Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bima Azriel di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Aktor muda peraih tiga nominasi Piala Citra, Bima Azriel, akan kembali dengan film terbarunya Mungkin Kita Perlu Waktu (2025). Dalam film ini, ia memerankan Ombak, seorang anak yang mengalami depresi setelah kepergian kakaknya.

Dalam media visit di kantor IDN, Jakarta, pada Rabu (19/3/2025), Bima mengungkapkan ada beberapa hal yang membuatnya related dengan karakter yang dimainkannya.

1. Bima jelaskan seperti apa karakter Ombak

Bima Azriel di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Bima menjelaskan kalau Ombak awalnya adalah remaja biasa yang tumbuh dalam keluarga bahagia bersama kedua orang tua dan kakaknya, Sara. Namun, sebuah kejadian tragis mengubah kehidupannya secara drastis.

Setelah kehilangan kakaknya, Ombak jadi pribadi yang tertutup dan sulit berkomunikasi dengan orang lain, termasuk keluarganya sendiri. Ia merasa kalau semua masalah yang terjadi dalam hidupnya adalah salahnya.

"Jadi ombak ini cukup sensitif terhadap orang-orang, apalagi semenjak kejadian itu dia menjadi trauma. Merasa dia tidak bisa berkomunikasi dengan baik, apalagi dengan keluarganya. Karena dia merasa ga enak sama keluarganya, dan di sisi lain keluarganya juga secara gak langsung ikut menyalahkan ombak," ujar Bima.

2. Merasa related dengan karakter Ombak

Bima Azriel dan Sha Ine Febriyanti di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Bima sendiri mengaku memiliki pengalaman pribadi yang membuatnya bisa memahami perasaan Ombak. Salah satu aspek yang menurutnya sangat relatable adalah kesulitan dalam berkomunikasi, terutama dengan keluarga.

"Kebetulan aku sama Ombak gak jauh beda umurnya, jadi merasakan lah apa sebenarnya concern-nya Ombak adalah dia susah untuk berkomunikasi apalagi sama orangtuanya. Jujur aku juga merasa kalau aku punya masalah itu, memang susah ternyata. Buat berkomunikasi sama orangtua itu susah gitu," ungkap aktor 18 tahun ini.

3. Proses riset untuk perankan Ombak

Bima Azriel di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Dalam film, Ombak sempat merasa putus asa karena merasa tidak ada yang mendengarkan, bahkan ketika ia mencoba mencari bantuan psikolog. Namun, pertemuannya dengan karakter Aleiqa menjadi titik balik yang membantunya menemukan harapan.

Untuk mendalami karakternya, Bima banyak berdiskusi dengan sang sutradara, Teddy Soeriaatmadja, yang juga menulis cerita film ini. Ia juga melakukan riset dengan menonton film dan berbicara dengan teman-temannya yang pernah mengalami kehilangan.

"Beberapa temen aku juga sempat cerita punya trauma, kehilangan, atau segala macam ya. Itu yang aku gali, aku nanya ke mereka, sebenarnya butuh apa sih, butuh apa, gitu. Jadi risetnya lebih ke arah situ, sih. (Dari) orang-orang sekitar juga," jelasnya.

4. Pesan Bima untuk penonton Mungkin Kita Perlu Waktu

Bima Azriel dan Sha Ine Febriyanti di kantor IDN, Jakarta, Rabu (19/3/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Salah satu pesan utama yang ingin disampaikan Bima melalui film ini adalah pentingnya memberi waktu bagi diri sendiri untuk berduka dan tidak terburu-buru untuk move on.

"Jadi kayak beri waktu aja buat kita berduka gitu. Semua orang tuh punya waktunya masing-masing gitu. Misalnya move on butuh setahun, dua tahun, beberapa tahun. Ada yang cuman tujuh hari, ada yang cuman sehari," kata Bima.

Baginya, semua orang punya masalah dan latar belakang trauma masing-masing. Dengan begitu, cara mereka untuk bertduka dan menghadapi masalah juga pasti berbeda.

Mungkin Kita Perlu Waktu diharapkan dapat menjadi ruang refleksi bagi mereka yang kehilangan dan sedang mencari cara untuk bangkit kembali. Film ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 15 Mei 2025.

Editorial Team