Jakarta, IDN Times - Film Perfect Strangers garapan Rako Prijanto sudah tayang mulai 20 Oktober 2022 di Prime Video. Film ini merupakan remake dari Italia dengan judul yang sama.
Mengusung konsep yang serba mewah, ternyata film ini gak syuting di apartemen beneran, lho, melainkan di sebuah studio dengan bantuan CGI. Seperti apa cerita di balik layar film Perfect Strangers versi Indonesia?
Film Perfect Strangers mempunyai latar tempat sebuah apartemen yang mewah. Namun, apakah kamu tahu bahwa sebenarnya mereka gak syuting di apartemen benaran, lho.
Rako Prijanto selaku sutradara menyebutkan alasannya. Menurutnya, syuting di apartemen asli banyak peraturan yang bisa mempersulit proses produksi.
"Jadi sebenarnya gini, karena syuting Perfect Strangers butuh sebuah apartemen yang high class. Kita gak mungkin syuting di apartemen yang high class benaran, karena kita tahu peraturannya pasti banyak," ucap Rako kepada IDN Times pada Selasa (18/10/2022).
Selain banyak peraturan, ia menambahkan lokasi apartemen mewah berada di lantai atas sehingga dapat merepotkan logistik untuk menuju ke lokasi.
"Apartemen (high class) seperti itu biasanya di atas lantai 7. Secara teknis, kabel, genset, segala macam mungkin merepotkan, lah," tambahnya.
Tak dapat syuting di apartemen mewah, Rako dan tim pun memilih studio untuk syuting film Perfect Strangers versi Indonesia. Ia mengatakan syuting di studio bisa mempermudah mereka dalam mengontrol lingkungan.
"Nah, kita mau gak mau pakai studio akhirnya. Pastinya itu memudahkan produksi, pertama. Kedua, lingkungan itu bisa kita kontrol," ucap Rako.
Namun, bukan berarti syuting di studio tak ada hambatan. Rako menambahkan salah satu hal yang harus ia lakukan adalah menggunakan CGI untuk mewujudkan visual di sebuah apartemen mewah.
Selama syuting pun pemain dikelilingi oleh black screen. Rako menjelaskan mengapa tak menggunakan green screen, yaitu karena takut akan memengaruhi skin tone pemain.
"Pasti ada PR lagi, nih, yaitu CGI. Kalau nonton, sebenarnya set itu dikelilingi oleh black screen. Kita gak pakai green screen, karena takutnya berpengaruh ke skin tone pemain," imbuhnya lagi.
Selain membutuhkan CGI, Rako dan tim juga memerhatikan penempatan lampu. Ia ingin kehadiran lampu tak mengganggu jalannya syuting. Justru lampu-lampu inilah yang membuat mereka semakin terasa real.
"Menurut saya yang hebat adalah untuk membuat partikel light. Jadi gak ada lampu yang berdiri di samping pemain, itu gak ada. Kita set semua lampu itu ada di atas. Lampu-lampu itu ada di backlight pemain, ada di sebelah kiri, kanan pemain," ucap Rako.
Walau syuting di studio, tapi Rako ingin memberikan yang terbaik. Ia membuat set yang sesuai dengan kebutuhan syuting. Misalnya, antara ruang tamu dan dapur dibuat dengan aura yang berbeda.
"Pintu masuk itu keakraban di situ terjadi. Kemudian ruang tamu sedikit kita gelapin, karena di situ nanti akan terjadi bantai-bantaian, lah, di ending-nya. Lalu ruang makan kita buat dengan lampu yang warm, karena di sana mereka bicara sebagai teman dari kecil," ucap Rako.
Pemilihan lampu juga sangat penting dalam setiap set. Salah satunya set di balkon yang sengaja dibuat gelap. Sementara itu, dapur dibuat dengan nuansa yang dingin, karena di situlah, pergunjingan terjadi.
"Ada set kitchen, kita buat dengan set dingin, karena di situ terjadi pergunjingan, gosip, segala macam. Ada lagi, tuh, balkon kita buat sedikit temaram dan gelap, karena di situ berhubungan langsung dengan bulan yang mau gerhana," tutupnya.
Ternyata proses syuting film Perfect Strangers versi Indonesia semaksimal itu. Makanya, jangan lupa nonton, Perfect Strangers di Prime Video mulai 20 Oktober 2022.