7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?

Latar dan ceritanya lebih realistis

Pernah dengar istilah film minimalis? Minimalis dalam istilah sinematik tidak hanya soal premis yang sederhana, tetapi cara penyajian cerita yang memprioritaskan hal-hal penting dan mengeliminasi sisanya yang tak perlu. Film minimalis biasanya ditandai dengan relevansi cerita yang kuat dengan kenyataan dan latar yang natural. 

Terkadang, ditambah pula dengan absennya plot. Sebaliknya, diganti dengan menitikberatkan studi karakter yang membuat film terasa kontemplatif. Namun, bukan berarti semua film minimalis tak punya cerita yang bisa dinikmati. Beberapa film romantis yang dirilis di pasaran ternyata dibuat dengan pendekatan minimalis dan berhasil menyita perhatian. 

Kalau jengah dengan film romantis maksimalis seperti Titanic (1997) dan La La Land (2016), coba beberapa judul di bawah. Romantis dan minimalis ternyata bisa jadi formula sempurna untuk mengemas sebuah karya. 

Baca Juga: 8 Film Romantis Mirip Past Lives, Gak Kalah Menggugah!

1. Once (2007)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?Once (dok. Searchlight Pictures/Once)

Once adalah film minimalis karya John Carney yang mengikuti pertemuan dua musisi (Glen Hansard dan Markéta Irglová) di jalanan Irlandia. Dari pertemuan itu, mereka menemukan banyak kecocokan yang bermuara pada pembuatan album kolaborasi.

Proses pembuatan album itu berlangsung selama kurang lebih seminggu dan membuat keduanya terjebak cinta lokasi. Sayangnya, setelah album jadi mereka harus kembali ke kehidupan masing-masing alias berpisah. Premisnya cukup sederhana, tetapi mengena. Masih ditambah lagu-lagu brilian yang jadi ciri khas Carney. 

2. Slow (2023)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?Slow (dok. Conic Film/Slow)

Slow mengikuti kisah cinta dua insan muda (Greta Grinevičiūtė dan Kęstutis Cicėnas) yang tak biasa. Terhalang oleh kondisi salah satu dari mereka yang aseksual, keduanya berusaha membina hubungan yang beda dari pasangan normal lainnya. 

Namun, dari situlah terpupuk ikatan emosi dan psikologi yang kuat di antara mereka. Slow yang merupakan proyek kerja sama dua negara dan digarap sutradara Marija Kavtaradze jadi submisi resmi Lithuania pada perhelatan Oscar 2024. 

Baca Juga: 9 Film yang Dibintangi Kinaryosih, Genre Horor hingga Romantis

3. Living On Tokyo Time (1987)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?Living on Tokyo Time (dok. Criterion/Living on Tokyo Time)

Living on Tokyo Time tak kalah menarik. Film klasik karya Steven Okazaki ini mengikuti kehidupan Kyoto (Minako Ohashi), imigran Jepang yang tinggal di San Fransisco. Ia terpaksa melangsungkan pernikahan sandiwara dengan pria Amerika keturunan Jepang, Ken (Ken Nakagawa) guna menghindari deportasi. 

Meski tinggal serumah, keduanya disiplin menjaga jarak. Seiring berjalannya waktu, ketertarikan mulai tumbuh di benak Ken yang sayangnya tak digubris oleh Kyoto. 

4. Through the Olive Trees (1994)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?Through the Olive Trees (dok. Janus Films/Through the Olive Trees)

Film romantis minimalis lain bisa kamu temukan dalam koleksi karya Abbas Kiarostami. Through the Olive Trees adalah judul yang paling tepat untuk ditonton di kategori ini. Meski ditulis dari sudut pandang seorang sutradara yang sedang membuat film di sebuah pedesaan Iran, film ini sebenarnya mengikuti perjuangan seorang pemuda mengambil hati pujaan hatinya yang diam seribu bahasa. 

Kiarostami memang spesialis film minimalis. Elemen sederhana dalam filmnya tampak jelas, mulai dari pemilihan kostum, latar, dan jarak kameranya. 

5. Columbus (2017)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?Columbus (dok. Superlative Films/Columbus)

Pendekatan minimalis juga dipakai sutradara Kogonada dalam film Columbus. Judulnya diambil dari latar filmnya, yakni sebuah kota yang terletak di negara bagian Indiana, Amerika Serikat. Di sana dua protagonis kita, Jin (John Cho) dan Casey (Haley Lu Richardson) bertemu.

Keduanya sama-sama datang ke kota itu untuk merawat orangtua masing-masing yang sedang terbaring di rumah sakit. Di sela-sela waktu, mereka bertemu dan saling bertukar cerita sambil mengamati arsitektur kota Columbus. Tak heran kalau kamu akan disuguhi banyak adegan yang diambil dari jarak jauh.

6. Past Lives (2023)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?Past Lives (dok. A24/Past Lives)

Past Lives memperpanjang daftar film romantis minimalis yang kini kuantitas dan popularitasnya terus naik. Film ini akan mengajakmu mengikuti sudut pandang Nora, seorang perempuan yang pindah ke Amerika Serikat sebagai imigran saat berusia 10 tahun bersama keluarganya. 

Sudah menikah dan punya karier yang bagus, ia tiba-tiba dapat kabar dari sahabat sekaligus cinta pertamanya yang ia tinggalkan di Korea Selatan. Ini membuatnya mengalami pergolakan batin yang hebat, tetapi berhasil dikemas setenang mungkin oleh sutradara Celine Song. 

7. What Do We See When We Look at the Sky? (2021)

7 Film Romantis dengan Pendekatan Minimalis, Bisa Begini?What Do We See When We Look At the Sky? (dok. New Matter Films/What Do We See When We Look At the Sky)

Pertemuan tak sengaja yang bermuara pada kencan pertama juga jadi premis utama film Georgia garapan Alexandre Koberidze. Sayangnya, keduanya terbangun keesokan harinya dengan penampilan yang berbeda. Ini membuat keduanya tak bisa menemukan satu sama lain selama beberapa waktu. 

Meski diselingi elemen magical-realism, filmnya menggunakan prinsip-prinsip minimalis dari segi estetika dan plot. Salah satunya lewat teknik long-shot dan pemilihan latar yang cenderung alamiah (tanpa tambahan properti tak perlu). 

Pendekatan minimalis dalam film romantis ternyata tak mengurangi kualitas sebuah karya sinematik. Sebaliknya, bisa jadi nilai plus buat penonton yang lebih suka elemen realis lewat cerita yang relevan dan temponya menenangkan. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Taiwan Netflix Original, Ada Horor hingga Romantis

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya