[REVIEW] BELLE—Kisah Klasik dengan Sentuhan Khas Mamoru Hosoda
Wajib ditonton penggemar anime, nih!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah penantian yang cukup panjang, film anime BELLE akhirnya ditayangkan secara perdana di Indonesia mulai 12 Januari 2021. Film terbaru dari Mamoru Hosoda ini sebenarnya telah ditayangkan di Jepang pada 16 Juli 2021 lalu, lho. Penayangannya yang sukses, terutama di Festival Film Cannes, tampaknya juga membuat banyak penggemar seluruh dunia begitu mengantisipasi film anime ini.
Dengan durasi tayang kurang lebih 2 jam, film yang juga berjudul The Dragon and Freckled Princess ini terinspirasi dari dongeng asal Prancis yaitu Beauty and The Beast karya Jeanne-Marie Leprince de Beaumont. Meski terinspirasi dari kisah klasik, BELLE tak akan membuatmu bosan karena alur ceritanya yang terbilang segar lengkap dengan musik dan grafik yang memanjakan mata. Sebelum menonton, yuk, kita cek terlebih dahulu review BELLE yang sudah penulis rangkum setelah menonton film ini. Scroll ke bawah, ya!
1. Kisah klasik yang dibawakan dengan lebih modern
Kisah dalam film BELLE berpusat pada seorang gadis pemalu bernama Suzu. Setelah kematian ibunya, Suzu semakin menutup diri dan tidak pernah memiliki keberanian untuk bernyanyi lagi seperti yang ia lakukan bersama ibunya dulu. Sang sahabat, Hiro, kemudian memperkenalkannya ke sebuah dunia virtual yang disebut U. U sendiri adalah dunia virtual tempat semua orang bisa membuat avatar mereka sendiri berdasarkan kepribadian masing-masing. Suzu pun akhirnya membuat avatarnya yang bernama Bell, sesuai dengan arti nama Suzu yang berarti 'lonceng'. Meski awalnya dibenci karena bintik-bintik di wajah avatarnya, Suzu alias Bell mulai populer karena nyanyiannya yang merdu. Mengikuti popularitasnya, orang-orang di U pun lantas memanggilnya dengan sebutan Belle yang berarti 'cantik' dalam bahasa Prancis.
Karena menjadi salah satu penyanyi terkenal di U, Bell dengan cepat mengadakan konser pertamanya di dunia virtual tersebut. Sayangnya, konser Bell dirusak oleh The Dragon yang menerobos masuk dan menghancurkan panggung. The Dragon sendiri adalah avatar misterius yang dikenal kejam dan telah merusak kedamaian U dengan mengalahkan banyak avatar lainnya. Ia kemudian dikejar oleh pasukan keamanan U yang disebut Justice dan akan dipaksa untuk mengungkapkan identitas aslinya di depan publik. The Dragon yang misterius dan penuh memar di punggungnya membuat Bell begitu penasaran dan mendekatinya.
Karena penasaran dengan identitas The Dragon, Suzu dan Hiro mulai mencari berbagai petunjuk di internet. Mereka berdua setidaknya harus mencari identitas The Dragon dan membantunya sebelum Justice menangkap dan membocorkan identitas asli The Dragon di hadapan publik U. Namun, semakin Suzu dan Hiro mencari, mereka menemukan berbagai fakta di balik misteriusnya identitas The Dragon dan ancaman yang menanti mereka.
Setelah penulis menonton film ini, suasana dari Beauty and The Beast memang terasa begitu kental dalam film BELLE. Meski premis memang menyerupai kisah dongeng asal Prancis ini, Mamoru Hosoda selaku sutradara tak melulu membuat film yang meromantisasi kedua karakter utama dalam film ini. Alih-alih membuat kisah cinta layaknya Beauty and The Beast, Hosoda menyajikan kisah yang menyentuh dengan karakter Suzu yang harus menerima kematian sang ibu dan mengembalikan keberaniannya lewat pertemuannya dengan The Dragon. Dari segi alur cerita, film BELLE telah menyajikan alur yang cukup solid dengan penyelesaian yang epik di akhir cerita.
Baca Juga: [REVIEW] takt op. Destiny—Pertarungan Epik demi Membangkitkan Musik
Baca Juga: [REVIEW] Attack on Titan: The Final Season—Terungkapnya Sejarah Titan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.