TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Rekomendasi Film Modern Tanpa "Cacat" yang Wajib untuk Kamu Tonton

Tertarik untuk menonton semuanya?

variety.com

Pembuatan film adalah proses yang sangat sulit. Ada begitu banyak orang yang terlibat, masing-masing dengan visi kreatif mereka sendiri, sehingga sulit bagi setiap orang untuk menyatukan ide mereka.

Dengan semua penulisan ulang, uji pemutaran, dan pengeditan di menit-menit terakhir, sungguh menakjubkan bahwa sebuah film akhirnya berhasil dibuat. Walau begitu, banyak film yang biasa-biasa saja dan hanya beberapa yang nyaris sempurna.

Kombinasi skenario yang tepat, sutradara yang tepat, ditambah dengan para pemain dan kru yang tepat mungkin akan melahirkan sebuah film yang sempurna. Berikut 10 film modern tanpa "cacat" yang wajib untuk kamu tonton.

1. John Wick (2014)

thedrive.com

Dibintangi oleh Keanu Reeves, John Wick berlatar di sebuah dunia bayangan yang kejam, dengan sebuah masyarakat rahasia yang penuh dengan koin emas dan aturan misterius. Dalam film ini, ada sebuah hotel berkelas yang dihuni oleh para penjahat dan pembunuh bayaran.

Reeves tidak main-main ketika dia mendaftar untuk John Wick. Dia berlatih lima hari seminggu, delapan jam sehari, selama empat bulan. Dia belajar cara menangani senjata api, berlatih Jujitsu, dan mengendarai mobil seperti bintang tahun 1970-an.

Gun-fu dalam film ini adalah adegan yang wajib dilihat, dan karena film ini disutradarai oleh dua stuntman (Chad Stahelski dan David Leitch), seharusnya tidak mengejutkan bahwa koreografinya sangat baik.

Film ini menceritakan John Wick, seorang duda kesepian dan hanya ditemani oleh anjing yang diberikan oleh almarhum istrinya. Jadi, ketika beberapa gangster membunuh anjingnya, mereka telah membunuh sesuatu yang lebih dari sekadar hewan peliharaannya.

John Wick tidak hanya bercerita tentang seorang mantan hitman yang kembali turun ke lapangan, namun lebih tentang seorang pria yang ingin mengatasi dan berharap untuk mengungkapkan kesedihan dan kemarahannya dengan membunuh sebanyak mungkin orang.

Baca Juga: Keren, 5 Film Jepang Bertema Keluarga Ini Sarat Akan Makna Kehidupan!

2. There Will Be Blood (2007)

slashfilm.com

Daniel Day-Lewis adalah salah satu aktor terbaik sepanjang masa. Ia memang dikenal lewat penampilannya yang luar biasa di Lincoln dan My Left Foot, namun There Will Be Blood mungkin menjadi filmografi terbaiknya bersama sang sutradara, Paul Thomas Anderson. 

Anderson adalah orang di balik film seperti Boogie Nights dan Phantom Thread, tetapi tidak ada film lain yang lebih epik dan brutal dari There Will Be Blood. Film ini menceritakan Daniel Plainview (Daniel Day-Lewis), seorang taipan minyak yang menggambarkan sisi kapitalis Amerika.

Satu-satunya hal yang membuatnya tetap terkendali adalah Pendeta Eli Sunday (Paul Dano) yang licik. Saat keduanya bertarung untuk menguasai minyak, Plainview kehilangan kemanusiaannya sedikit demi sedikit, sampai tidak ada yang tersisa kecuali seorang lelaki tua yang akan membunuh siapa pun demi minyak.

Day-Lewis memainkan Plainview dengan intensitas merenung, namun ketika dia "meledak," itu menjadi momen terbaik dalam film ini. Adapun Anderson, dia berhasil menangkap gambar yang memukau dari beberapa adegan yang luar biasa, semua disertai dengan skor dari Jonny Greenwod yang apik.

Sulit untuk mencari film lain yang berhasil mengungkap sisi gelap dari keserakahan Amerika, dan jika kalian ingin membandingkan There Will Be Blood dengan Citizen Kane, silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar.

3. The Assassination of Jesse James by the Coward Robert Ford (2007)

imdb.com

Disutradarai oleh Andrew Dominik, The Assassination of Jesse James by the Coward Robert Ford adalah film yang "mengapung" layaknya hantu yang melintasi padang rumput yang tertutup salju.

Film ini adalah sebuah epik yang membutuhkan waktu. Tidak ada baku tembak ala film Western, karena film ini hanya mengisahkan dua lelaki yang sangat bermasalah: seorang penjahat yang berjuang melawan penyakit mental dan penggemarnya yang ingin membunuh apa yang tidak bisa ia miliki.

Brad Pitt dan Casey Affleck sedang berada di puncak karier mereka dalam film ini. Pitt memainkan seorang penjahat yang menderita paranoia dan depresi. Dia tenggelam dalam kegelapan, dan di saat-saat warasnya dia berpikir tentang kematian.

Akting Pitt seharusnya diganjar oleh Oscar, namun berhasil disaingi oleh akting Affleck sebagai seorang penjilat yang lemah dan sangat ingin menjadi terkenal.

Selain akting dari mereka berdua, sinematografi dari Roger Deakins juga benar-benar indah. Soundtrack oleh Nick Cave dan Warren Ellis juga menghantui, seperti halnya narasi fakta Hugh Ross, yang mengingatkan bahwa kita sedang bergerak menuju sesuatu yang mengerikan.

4. Spider-Man 2 (2004)

slashfilm.com

Ketika Spider-Man 2 berayun ke bioskop, Roger Ebert menyebutnya sebagai film superhero modern terbaik sejak Superman. Memang, banyak film superhero yang dirilis sejak tahun 2004, tetapi nyatanya klaim Ebert masih bertahan.

Disutradarai oleh Sam Raimi, Spider-Man 2 bukan hanya film superhero terbaik yang pernah dibuat, namun menjadi salah satu sekuel terbesar sepanjang masa, tepat bersama The Empire Strikes Back dan The Godfather Part II.

Tapi tidak seperti film-film suram itu, Spider-Man 2 tetap menjaga tone ringan dari film pertamanya sambil membawa pertaruhan emosional ke tingkat yang baru.

Film ini memiliki beberapa set yang luar biasa, seperti adegan untuk pertempuran epik di kereta antara Spidey dengan Doc Ock. Dalam film ini, Peter Parker (Tobey Maguire) berjuang untuk melawan seorang ilmuwan gila sambil melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pacar dan mempertahankan pekerjaan miliknya.

Singkatnya, Spider-Man 2 lebih dari sekadar film pahlawan yang melawan orang jahat. Seperti yang dikatakan Michael Curley di PopMatters, "Di Spider-Man 2, penonton tidak hanya mendukung Peter untuk menghentikan penjahat atau menyelamatkan dunia, namun mereka juga ingin dia bahagia, menemukan keseimbangan, dan mendapatkan pekerjaan."

Spider-Man 2 adalah film superhero pertama yang memberi kita seorang pahlawan yang benar-benar dibutuhkan, dan turut mengatur template untuk film Marvel yang akan datang.

5. Silence (2016)

dailygeekshow.com

Dari Ingmar Bergman ke Darren Aronofsky, para pembuat film sering merenungkan dua pertanyaan spiritual yang penting: apakah Tuhan itu ada? Dan jika ada, apa yang dia inginkan? Walau Martin Scorsese terkenal dengan film-film gangsternya, nyatanya dia menghabiskan banyak waktu untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Pada tahun 1988, ia mengambil sudut pandang baru Injil dengan film The Last Temptation of Christ. Hampir 30 tahun kemudian, Scorsese kembali dengan Silence, sebuah film tentang krisis iman yang menimpa seorang pria, ketika tampaknya ia telah ditinggalkan oleh Tuhan.

Butuh waktu sekitar 28 tahun bagi Scorsese untuk membawa Silence ke layar lebar, yang membuat film ini terasa seperti iman itu sendiri. Film ini menceritakan dua pendeta Yesuit (Andrew Garfield dan Adam Driver) yang menyelinap ke Jepang untuk menemukan mentornya yang hilang (Liam Neeson) yang diduga sudah melakukan kemurtadan.

Ketika pendeta Rodrigues (Andrew Garfield) ditangkap, ia dipaksa untuk membuat keputusan yang sulit: menyangkal dan mengambil risiko hukuman, atau menyaksikan saudara-saudara Kristennya disiksa sampai mati.

Dia pun berdoa dan meminta bantuan dari Tuhan, namun tidak ada jawaban, tidak ada mukjizat, dan dia merasa seolah-olah sudah dihancurkan oleh keheningan Tuhan.

Gambar dalam film ini diambil dengan indah oleh Rodrigo Prieto, yang kontras dengan keindahan Jepang dengan kebrutalan orang-orang yang disalib di laut. Skor yang disusun oleh Kim Allen Kluge dan Kathryn Kluge juga mengejutkan dalam kesederhanaannya, dengan hanya mengandalkan suara-suara alam.

Seperti yang ditulis Richard Roeper dalam ulasannya, Silence mengeksplorasi sifat iman, yakni bagaimana hal itu dapat menginspirasi baik harapan dan kekejaman, bagaimana itu bisa menghancurkan kehidupan, serta memberi kita kekuatan untuk berani meskipun ada sedikit keraguan dengan-Nya.

Baca Juga: 10 Film Animasi Disney Terbaik dari Rating IMDB, Nostalgia Masa Kecil!

6. Mulholland Drive (2001)

anothermag.com

Surealisme telah memiliki beberapa juara sinematik selama bertahun-tahun, mulai dari Luis Buñuel hingga Alejandro Jodorowsky. Tetapi pemimpin gerakan modern dalam bidang ini adalah David Lynch.

Lynch memiliki bakat nyata untuk menambang alam bawah sadar dan menciptakan citra mimpi buruk yang menakutkan. Sebagai contoh, ada Eraserhead dan musim ketiga dari Twin Peaks. Tetapi jika kalian ingin melihat Lynch di puncak kariernya, maka lihatlah magnum opus-nya, Mulholland Drive.

Plot film ini seperti menggambarkan mimpi yang dalam dan mengganggu, karena Mulholland Drive membuang plot tradisional dan bekerja secara langsung pada emosi, layaknya musik.

Lagipula, mayoritas adegan film ini adalah mimpi yang sebenarnya, dan dengan melalui alam bawah sadar seorang wanita yang hancur, Lynch menjelajahi intrik gelap Hollywood dan seberapa sering tujuan muluk kita memberi jalan kepada keputusasaan.

Saat melihatnya, kita pun bertanya-tanya tentang logika dalam mimpi ini. Lynch membuat kita terpaku pada layar dengan urutan yang memukau, dan kemudian, tentu saja, ada salah satu adegan paling menakutkan dalam sejarah Hollywood.

Semua hal itu dilengkapi dengan akting yang apik dari Naomi Watts sepanjang film, sehingga tidak heran jika BBC menyebut karya surealis ini sebagai film terbaik di abad ke-21.

7. Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004)

hollywoodreporter.com

Michel Gondry adalah seorang sutradara yang dikenal dengan imajinasi aneh dan magisnya, sedangkan Charlie Kaufman adalah penulis skenario yang dikenal dengan sifat pesimisme dan orisinalitasnya yang gila.

Ketika keduanya menggabungkan kekuatan sinematik mereka pada tahun 2004, mereka berhasil menciptakan film romansa terbaik sepanjang masa yang cukup berani untuk mengungkap dengan saksama sisi buruk cinta dan bagaimana sebuah hubungan romansa sebenarnya bekerja.

Eternal Sunshine of the Spotless Mind dibintangi oleh Jim Carrey sebagai Joel Barish, seorang pria pemalu yang bertemu dengan seorang wanita nyentrik bernama Clementine (Kate Winslet). Setelah hubungan mereka menjadi semakin rumit, Clementine menyetujui sebuah proses untuk menghapus Joel dari ingatannya.

Terluka, Joel menjalani prosedur yang sama. Tetapi ketika teknisi sedang menghapus ingatannya tentang Clementine, Joel berubah pikiran dan memutuskan untuk melawan, lalu dengan putus asa menyimpan kenangan mantan pacarnya jauh di alam bawah sadarnya.

Dengan menggunakan sejumlah efek praktis namun indah, film romansa inventif ini terlihat seperti melompati waktu lewat adegan keluar-masuk ingatan. Naskah sci-fi yang jenius dari Kaufman juga berhasil memenangkan Academy Award.

Film ini tidak mengabaikan rasa sakit dalam membuat sebuah hubungan, dan dengan memeriksa berbagai tahapan romansa, Eternal Sunshine of the Spotless Mind adalah film yang berubah-ubah setiap kali kita menontonnya.

8. Shaun of the Dead (2004)

syfy.com

Lebih dari 35 tahun setelah Night of the Living Dead rilis, Edgar Wright kembali membangkitkan genre zombie dengan Shaun of the Dead, sebuah film komedi romantis yang menampilkan lagu Queen dan dayung kriket.

Film ini mengambil genre yang sudah mati, menghidupkannya kembali, dan memberinya sentuhan komik. Tentu saja, film ini juga mengandung banyak elemen gore. Shaun of the Dead adalah kombinasi sempurna dari tawa, ketakutan, dan drama air mata.

Berkat Wright yang ahli dalam editing dan musik, film ini dipenuhi dengan sentuhan komik yang brilian, seperti pertarungan "Don't Stop Me Now." Dengan Pegg dan Wright yang menulis skenario, Shaun of the Dead pada dasarnya adalah cetak biru bagaimana membuat film komedi yang sempurna.

Sentuhan komedi tidak membuat film ini membosankan. Karakternya konyol, tetapi mereka nyata, jadi ketika mereka mengalami rasa sakit dan kesedihan, film ini membuat kita menangis bersama mereka.

Momen ketika Shaun berhadapan dengan ibunya yang menjadi zombi benar-benar menyedihkan, dan jika kalian tidak menangis selama perpisahan terakhir Ed dan Shaun, yah, kalian mungkin sudah menjadi salah satu mayat hidup.

Walaupun banyak mengalami pengeditan di dalamnya, Shaun of the Dead tetap menjadi salah satu film komedi terbaik sepanjang masa, karena masterpiece ini adalah film yang dibuat dengan sepenuh hati.

9. The Grand Budapest Hotel (2014)

thedissolve.com

Dalam sebuah retrospeksi, sepertinya seluruh karier Wes Anderson sudah diarahkan untuk membuat The Grand Budapest Hotel. Ya, ini adalah film terlarisnya, salah satu filmnya yang paling dicintai, dan berhasil memberi Anderson nominasi Oscar untuk pertama kalinya. Jadi, hal unik apa yang ada di balik popularitas film ini?

The Grand Budapest Hotel adalah perpaduan sempurna dari pembangunan dunia yang cermat dan dialog cerdas dalam tone melankolis yang menjadi ciri khas Anderson. Tetapi di sini ia mengambil lebih banyak hal, menggunakan banyak rasio aspek untuk mengeksplorasi nostalgia, sopan santun, dan sejarah Eropa.

Plot film ini melibatkan seorang bocah lobi bernama Zero (Tony Revolori) yang datang untuk bekerja untuk Monsieur Gustave (Ralph Fiennes) yang flamboyan dan bermulut kotor di Grand Budapest Hotel.

Terletak di perbukitan Eropa yang bersalju, hotel ini adalah salah satu kreasi terbesar Anderson, dengan warna-warna pastel dan desain kamar yang rumit, semuanya dirancang dengan sempurna untuk dunia fantasi ini.

Akhirnya, Zero dan Gustave tertarik ke dalam kasus kejahatan yang melibatkan seorang countess yang mati, lukisan yang berharga, dan penjahat yang menakutkan. Ketika alur film melaju ke depan, Anderson memberi kita komedi mengerikan, adegan aksi bergaya, dan kemunculan beberapa karakter unik.

The Grand Budapest Hotel menjadi udara segar di tengah dunia yang penuh dengan film superhero beranggaran besar. Film ini adalah bukti bahwa gaya dan substansi dapat berjalan seiring, atau paling tidak, keduanya dapat mempertahankan imajinasi dengan cara yang luar biasa.

Baca Juga: 5 Film Horor 80-an Terbaik, Dijamin Bikin Gabisa Tidur!

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya