Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Di Balik Prostetik Demit Film Pabrik Gula, Dalboh hingga Nyi Wilengi

Anwar Gepeng Prosthetic Coordinator film Pabrik Gula bersama karakter Dalboh dan Nyi Wilengi di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Pratito Wibowo | dok. Pribadi/Anwar Gepeng)
Anwar Gepeng Prosthetic Coordinator film Pabrik Gula bersama karakter Dalboh dan Nyi Wilengi di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Pratito Wibowo | dok. Pribadi/Anwar Gepeng)

Surabaya, IDN Times - Film Pabrik Gula berhasil meraih 1 juta penonton di hari keempat tayang. Sementara saat artikel ini dirilis, Pabrik Gula (2025) menjadi film kedua Awi Suryadi yang masuk 15 film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan total 4.544.180 penonton setelah KKN di Desa Penari (2022).

Perbincangan tentang Pabrik Gula di media sosial beraneka ragam, termasuk karakter demit, seperti Dalboh hingga Nyi Wilengi yang dinilai unik. Ternyata Anwar Gepeng, Prosthetic Coordinator merupakan otak di balik sosok menyeramkan Dalboh dan Nyi Wilengi, lho.

Kepada IDN Times, Anwar Gepeng menceritakan di balik proses prostetik di film horor ini. Pratito Wibowo dan Hayati Azis, masing-masing pemeran karakter demit pun menceritakan pula pengalaman mereka saat memakai prostetik yang tidak mudah.

Dibuat dalam waktu yang hanya 1,5 bulan saja, intip yuk proses pembuatan Dalboh dan Nyi Wilengi ini!

 

1. Anwar Gepeng cuma punya waktu 1,5 bulan untuk bikin Dalboh, Nyi Wilengi, dan fake body

Anwar Gepeng, Prosthetic Coordinator film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Anwar Gepeng)
Anwar Gepeng, Prosthetic Coordinator film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Anwar Gepeng)

Sebagai Prosthetic Coordinator di film Pabrik Gula (2025), Anwar Gepeng bertanggung jawab untuk membuat karakter Dalboh, Nyi Wilengi, serta fake body. Ternyata waktu untuk membuat ketiga proyek tersebut hanya 1,5 bulan saja.

“Nah, saya cuma punya waktu satu bulan setengah itu bikin fake body, Nyi Wilengi, dan Dalboh. (Awalnya) satu bulan setengahnya itu sebenarnya buat bikin Dalboh rencananya, tapi tiba-tiba terjadi kehendak baru, Dalbohnya dibikin 3 meter ya,” ungkap Anwar Gepeng kepada IDN Times dalam wawancara khusus yang dilakukan pada Senin (14/4/2025).

Berhasil menciptakan prostetik karakter-karakter di atas dalam waktu singkat, Pratito Wibowo, pemeran Dalboh memuji Anwar Gepeng. Bahkan ia hanya melalui satu kali tahap workshop prostetik, lho.

“Pak Anwar tuh gokil. Jadi, prostetik itu gua secara teknis workshop-nya cuma sekali sih, teknis workshop untuk si protestiknya ya. Topeng apa dan segala macam itu hanya satu kali. Yang lama itu adalah dibagian yang lainnya," jelas Tito, panggilan akrab Pratito pada Senin (14/4/2025).

Karena waktu pembuatan yang singkat, maka dari itu Anwar bekerja sama dengan salah satu timnya yang dipanggil Mak, yaitu Fitrie Machriel. Hal ini dikarenakan pembuatan prostetik setingkat Nyi Wilengi umumnya memakan waktu tiga bulan.

“Kan saya juga gak bisa nanganin itu secara keseluruhan. Saya bagi kepada asisten saya, ‘Mak (Fitrie Machriel), kamu wujudin ini. Ini ujianmu, sekaligus untuk menguasai prostetik nih’. Nah, saya ngejar ke Dalboh,” lanjut lulusan Institute Kesenian Jakarta itu.

2. Untuk membuat Dalboh setinggi 3 meter, ternyata menggunakan egrang

Dalboh di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Pratito Wibowo)
Dalboh di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Pratito Wibowo)

Untuk membuat Dalboh setinggi tiga meter, ternyata Anwar Gepeng menggunakan egrang, lho. Menurut Anwar, itu bukanlah hal yang mudah. Ini karena, waktu pembuatan dan adaptasi Tito, pemeran Dalboh terbilang singkat.

“Wah pak, 3 meter itu bukan hal yang sederhana lho. Karena bagaimana menempatkan egrang-nya, bagaimana teknisnya, pemainnya bisa menguasai apa tidak, kapan dia berlatihnya dan lain-lain sebagainya,” ujar filmmaker yang sempat berkecimpung di dunia teater saat kuliah ini.

Tito pun bercerita, ia hanya membutuhkan waktu sekitar delapan jam saat proses tes prostetik dan sekali coba karena langsung cocok. Sementara untuk penyesuaian dengan egrang, ia membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Jadi aku datang, ngecek egrangnya, modif sana modif sini, adjust sana adjust sini, sampai berhasil baru aku buat latihan. Itu total kira-kira 10 hari lah semua. Jadi untuk adaptasi dari egrangnya, dari jalan sampai bisa dipakai lari, sampai bisa dipakai seperti adegan-adegan kemarin, itu hampir sebulan mungkin,” jelas Tito.

Selain itu, egrang memang dikhususkan secara spesifik untuk pemakainya saja. Maka dari itu, untuk membantu proses pembuatan, pijakan egrang menggunakan sepatu Tito sendiri.

“Lamanya itu adalah untuk workshop egrangnya. Egrang itu kan mesti spesifik per orang ya, gak bisa sembarangan kan. Jadi pakai sepatu aku sendiri, biar udah tinggal masuk, udah tinggal tambah kaos kaki, udah gak perlu pusing ngukur kaki aku lagi," tambahnya.

3. Alasan karakter Dalboh bentuknya kostum, bukan prostetik

Dalboh di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Anwar Gepeng)
Dalboh di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Anwar Gepeng)

Anwar Gepeng berbagi kenapa karakter Dalboh menggunakan kostum, bukan prostetik berbahan latex. Alasan utamanya agar mudah dipasang dan memperhitungkan suhu di Indonesia.

“Poinnya adalah bagaimana itu mudah dipasang (dan) waktu (pemasangan)-nya cepat. Terus karena negara kita itu negara tropis, panas, bahan kita tidak bisa memberikan efek dingin ke kulit pemain. Bahan kita itu mengikuti suhu luar. Sehingga kalau suhunya panas, maka dia akan jadi panas di pemainnya gitu, dia akan minta bongkar pasang,” tuturnya.

Ternyata, hanya bagian kepala Dalboh saja lho yang dicetak. Sementara untuk bagian lainnya, khususnya kaki dibuat manual. Karena tim prostetik Pabrik Gula (2025) harus meng-custom egrang.

“Nah, Dalboh itu kemudian siasat saya, kepala oke kita bisa cetak. Yang kedua badan mau gak mau harus manual kita kerjainnya. Karena egrang bukan dipasang secara otomatis, gak ada teknik yang otomatis,” kata Anwar.

Sementara itu, untuk bagian-bagian tertentu yang tidak tertutup prostetik, nantinya akan disempurnakan oleh tim CGI. Contohnya dibagian antara badan dan leher Dalboh.

4. Prostetik karakter Nyi Wilengi ternyata dibuat baru setiap hari, lho

Nyi Wilengi dan tim prostetik di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Hayati Azis)
Nyi Wilengi dan tim prostetik di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Hayati Azis)

Berbeda dengan Dalboh yang berupa kostum, khusus untuk prostetik Nyi Wilengi dibuat dari bahan latex. Hayati yang sempat IDN Times hubungi pun mengungkap, karena berbahan latex, maka prostetik yang digunakannya mudah robek dan harus dibuat setiap saat mau syuting, lho.

“Itu emang harus dibuat ulang. Soalnya kalau masih pakai yang sama kayak sebelumnya itu udah jelek hasilnya. Karena itu dia kayak karet, ketarik gitu kan. Jadi pas dibuka, pas udah kelar syuting, pas dicopot tuh dia udah rusak dan gak bisa dipakai lagi,” ujar Hayati.

Anwar Gepeng pun sempat mengatakan, prostetik Nyi Wilengi yang dicetak sebenarnya hanya dibagian kepala saja, lho. Sementara bagian tangan dan kaki dibuat secara manual oleh Fitri Machriel.

“Di Nyi Wilengi itu komplit, ada yang manual, ada yang cetakan. Yang manual itu tangan dan kaki. Itu manual istilahnya kalau anak-anak baru lulus pakai latex. Pakai latex masih oke karena kan kostumnya (Nyi Wilengi) juga cukup panjang. Supaya gak bocor (kelihatan jumping), sekalian bikin kerutan-kerutan dengan cara manual. Itu karena waktunya terbatas," ujar Anwar.

Seperti disebut di awal, prostetik Nyi Wilengi memang disiapkan hampir setiap hari. Termasuk saat aktor dan aktris lain sedang syuting. Bahkan menurut penuturan Hayati, ia menyaksikan sendiri bahwa Anwar Gepeng sang Prosthetic Coordinator, selalu membuat prostetik baru untuk keesokan harinya.

"Jadi setiap hari Pak Anwar, even kayak kita lagi make up Nyi Wilengi hari itu, Pak Anwar sendiri lagi ngebuat prostetik baru buat besok gitu,” ucap Hayati.

5. Make up Dalboh dan Nyi Wilengi butuh waktu cukup lama

Nyi Wilengi dan Dalboh (dok. Pribadi/Anwar Gepeng | dok. Pribadi/Pratito Wibowo)
Nyi Wilengi dan Dalboh (dok. Pribadi/Anwar Gepeng | dok. Pribadi/Pratito Wibowo)

Ternyata memakai kostum Dolboh membutuhkan waktu sekitar 1 sampai 1,5 jam. Menurut Tito, hal ini karena untuk membuat kostum Dalboh seperti jumpsut one piece, tim prostetik harus mengait bagian topeng, torso, kaki, hingga tangan dengan cara yang cukup rumit.

“Jadi ketika mau pasang torso itu, kakinya dulu mesti dipasang, mesti ada yang diikat, ada yang dicantolin, baru masang torsonya. Torsonya itu kalau pasang topeng juga mesti ada (bagian) torso yang dibuka, ada yang diselipin, ada yang ini, ada yang itu. Jadi terlihatnya seperti jumpsuit one piece seperti itu," ungkap Tito.

Selain mengenakan kostum Dalboh, Tito juga harus memakai softlens berwarna merah, serta memakai make up untuk menghitamkan bagian bawah mata hingga bibir. Sementara itu, untuk melepas kostum Dalboh hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

"Lepasnya cepat, mungkin setengah jam. Lepasnya mungkin ini sekitar 20 sampai 30 menit. Tapi ya tetap aja sih it's a hassle," lanjut Tito.

Di sisi lain, untuk karakter Nyi Wilengi, Hayati membeberkan dirinya dan tim prostetik ternyata membutuhkan waktu kurang lebih tiga jam untuk memasang semuanya. Sementara untuk melepas prostetik hanya memakan waktu 30 menit.

"Itu aku ingat banget, pertama kali masang untuk hari pertama syuting itu kalau gak salah kurang dari 3 jam. Aku ingat kayaknya makin kelamaan tuh, ya kurang lebih 3 jam kurang lah, minimal 2 jam,” cerita Hayati.

Hayati juga menjelaskan berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk menghapus prostetik. Ia mengatakan, "Kayaknya bisa dibilang 30 menit lebih lah. Dan itu bukan aku sendiri. Bayangin kalau aku sendiri, aku bisa sejam. Ini aku dibantuin sama yang lain, sama tim make up prostetiknya, jadi kayak bisa 30 menit lah."

6. Anwar Gepeng spill soal fake body karakter Naning, Hendra, dan Eko

Fake body Eko, Naning, dan Hendra di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Anwar Gepeng)
Fake body Eko, Naning, dan Hendra di film Pabrik Gula (dok. Pribadi/Anwar Gepeng)

Anwar Gepeng bercerita, fake body untuk karakter Naning (Erika Carlina) dan Hendra (Bukie B. Mansyur) sebenarnya sudah dibuat. Namun tidak jadi digunakan karena saat syuting dimulai, Erika dan Bukie lebih memilih untuk dikubur hidup-hidup secara langsung saat adegan Manten Tebu.

“Setelah saya tonton filmnya, 'Uh, untung juga gak jadi, karena kalau jadi, itu kan dalam waktu singkat dibongkarnya? Bukan dua hari atau tiga hari selanjutnya, kan?" jelas Anwar Gepeng.

Sementara itu, fake body yang sudah dibuat justru digunakan untuk karakter Eko (Gilang Devialdy) yang meninggal di sumur.

“Ada tambahan lagi lho itu yang di sumur. Itu simpel aja, fake body-nya (Naning atau Hendra) yang gak jadi, badannya saya bongkar, saya ganti. Ngambil punggungnya boneka fake body, dipasang ke orang asli (Eko)," ungkap pemilik akun @rumah_efek itu.

Kolaborasi Anwar Gepeng sang Prosthetic Coordinator, Pratito Wibowo sang pemeran Dalboh, dan Hayati Azis pemeran Nyi Wilengi, berhasil menyebarkan kengerian di layar Pabrik Gula (2025). Kamu nyangka gak kalau proses pembuatannya rumit, penuh pengorbanan, dan memakan waktu tidak sebentar?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aulia Supintou
Indra Zakaria
Aulia Supintou
EditorAulia Supintou
Follow Us