Bakal Konser di Indonesia, Dengerin 10 Lagu Keren Ed Sheeran Yuk!

Judul lagu ini menyampaikan perasaan positif. Tetapi kenyataannya, ini tentang pelacur London yang gak dapat melarikan diri dari kecanduan obat. Saat mengunjungi penampungan tunawisma pada usia 18 tahun, Sheeran terinspirasi untuk menulis lagu tentang drugs level A dan kalimat puitisnya akhirnya menghasilkan nominasi Grammy Award pertama.

The A Team memiliki campuran langka antara lirik jalanan dan musik yang ramah-radio. Itu adalah pengingat tentang bagaimana bakat modern seperti Ed Sheeran dapat membuat hidup lebih mudah bagi kita semua, dan mungkin mengubah dunia di mana kita hidup.

Lagu ini mungkin bisa membuat eneg lantaran sering diputar di TV, radio, kedai kopi, konter pulsa, bahkan minimarket. Tetapi, jika mau jujur, track ini adalah rangkaian yang dinamis, rancak, asyik, dan ternyata gak membosankan.

Thinking Out Loud memungkinkan pendengar untuk fokus pada saat ini dan menahan diri untuk merenungkan kehilangan memori yang tak terelakkan karena usia yang menua. Seperti lagu cinta yang serius, tetapi dengan sentuhan kontemporer, Sheeran sepertinya berkata, Gadis, aku akan mencintaimu selamanya, tetapi mari kita buat momen ini berharga.

Ed Sheeran menawarkan permohonan lembut untuk keintiman setelah terbangun di tempat tidur dengan berlumuran air mata. Terlepas dari tema kesabaran dan cinta masa lalu, nada hipnotis dan paduan suara memberi nuansa romantis untuk Give Me Love, yang menjadikannya lagu yang sempurna untuk memulai mengingat memori campuran tentang mantan.

Tidak pernah ada ide yang bagus untuk mengacaukan penyanyi-penulis lagu yang cerdas, karena mereka pasti datang dengan serangan liris yang hebat. Seperti itulah yang terjadi pada tahun 2014, ketika Ed Sheeran meraih 10 Top hit pertamanya di AS berkat pengalaman yang memilukan dengan seseorang yang spesial.

Secara lirik, Don't menceritakan kisah tentang beberapa musisi yang berkumpul di jalan, tetapi hanya satu dari mereka yang memiliki pemikiran serius tentang cinta abadi.

Seperti kebanyakan ayah saat ini, sutradara Peter Jackson pertama kali belajar tentang Ed Sheeran melalui putrinya, dan itu tidak lama sampai lagu pedih ditulis untuk The Hobbit: The Desolation of Smaug. Lirik pembuka secara efektif menangkap suasana film, dan secara keseluruhan, I See Fire membuat penggemar Hobbit gak berhenti menangis.

Dengan beat sensual yang sempurna untuk kekasih di larut malam, nomor ini menemukan Ed Sheeran minum anggur terbaik. Namun, Bloodstream tidak secara khusus tentang ekstase kesenangan fisik, karena lebih kepada efek yang sering permanen karena hubungan yang bermasalah.

Kamu mungkin bertanya-tanya, orang sakit macam apa yang ingin menghabiskan hidup mereka di rumah lego? Tetapi, setelah menonton video musiknya, kamu akan tahu jawabannya. Lirik Lego House mengeksplorasi gagasan membangun dinding psikologis, hanya untuk melindungi cinta yang baru ditemukan.

Ditulis bersama dan diproduksi oleh N.E.R.D., Pharrell Williams, gabungan ini menaiki tangga lagu Billboard berkat pengaruh Justin Timberlake-nya. Lirik Sing mengatur nada untuk sebuah pencarian lain yang terinspirasi minuman keras untuk seks. Sebuah lagu yang menyenangkan, yang tidak pernah gagal bikin kamu menggelengkan kepala.

Ketika intro dilantunkan, mungkin pendengar akan dituntun untuk percaya bahwa mereka mendengarkan track terbaru dari Jason Mraz. Tetapi tunggu dulu, karena Ed Sheeran jauh dari plagiat musik.

Ia adalah seorang inovator musikal, dan single awal ini memiliki cukup permainan kata untuk mengesankan hampir sepanjang lagu. Pesan yang kuat memastikan bahwa semua yang mendengarkan memahami bahwa Sheeran tidak membuat trik apa pun. 

Mana nih yang jadi lagu favoritmu guys?