GDH 559 dan Upaya Thailand Sebarkan Soft Powernya lewat Film

Rumah produksi Thailand yang sedang meroket

Sejak 2000-an, Thailand jadi salah satu kiblat film di Asia Tenggara. Dimulai lewat popularitas film horor dan romcom  macam Shutter (2004), A Little Thing Called Love (2010), Hello Stranger (2010), SuckSeed (2011), dan Pee Mak (2013), sineas Thailand mulai merambah thriller-suspense lewat Bad Genius (2017) dan Girl From Nowhere (2018—2021). Thailand pun menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang sering berpartisipasi di Cannes Film Festival lewat sutradara auteur Apichatpong Weerasethakul (Blissfully Yours, Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives, Tropical Malady, dan Memoria).

Dari semua film-film hits Thailand itu, ada satu rumah produksi yang cukup prolifik menelurkan karya-karya terbaiknya. GTH namanya, yang sempat pecah kongsi dan bereinkarnasi jadi GDH 559. Siapa mereka dan bagaimana mereka bisa jadi aktor penting dalam perkembangan film Thailand? Mari ulik secuplik sepak terjangnya berikut ini. 

Baca Juga: 4 Tahun Berlalu, 9 Potret Terbaru Pemain Film Thailand Bad Genius

1. Siapa GDH 559?

GDH 559 dan Upaya Thailand Sebarkan Soft Powernya lewat FilmBad Genius (dok. GDH 559/Bad Genius)

GDH 559 adalah salah satu perusahaan yang terbentuk setelah GMM Tai Hub (GTH) pecah kongsi pada 2015. GDH sendiri merupakan singkatan dari Gross Domestic Happiness, merujuk pada visi mereka menghadirkan produk hiburan.

Selain memegang hak distribusi film-film lawas GTH, para kru dan petinggi rumah produksi GTH banyak yang bertahan di GDH. Tak heran kalau perusahaan itu kini disebut reinkarnasinya GTH, selain namanya yang mirip. 

GDH memang terbantu lewat reputasi GTH yang berhasil memproduksi film sekelas  Shutter (2004), Tropical Malady (2004), Phobia (2008), Pee Mak (2013), Suckseed (2011), The Billionaire (2011), dan The Teacher's Diary (2014). Namun, sejak bernama GDH 559, mereka tak kesulitan menciptakan benchmark baru lewat One Day (2016), Bad Genius (2017), Friend Zone (2019), The Con-Heartist (2020), The Medium (2021), Home for Rent (2023), You & Me & Me (2023), Not Friends (2023), dan yang terbaru, How to Make Millions Before Grandma Dies (2024). Beberapa proyek masa depan mereka juga tak kalah menarik. Ada film horor 404, psikodrama Flat Girls, dan film arthouse berjudul The Paradise of Thorns. 

2. Ramuan sukses GDH tembus pasar internasional

GDH 559 dan Upaya Thailand Sebarkan Soft Powernya lewat FilmFriend Zone (dok. GDH 559/Friend Zone)

Bila kamu perhatikan, genre yang diusung GDH sebenarnya tak seberapa beragam. Mereka lebih banyak berkutat di genre rom com, horor, melodrama, dan thriller. Tak ada efek visual yang bombastis layaknya film aksi dan fantasi Hollywood, justru kesederhanaan ceritanya yang memikat. Mayoritas film Thailand dan GDH secara spesifik berkaca pada realitas Thailand. Meski penampakan setting-nya sudah dipermak untuk pertimbangan estetika, tak ada distorsi berlebihan di film-film Thailand. 

Naskah dan latar yang cenderung apa adanya itu mereka kombinasi dengan jalan cerita yang kreatif dan tak tertebak. Meski cukup hati-hati untuk tak bicara politik karena restriksi kebebasan berbicara di negeri itu, para sineas Thailand tak kehabisan akal. Mereka cukup lihai menyertakan komentar sosial lewat kesulitan ekonomi (konflik antarkelas) serta hambatan birokrasi yang harus dihadapi para karakternya dengan format komedi atau tragikomedi.

GDH juga sering menjelajahi isu konflik antargenerasi, krisis seperempat abad, persaingan, kemelut rumah tangga yang nantinya bisa jadi bahan tearjerker (bikin mewek). Di sisi lain, GDH dan sinema Thailand secara umum adalah kolam ideal untuk mencari film-film horor dan suspense yang tak cuma andalkan jumpscare, tetapi punya kedalaman cerita yang oke. Cara mereka menutup sebuah film horor dan thriller juga patut diacungi jempol, selalu membekas tanpa mengisyaratkan potensi sekuel yang tak perlu.  

Kultur Thailand yang berbeda juga jadi nilai plus untuk film-film GDH. Ketika lelah dan jenuh dengan Hollywood dan Korea, ide dan perspektif segar dari Asia Tenggara adalah opsi sempurna. Hal ini yang berhasil dieksploitasi rumah produksi Thailand macam GDH jadi ladang bisnis menjanjikan.

Baca Juga: 7 Film Thailand Sedih Tentang Keluarga, Auto Nangis Kejer

3. GDH 559 dalam agenda pemerintah Thailand lebarkan pengaruhnya

GDH 559 dan Upaya Thailand Sebarkan Soft Powernya lewat FilmHow to Make Millions Before Grandma Dies (dok. GDH 559/How to Make Millions Before Grandma Dies)

Selain eksistensi sektor swasta (rumah produksi dan pekerja kreatif), pemerintah Thailand turut mendukung industri ini sebagai bagian dari upaya mereka melebarkan soft power (upaya memperluas pengaruh internasional lewat cara-cara nirkekerasan). Merujuk tulisan Jones dan Carminati di East Asia Forum berjudul 'Thailand’s Soft Power Splash Requires Clarity and Coherence', sejak 2022, Thailand sudah mencanangkan agenda 5F. Yakni penguatan sektor ekonomi lewat food (makanan), festival, fesyen, film, dan fighting (olahraga bela diri, terutama Muay Thai). 

Pada 2024, PM Srettha Thavisin mendirikan National Soft Power Development Committee untuk memperkuat lima sektor tadi dan menambah cakupannya. Itu sebuah komitmen yang menarik dan patut diapresiasi karena peran pemerintah sebagai pelancar kerjasama, pelaku diplomasi, dan pemangku kebijakan tetap dibutuhkan. Sepertinya Thailand sudah belajar banyak dari Korea Selatan yang lebih dulu berhasil menjalankan strategi serupa.

Thailand bukan cerminan yang sempurna, tetapi selangkah lebih dekat dengan tujuan mereka menyebarkan soft power lewat film. Ekspansi pasar GDH 559 di Asia Tenggara saja makin gencar dan sudah terasa. Kini ide menonton film Thailand tak kalah menarik dibanding nonton film impor dari Hollywood. 

Baca Juga: 10 Film Thailand Terbaru 2024 yang Harus Masuk Watchlist

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya