Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ymir Fritz (dok. Wit Studio/Attack on Titan)

Artikel ini berisi spoiler manga Attack on Titan.

Meskipun Ymir Fritz hampir tidak pernah muncul dalam seri ini, ia adalah salah satu karakter paling berpengaruh dalam seri ini. Ymir adalah nenek moyang dari ras Eldian dan dirinya adalah orang pertama yang mendapatkan kekuatan Titan.

Meskipun animenya kini sudah memasuki babak terakhir, masih belum banyak hal yang diungkapkan anime tentang karakter yang satu ini. Nah, kali ini penulis sudah merangkum lima fakta yang harus kamu ketahui tentang Ymir Fritz. Simak ulasan berikut.

1. Desa Ymir dihancurkan oleh Eldian

Eldian memperbudak penduduk di desa Ymir. (dok. Kodansha/Attack on Titan)

Pantas jika Marleyan menyebut Eldian sebagai keturunan iblis. Pasalnya, Eldian memang sudah kejam bahkan sejak sebelum mereka mendapatkan kekuatan Titan. Sekitar 2000 tahun yang lalu, para Eldian menyerang desa yang ditinggali oleh Ymir.

Mereka tidak hanya membunuh banyak penduduk desa tersebut, namun para Eldian juga memotong lidah penyintas yang berhasil selamat dari pembantaian tersebut, tak terkecuali Ymir. Jahatnya lagi, para Eldian juga memperbudak penduduk desa tersebut.

2. Bagaimana Ymir mendapatkan kekuatan Titannya?

Ymir mendapatkan kekuatan Titan. (dok. Wit Studio/Attack on Titan)

Setelah Eldian menyerang desa Ymir dan memperbudak penduduknya, Ymir mencoba untuk menyelamatkan beberapa babi. Namun, aksi Ymir ketahuan sehingga dirinya dibebaskan ke hutan hanya untuk diburu. Ketika Ymir mencari tempat untuk bersembunyi, Ymir tiba-tiba jatuh ke dalam sebuah lubang.

Ymir kemudian berubah menjadi Titan setelah dirinya menyatu dengan makhluk yang menyerupai tulang belakang. Menurut Kruger, Ymir mendapatkan kekuatan Titannya setelah bersentuhan dengan Sumber Semua Makhluk Hidup.

3. Kekuatannya dijadikan senjata oleh Eldia

Ymir dalam wujud Founding Titan. (dok. Wit Studio/Attack on Titan)

Setelah mendapatkan kekuatan Titan, Ymir tidak menggunakan kekuatan tersebut untuk melawan Eldia atau membalaskan dendam kepada Eldia. Sebaliknya, kekuatan tersebut malah dimanfaatkan oleh Raja Eldia, Karl Fritz.

Karl menggunakan kekuatan Titan sebagai senjata pamungkasnya untuk menguasai dunia. Karena tidak ada yang dapat mengalahkan kekuatan Titan, negara-negara di dunia harus tunduk kepada kekuasaan Eldia.

4. Ymir dijadikan budak oleh Karl

Eren membebaskan Ymir dari penderitaannya. (dok. Kodansha/Attack on Titan)

Tidak hanya kekuatannya dimanfaatkan oleh Karl, namun Ymir juga dijadikan budak oleh Karl. Bahkan, setelah dirinya secara terus-menerus disiksa dan disakiti, Ymir akan mengikuti semua perintah Karl.

Hal ini semakin menjijikkan karena alasan Ymir melakukan hal tersebut adalah karena dirinya jatuh cinta kepada Karl. Ymir menderita sindrom Stockholm, yakni dirinya terobsesi pada orang yang sudah membakar rumahnya dan memotong lidahnya. Maka dari itu, meskipun Ymir memiliki kekuatan untuk membalas, Ymir tetap akan tunduk kepada Karl.

5. Tubuhnya dimakan oleh anak-anaknya

Karl menyuruh ketiga putrinya untuk memakan jasad Ymir. (dok. Kodansha/Attack on Titan)

Ymir memiliki nasib yang benar-benar tragis, bahkan setelah kematiannya. Setelah 13 tahun mendapatkan kekuatan Titan, Ymir meninggal saat menyelamatkan Karl dari upaya pembunuhan. Namun, Karl sama sekali tidak bersimpati kepada orang yang sudah menyelamatkan hidupnya.

Alih-alih memberikan pemakaman yang layak, Karl malah menyuruh ketiga putrinya, Maria, Rose, dan Sina, untuk memakan jasad ibunya. Hal tersebut dilakukan agar kekuatan Titan tetap ada.

 

Melihat apa yang dialami oleh Ymir, Ymir memang memiliki nasib yang sangat tragis, bukan? Tidak hanya kampung halamannya dihancurkan, Ymir juga harus menjadi budak bahkan setelah kematiannya. Bagaimana pendapatmu tentang karakter yang satu ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team