Jakarta, IDN Times - Sahila Hisyam comeback film horor terbaru berjudul Pusaka. Kali ini, aktris keturunan Pakistan tersebut berperan menjadi Mayang yang merupakan bagian dari tim arkeolog.
Demi mendalami karakternya itu, Sahila mengatakan sampai menonton serial bertema arkeologi terlebih dahulu, lho. Di sisi lain, sang aktris juga mengaku senang saat berakting di bawah arahan sutradara Rizal Mantovani.
Film Pusaka menceritakan teror mengerikan di balik benda pusaka di rumah tua milik kolektor bernama Risang Wisangko. Dalam film ini, Sahila Hisyam berperan sebagai Mayang, salah satu tim arkeolog yang datang untuk meneliti rumah tersebut.
Sahila menceritakan, di sela-sela kegiatan syuting, ia menyempatkan dirinya untuk menonton serial bertema arkeologi, lho. Hal tersebut memang sengaja dilakukannya demi mendalami karakter Mayang.
"Nonton series tentang arkeologi, tentang benda-benda yang ada di dekat pyramid Mesir waktu itu. Jadi aku perhatiin, gimana excited-nya mereka menemukan benda pusaka, terus kayak mereka menelitinya gimana? Megangnya gimana? Ada peralatan apa aja?" kata Sahila Hisyam saat berkunjung ke kantor IDN, Jakarta, pada Selasa (9/7/2024).
Selain nonton serial tema arkeologi, Sahila menyebut dirinya juga latihan koreografi, karena memiliki banyak adegan action. Meski begitu, Sahila mengatakan gak mengalami kesulitan sama sekali, karena sang sutradara terbuka saat diajak berdiskusi.
"Mas Rizal tuh emang selalu enak banget diajak diskusinya. Gak semuanya harus sesuai dengan yang Mas Rizal mau, karena memang berhubungan dengan emosi dan karakter. Mas Rizal ngedengerin banget biar kita lebih enak bawainnya," lanjut Sahila Hisyam.
Meski merupakan film horor, Sahila Hisyam menyebut Pusaka cukup berbeda dari yang lain. Pasalnya, film yang juga dibintangi oleh Ajil Ditto dan Ully Triania ini mengedepankan adegan gore yang sadis dan intens. Selain itu, karena bertema benda pusaka yang khas, film ini juga kental dengan budaya Indonesia.
"Filmnya gore banget dan banyak banget darah. Berdarah-darah banget, sadis banget, intens banget, dan digabungin dengan ada sentuhan Indonesia yang juga kental, karena tentang pusaka," pungkas Sahila.