, SILVER LINK berhasil memunculkan vibes menyenangkan sehingga Hamefura menjadi anime yang dapat menebarkan virus bahagia pada para penikmatnya.

4. Lagu opening bertema kerajaan yang selaras dengan jalan cerita

Angela yang merupakan pop band nyentrik asal Jepang turut meramaikan proyek Hamefura Season 2 dengan menyumbangkan lagu opening berjudul "Andate ni Koi wo Shite". Lagu ini bertema ceria dan diiringi oleh musik Celtic khas kerajaan Inggris zaman dulu. Hal ini selaras dengan cerita dalam animenya yang mengusung tema kerajaan.

Sementara itu, lagu ending dibawakan oleh Aoi Shouta, penyanyi sekaligus voice actor yang terkenal dengan warna suaranya yang unik dan mampu memerankan berbagai karakter, termasuk karakter perempuan. Lagu ending tersebut berjudul "Give me me". Menurut penulis pribadi, lagu ini lebih tepat jika digunakan sebagai OST dalam anime bergenre shounen atau isekai karena suara Aoi Shouta yang cukup berat dan nada yang cepat. Meskipun begitu, lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi yang disebut genderless singer ini juga mampu meramaikan setiap episode dalam Hamefura Season 2 ini.

Baca Juga: [REVIEW] Vivy: Fluorite Eye's Song—Perjuangan AI Mencegah Kehancuran

Verified Writer

Jihan Khoerunnisa

Boleh jadi satu langkah yang kamu ambil hari ini, dapat mengubah dunia di hari esok✨

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya