Cek Fakta Fly Me to the Moon, Benarkah NASA Memalsukan Moon Landing?

Film Fly Me to the Moon telah meluncur ke bioskop Indonesia. Dibintangi oleh Scarlett Johansson dan Channing Tatum, film komedi romantis ini mengisahkan perlombaan menjelajah luar angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet di tahun 1960-an. Salah satu plot menarik pun terungkap dalam trailer yang dirilis tiga bulan lalu.
Sebagai rencana cadangan kalau Neil Armstrong dkk. gagal mengambil video di bulan, tim khusus dari NASA membuat "film" tentang pendaratan tersebut. Banyak yang mungkin bertanya, apakah ini benar-benar terjadi? Mari kita kupas tuntas di bawah ini!
1. Apakah film Fly Me to the Moon diangkat dari kisah nyata?
Fly Me to the Moon (2024) bukan merupakan sebuah film tentang kisah nyata. Meski begitu, karya terbaru sutradara Greg Berlanti ini memang menggabungkan elemen sejarah nyata dengan fiksi. Meskipun film ini berpusat pada peristiwa bersejarah, yakni misi Apollo 11, karakter utamanya seperti Kelly Jones (Scarjo) dan Cole Davis (Tatum) adalah hasil imajinasi kreatif.
Dalam film ini, Kelly adalah seorang ahli marketing yang dipekerjakan oleh NASA untuk "menjual" bulan kepada masyarakat Amerika. Sedangkan Cole Davis adalah direktur penerbangan Apollo 11, yang seiring berjalannya cerita, jatuh cinta dengan Kelly.
2. Benarkah NASA membuat film pendaratan palsu di Bulan?
Film ini juga mengangkat pertanyaan mengenai teori konspirasi yang sering muncul, yaitu apakah NASA benar-benar membuat film pendaratan bulan palsu? Faktanya, NASA sudah mengambil video dan foto luar angkasa secara langsung sejak misi Apollo 7.
NASA tidak memerlukan pendaratan bulan palsu karena pendaratan tersebut memang nyata. Teknologi dan dokumentasi yang digunakan oleh NASA dalam misi Apollo 11—seperti kamera khusus yang mampu bertahan dalam kondisi ekstrem di bulan—menunjukkan kalau pendaratan bulan adalah hasil pencapaian sains yang sebenarnya.
3. FAKTA: Rekaman pendaratan Apollo 11 tidak mungkin dipalsukan
Meskipun teori konspirasi tentang pendaratan bulan masih beredar, bukti ilmiah dan dokumentasi yang tersedia secara luas membuktikan keaslian pendaratan Apollo 11. Beberapa teori konspirasi antara lain menyebutkan tidak adanya bintang di foto tersebut dan bendera yang "berkibar" di lingkungan hampa udara.
Para ilmuwan seperti Michael Rich, astronom University of California, menjelaskan kalau bendera menjadi kusut atau bergelombang karena tenaga yang dikeluarkan Armstrong dan Buzz Aldrin saat menancapkan tiang bendera ke permukaan bulan. Bentuknya tidak berubah karena gravitasi Bulan enam kali lebih rendah dibandingkan Bumi.
Sedangkan langit "tanpa bintang" disebabkan oleh kontras ekstrem antara kegelapan dan cahaya dari permukaan bulan. Brian Koberlein, profesor Astrofisika Rochester Institute of Technology, menjelaskan hal ini terjadi karena daratan Bulan merefleksikan cahaya matahari dan karena itulah terlihat sangat terang di foto tersebut.
Jika Amerika Serikat memalsukan pendaratan bulan, mengapa Uni Soviet tidak memverifikasi hal tersebut? Alih-alih, mereka menyatakan bahwa sejak awal tidak ada perlombaan untuk ke bulan lalu menyebutnya "a one-nation race." Hal ini semakin menguatkan klaim kalau pendaratan bulan pada 20 Juli 1969 adalah sebuah kenyataan.
Fly Me to the Moon adalah produksi Sony Pictures dan Apple Studios. Untuk mendukung perilisannya, penyanyi Jaz Hayat membawakan lagu klasik "Fly Me to the Moon" yang dipopulerkan oleh Count Basie dan Frank Sinatra. Film ini akan dirilis pada 2 Agustus 2024 di bioskop Indonesia.