5 Anime Terbaik yang Menggambarkan Kesehatan Mental dengan Akurat

NHK ni Youkoso! mengikuti Tatsuhiro Satou, seorang pemuda putus sekolah yang selalu berusaha untuk melarikan diri dari intrik jahat hikikomori. Usai empat tahun mengurung diri di apartemen serta hanya menemui kurir makanan, dia ingin berjuang untuk meninggalkan apartemen, lalu mencari pekerjaan. Suatu hari, dia bertemu dengan perempuan bernama Misaki Nakahara. Dia pun dibantu oleh Misaki agar terlepas dari jerat NHK, tetapi dia harus menghadapi ketakutan terbesarnya, yakni masyarakat.

NHK ni Youkoso! memang tidak mengomunikasikan apa yang dialami oleh Tatsuhiro secara eksplisit. Namun, terlihat jelas bahwa dia mempunyai fobia terhadap keramaian atau agorafobia. Dia mengalami kecemasan secara sosial hingga terjatuh ke dalam rutinitas nyaman yang sangat tidak sehat. Selain itu, hal yang membuat anime ini terasa realistis adalah perkembangan hubungan yang ringan antara dia dan Misaki tidak sesuai harapan penggemar.

Suki tte Ii na yo memang dianggap sebagai romansa yang mengharukan. Namun, sebagian besar anime ini berpusat pada kecemasan Mei Tachibana yang tidak lagi meyakini bahwa teman bisa memberikan kebahagiaan. Anggapan tersebut lahir usai dia terus disalahkan atas kematian hewan peliharaan kelas oleh siswa-siswi lain di sekolah dasar. Akibatnya, dia memiliki trauma yang cukup mendalam sehingga memutuskan untuk menjadi penyendiri.

Kehidupan biasa yang Mei jalani mulai berubah saat dia bertemu dengan Yamato Kurosawa, seorang laki-laki populer di sekolah menengahnya. Dia terus-menerus diingatkan tentang hal-hal baik yang bisa didapatkan dari hubungan pertemanan oleh laki-laki tersebut. Setelah mencoba untuk berteman baik dengan beberapa siswa lain berkat bantuan Yamato, dia merasa bahwa pertemanan tidak selalu buruk. Dia juga menyadari bahwa dia rela hidup dengan menanggung perasaan takut kehilangan daripada harus hidup di tengah kesendirian.

Orange meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental. Anime ini berfokus pada beban emosional yang dirasakan oleh Kakeru Naruse melalui sudut pandang Naho Takamiya. Sebagian besar anime ini memperlihatkan kemampuan fantastis Naho yang dia gunakan untuk menyelamatkan Kakeru dan mengurangi perasaan menyesal yang menghantuinya. Di sisi lain, anime ini pun memiliki penggambaran depresi secara nyata.

Naho dan Kakeru sebenarnya memiliki persamaan. Naho merasa bersalah akibat tidak bisa menyadari betapa banyak penderitaan yang dialami oleh Kakeru hingga membuat laki-laki tersebut depresi berat. Sementara itu, Kakeru terus-menerus terjebak dalam perasaan bersalah karena tidak bisa berada di sisi sang ibu yang depresi. Mereka menunjukkan rasa penyesalan dengan sangat nyata hingga salah satu dari mereka, yakni Naho, berusaha keras untuk mengubah masa lalu demi menyelamatkan Kakeru. 

Shigatsu wa Kimi no Uso adalah salah satu anime slice of life yang cukup sulit untuk dilupakan karena memiliki pergantian emosional yang tiba-tiba menghantam. Selain memperlihatkan kekuatan restoratif musik, anime ini juga berbicara tentang proses berduka yang terus menghantui. Anime ini ingin menjelaskan bahwa kesedihan memiliki suatu kekuatan menakutkan yang bisa membuat individu memandang kehidupan sebagai siklus tidak berarti yang hampir selalu menyebabkan kematian.

Ketika Arima Kousei harus menyaksikan kematian sang ibu, dia menganggap bahwa dia tidak lagi mencintai musik. Maka dari itu, dia memutuskan untuk berhenti bermain piano. Dia membuat dirinya tenggelam dalam kehidupan abu-abu, tanpa semangat hidup sedikit pun. Namun, semua itu berubah usai dia bertemu dengan Kaori Miyazono. Dari gadis tersebut, dia belajar bahwa kehidupan merupakan hal yang berharga melebihi apapun. Namun, kenyataan pahit menghampiri saat dia mulai mengikhlaskan kesedihannya selama ini.

Mengikuti kisah seorang pemain shogi profesional bernama Rei Kiriyama, Sangatsu no Lion telah menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental bisa menyerang siapa saja. Di usianya yang remaja, dia sudah mampu memanfaatkan bakat yang dia miliki dengan baik, padahal sebagian besar remaja lain masih kebingungan dalam menentukan tujuan hidup. Namun, dia tidak memiliki kebahagiaan yang berarti sebab tidak ada seorang pun di sisinya, begitu pun keluarga angkatnya yang malah memberi tekanan.

Lambat laun, terlihat jelas bahwa Rei sudah tidak merasakan kebahagiaan dari bermain shogi karena rasa perfeksionis yang dia miliki. Dia selalu merasa sangat tidak puas setiap kali gagal memenuhi ekspetasi yang dia ciptakan untuk diri sendiri. Namun, semua itu berubah perlahan usai dia meninggalkan keluarga angkatnya, lalu bertemu dengan tiga bersaudara yang hanya tinggal bersama kakek mereka di toko tradisional wagashi.

Jika ditinjau dari lima anime yang menggambarkan kesehatan mental secara akurat di atas, terlihat jelas bahwa kesehatan mental bukanlah suatu hal yang sepele. Gangguan kesehatan mental bisa berujung fatal apabila tidak ditangani dengan baik. Seseorang yang memiliki kesehatan mental buruk akan merasa bahwa hidup tidak lagi berarti hingga memutuskan untuk mengakhiri hidup. Jadi, jika ada seseorang di sekitarmu yang seperti itu, berikan bantuan apa pun yang mungkin bisa kamu lakukan untuknya, ya?