5 Tema yang Muncul di Film Yorgos Lanthimos, Sutradara Poor Things
Gak cuma ouf of the box, tapi juga kaya akan renungan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahun lalu, Poor Things (2023) muncul sebagai fenomena di dunia sinema lewat kisahnya mengenai perempuan yang dibangkitkan dari kematian. Film ini tak hanya berhasil menarik hati penonton dengan narasi memikat, tetapi juga menciptakan keunikan tersendiri yang membedakannya dari film-film lainnya. Prestasinya di Oscar 2024, dengan empat penghargaan termasuk Best Actress untuk Emma Stone, menegaskan keberhasilannya.
Kesuksesan Poor Things tak lepas dari tangan dingin Yorgos Lanthimos, sutradara asal Yunani yang dikenal dengan gaya surealismenya yang unik. Sejak Dogtooth (2009) yang mengukuhkannya sebagai salah satu sineas yang patut diperhitungkan, Lanthimos selalu berhasil menciptakan dunia terpisah dari realitas, tetapi tetap memiliki resonansi emosional mendalam.
Apa yang membuat film-film Lanthimos begitu menarik? Dalam artikel ini, kita akan menggali lima tema sentral yang sering muncul dalam film-film Yorgos Lanthimos, dari eksplorasi tentang keluarga dan identitas, hingga romantisme gotik yang menghipnotis. Sebagai fans, jangan-jangan kamu sudah familier dengan salah satunya, nih!
Baca Juga: 10 Film Feminis yang Dibuat Sutradara Laki-Laki, Termasuk Poor Things
1. Absurditas dan surealisme
Film-film Yorgos Lanthimos sering kali menampilkan narasi tak konvensional, sehingga memutarbalikkan ekspektasi penonton. Penggunaan elemen absurd menggiring penonton ke dalam refleksi mendalam tentang realitas. Surealisme dalam karyanya bukan hanya estetika, tetapi juga sarana untuk mengkritik norma sosial.
Dalam Poor Things, misalnya, absurditas muncul dari premis yang ekstrem, di mana kehidupan dan kematian dipermainkan melalui eksperimen ilmiah yang tak biasa. Karakter utamanya, Bella Baxter (Emma Stone), bergerak dalam dunia yang aneh, tapi familier, mempertanyakan batasan-batasan identitas dan kemanusiaan. Dalam film ini, surealisme menjadi jembatan antara dunia dalam film dan pertanyaan-pertanyaan eksistensial penonton.
The Lobster (2015) adalah contoh lain di mana absurditas terwujud dalam premis masyarakat yang mengharuskan lajang untuk menemukan pasangan dalam waktu tertentu atau berubah menjadi binatang. Ini menggambarkan bagaimana absurditas dapat menjadi alat satire yang kuat terhadap tekanan sosial untuk berpasangan.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.