6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-Laki

Karya-karya sinematik yang membuka mata

Tak selalu berupa khayalan seorang sineas, film sering kali adalah refleksi dari hal-hal yang terjadi di masyarakat. Tak heran kalau banyak sinema yang terasa lekat dengan kehidupan sehari-hari. Dari film pula, kamu bisa menemukan banyak peristiwa yang bisa jadi bahan kontemplasi. 

Salah satunya topik patriarki, sebuah tatanan sosial yang dipercaya menguntungkan laki-laki dalam banyak hal. Ternyata, hal itu tidak selamanya benar. Patriarki ternyata bisa merugikan semua orang terlepas dari gender mereka.

Keenam film dan serial berikut ini menjadi bukti jika patriarki juga merugikan laki-laki. Tonton untuk membuka wawasanmu!

Baca Juga: 8 Film Feminis Turki untuk Peminat Isu Perempuan

1. Close (2022)

6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-Lakifilm Close (dok. A24/Close)

Close merupakan demonstrasi akurat tentang dampak patriarki yang merugikan laki-laki. Ceritanya soal dua bocah laki-laki yang berkawan karib sejak kecil, tetapi saat mereka beranjak remaja, orang melihat kedekatan dan afeksi di antara mereka sebagai hal yang aneh dan tak sesuai dengan karakter khas laki-laki dalam sistem masyarakat patriarki, yakni agresif, asertif, kuat, dan independen.  

Hinaan menjurus pada orientasi seksual yang berbeda mulai menyeruak dan menimbulkan ketidaknyamanan. Alhasil, keduanya mulai menjauh hingga satu insiden terjadi dan hanya meninggalkan sesal. 

2. The Rider (2017)

6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-LakiThe Rider (dok. Highwayman Films/The Rider)

Sistem masyarakat patriarki juga berakhir buruk untuk karakter dalam film The Rider karya Chloe Zhao. Menjadi atlet rodeo adalah satu-satunya hal yang Brady, sang lakon, inginkan untuk menghabiskan sisa hidupnya.

Sayangnya, sebuah insiden membuatnya harus pensiun dini dari olahraga berisiko itu. Namun, usahanya untuk pensiun terhalang tekanan orang-orang di sekitarnya, terutama sesama laki-laki yang meremehkan cedera yang Brady derita. 

3. D.P. (2021—2023)

6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-Lakiserial D.P. (dok. Netflix/D.P.)

Drama Korea D.P. juga cerminan bagaimana sistem patriarki merugikan laki-laki di negeri itu. Meski tidak secara gamblang mengkritik kebijakan wajib militer, secara tersirat drakor ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dalam akademi militer yang memungkinkan terjadinya berbagai penyimpangan dan perisakan. 

D.P ditulis dari sudut pandang dua personel militer yang ditugaskan memulangkan para deserter, yakni tentara wamil yang membangkang dari tugas mereka. Pada saat itulah keduanya sadar kalau para deserter punya alasan kuat di balik keputusan mereka. 

Baca Juga: 7 Film dengan Tema Feminis, Paparkan Kengerian Patriarki

4. Force Majeure (2014)

6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-Lakifilm Force Majeure (dok. Magnolia Pictures/Force Majeure)

Kritik terhadap patriarki di film Force Majeure memang lebih ringan dibanding judul-judul sebelumnya. Film ini sebenarnya berkutat pada liburan keluarga kelas menengah Swedia yang terinterupsi kala sang ayah dianggap meninggalkan anak dan istrinya saat mereka berada dalam bahaya. 

Lewat film ini, Ruben Ostlund, sang sutradara, mengaku tergerak untuk mengkritik ekspektasi sosial terhadap laki-laki yang jarang dibicarakan. Sesederhana harus selalu bersikap heroik, tanggap, dan melindungi. 

5. Triangle of Sadness (2022)

6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-Lakiadegan film Triangle of Sadness (dok. European Film Academy/Triangle of Sadness)

Pada film fitur lainnya, Ostlund mengkritik patriarki lewat balada pasangan muda Yaya dan Carl. Perdebatan mereka dimulai kala Carl merasa Yaya sengaja menghindar membayar tagihan makan malam dan ini bukan yang pertama kalinya.

Pada awal film, kamu akan disajikan debat kocak dan seru antara keduanya. Carl memperjuangkan kesetaraan, sementara Yaya seolah ingin mempertahankan peran gender, di mana laki-laki selalu jadi provider alias pemberi nafkah. 

6. Billy Elliot (2000)

6 Film dan Serial yang Buktikan kalau Patriarki Juga Rugikan Laki-LakiBilly Elliot (dok. European Film Awards/Billy Elliot)

Tatanan masyarakat patriarki juga hampir menghukum sosok Billy, bocah 12 tahun yang menemukan kecintaan pada tari balet. Sayangnya, Billy besar di tengah keluarga yang amat patriarkal dan maskulin. Billy dan salah satu mentor baletnya harus berjuang mati-matian agar sang bocah bisa mengembangkan bakatnya di bidang itu. 

Patriarki dan ekspektasi sosial terbukti menghalangi banyak orang untuk jadi dirinya sendiri, apalagi mengembangkan potensi terbaiknya. Itu yang coba dipotret lewat keenam film di atas. Mana yang sudah kamu tonton? 

Baca Juga: [REVIEW] Close, Ketika Maskulinitas Toksik Menginterupsi Persahabatan

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya