TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Toksik Banget! 5 Karakter Anime yang Punya Orangtua Ambisius

Para karakter ini harus memenuhi ekspektasi orangtua mereka

Shoto Todoroki (dok. Studio Bones/My Hero Academia)

Memiliki orangtua yang terlalu berambisi memang melelahkan. Selain terus-menerus ditekan, seseorang juga harus merelakan mimpi dan mengutamakan apa pun yang orangtua mereka inginkan. Dalam anime, toxic parents juga banyak mengilhami suatu karakter untuk mengembangkan sifat pendendam dan depresif.

Nah, kelima karakter anime di bawah ini juga memiliki orangtua yang ambisius. Mereka dituntut untuk memenuhi ekspektasi orangtua mereka dan menghadapi banyak kesulitan serta tekanan mental. Siapa saja, ya? Yuk, kita simak satu per satu!

1. Nataku Son (Fire Force)

Nataku Son (dok. Studio David Production/Fire Force)

Nataku dalam anime Fire Force diceritakan sebagai salah satu Pilar yang dipaksa untuk menjadi subjek eksperimen oleh perusahaan Haijima. Menjadi subjek eksperimen membuatnya dipaksa mengeluarkan kekuatannya dan melawan salah satu petarung yang tak kenal ampun, yaitu Kurono.

Meskipun sering merengek, masa lalu Nataku sebelum menjadi Pilar terungkap seiring berjalannya cerita. Ia rupanya juga memiliki orangtua yang selalu menekannya untuk memiliki nilai yang bagus di sekolah. Apabila ia berhasil, orangtuanya akan sangat menyayanginya. Ketika Nataku gagal memenuhi ekspektasi orangtuanya, mereka akan memberikan pandangan penuh kekecewaan yang sangat ia benci. Karena hal ini, Nataku memiliki kecenderungan untuk memaksakan dirinya dan memiliki emosi terpendam yang akan meledak-ledak ketika ia sudah mencapai batas.

Baca Juga: 6 Karakter Kakak Terbaik yang Pernah Ada dalam Anime, Patut Dicontoh!

2. Kousei Arima (Your Lie in April)

Kousei Arima (dok. Studio A-1 Pictures/Your Lie in April)

Kousei berhasil menjadi seorang pianis yang hebat dan diakui oleh banyak orang. Namun, di balik kesuksesannya, ada sosok orangtua yang terus-terusan memarahinya apabila Kousei membuat kesalahan. Dialah Saki Arima, ibu Kousei yang juga seorang mantan pianis.

Berambisi untuk membuat Kousei meneruskan jejaknya, Saki justru menanamkan ketakutan yang mendalam bagi Kousei. Saki pun cukup keras ketika melatih Kousei. Ketakutan tidak bisa memenuhi ekspektasi sang ibu membuat Kousei berlatih begitu keras. Sepeninggal sang ibu, Kousei pun masih dibayang-bayangi oleh sosok ibunya setiap kali menyentuh piano.

3. Nagisa Shiota (Assassination Classroom)

Nagisa dan ibunya (dok. Studio Lerche/Assassination Classroom)

Nagisa dikenal sebagai salah satu murid kelas E yang memiliki tubuh yang mungil dan rambut yang panjang. Ia kerap tampil dengan rambut dikucir selama masa-masa sekolahnya. Penampilannya yang tampak seperti perempuan pun tak lepas dari obsesi sang ibu, Hiromi Shiota.

Meski memiliki paras yang anggun, ibu Nagisa memiliki temperamen yang terbilang buruk apabila keinginannya tidak tercapai. Semasa mudanya, ibu Nagisa selalu dikekang oleh orangtuanya dan gagal untuk mencapai cita-citanya. Hal inilah yang membuatnya begitu terobsesi untuk mendandani Nagisa layaknya anak perempuan dan memaksa Nagisa untuk masuk ke universitas bergengsi.

4. Zeke Yeager (Attack on Titan)

Zeke Yeager (dok. Studio MAPPA/Attack on Titan)

Dalam kilas balik kehidupan Zeke, orangtuanya, yaitu Grisha Yeager dan Dina Fritz, memiliki ambisi untuk membentuk pasukan pembebas Eldia dan merencanakan pemberontakan. Menjadi anak dari sosok revolusioner dan memiliki darah bangsawan Eldia, sedari kecil, Zeke sudah ditanami dengan berbagai doktrin dan ideologi dari orangtuanya dengan harapan Zeke akan turut membantu mereka melawan Marley. Tak hanya orangtuanya saja, para pengikut Eldia juga menaruh banyak harapan untuk Zeke. Namun, ambisi yang berlebihan ini membuat Zeke yang kala itu masih kecil tertekan dan berbalik membuatnya berpikir kalau ia dilahirkan hanya sebagai alat oleh orangtuanya. 

Ia pun mengikuti keinginan orangtuanya dan menjalani pelatihan sebagai pejuang Marley sebagai mata-mata dan untuk mendapatkan kekuatan Titan. Namun, Zeke tidak mampu menjadi sekuat kandidat lainnya dan menjalani pelatihan yang berat. Tanpa menyadari penderitaan anaknya, orangtua Zeke pun merasa frustrasi akan pencapaian Zeke dan semakin memberinya tekanan.

Baca Juga: [REVIEW] The Seven Deadly Sins: Cursed by Light—Holy War Belum Usai!

Verified Writer

Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya