Review Film Ave Maryam: Pergulatan Batin Antara Nafsu, Cinta, dan Dosa
#ReviewFilm Akan tayang di bioskop pada bulan April!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Plaza Indonesia Film Festival yang diadakan selama 4 hari mulai dari 14-17 Februari akan menghadirkan 12 film yang telah diseleksi dari 100 film internasional maupun indonesia. 12 film tersebut menceritakan tema yang berbeda mengenai isu sosial yang sedang marak saat ini. Mulai dari isu transgender hingga toleransi agama.
Ada beberapa film pendek hingga panjang yang mewarnai PIFF, salah satunya Ave Maryam yang disutradarai oleh Ertanto Robby Soediskam. Diperankan oleh berbagai aktor populer seperti Maudy Koesnaedi Chicco Jerikho hingga Olga Lydia.
Film berdurasi 74 menit ini menceritakan tentang toleransi agama dengan mengambil latar kejadian di Semarang. Sukses meraih penghargaan dalam berbagai festival film di berbagai negara, yuk simak ulasan versi IDN Times yang sempat menyaksikan versi uncensored yang ditayangkan pada 14 Februari kemarin.
1. Kisah pengabdian Maryam mengurus biarawati lansia dengan latar kota Semarang
Mengambil latar belakang kejadian di sebuah asrama biarawati di Semarang, film ini memilih lokasi syuting bertema vintage dengan arsitektur tempo dulu yang sangat estetik. Cerita dimulai dengan menggambarkan kehidupan Maryam, seorang biarawati yang mengabadikan diri untuk mengurus biarawati lansia.
Seperti ciri khas film festival pada umumnya, tidak banyak dialog dan backsound dalam film ini. Namun penonton dibuat menikmati dengan detail suara langkah kaki, derit pintu yang dibuka hingga suara yang dihasilkan dari objek yang ada.
Baca Juga: Tiket Habis dalam Waktu 1 Jam, Ini Hal Keren yang Ada di PIFF
Maryam yang hobi membaca juga menyimpan sebuah buku dengan judul dan gambar sampul yang tidak biasa. Keseharian Maryam yang positif seperti memandikan lansia, beribadah di gereja, membuat penonton menanti konflik yang akan dihadapi Maryam. Penonton dibuat menganalisa pesan yang disampaikan melalui permainan mimik wajah yang sangat kuat.
Baca Juga: Review Film Happy Death Day 2U: Kejebak di Hari yang Sama Kedua Kali