5 Genre Film yang Sering Berkompetisi di Cannes Film Festival

Ada genre jagoanmu di sini?

Meski mewadahi semua genre film, Cannes Film Festival tetap punya kecenderungan dan pola tertentu saat menyeleksi karya yang berhak tayang pada acara tersebut. Ini terutama untuk 20 film yang masuk kategori utama dan bakal bersaing memperebutkan Palme d'Or alias penghargaan tertinggi ajang tersebut. 

Bila bisa dirangkum, ada lima genre yang paling sering bersaing pada kategori tersebut. Drama jelas masuk di dalamnya, tetapi drama yang gimana, sih? Mari, bedah satu per satu.

 

1. Realisme sosial salah satu yang paling sering memenangkan Palem Emas

5 Genre Film yang Sering Berkompetisi di Cannes Film FestivalI, Daniel Blake (dok. Wild Bunch/I, Daniel Blake)

Salah satu genre film yang cukup sering masuk kompetisi memperebutkan Palme d'Or, bahkan memenangkannya, adalah realisme sosial. Sebut saja ada I, Daniel Blake yang menang pada Cannes Film Festival 2016; Dheepan yang menang pada 2015; Rosetta pada 1999; dan 4 Months, 3 Weeks, and 2 Days pada 2007. Itu belum termasuk yang tak menang, tetapi berhasil tayang perdana. 

Beberapa sutradara auteur—punya pengaruh sangat besar pada produksi film—yang bergelut di ranah ini pun sering jadi langganan Cannes. Ken Loach, Andrea Arnold, Thomas Vinterberg, Bong Joon Ho, dan Jafar Panahi merupakan beberapa contohnya. Sesuai namanya, genre realisme sosial merujuk pada film-film yang memotret realitas kehidupan. Seringnya getir dan tragis, tetapi membekas dan dianggap punya nilai lebih. 

2. Body horror mulai meramaikan Cannes beberapa edisi terakhir

5 Genre Film yang Sering Berkompetisi di Cannes Film FestivalThe Substance (dok. MUBI/The Substance)

Body horror turut meramaikan beberapa edisi terakhir Cannes Film Festival. Lebih spesifik, itu merupakan subgenre horor yang menyertakan elemen eksploitasi terhadap tubuh makhluk hidup, baik manusia maupun lainnya. Salah satu film body horror pertama yang tayang pada Cannes Film Festival adalah Crash (1996) karya David Cronenberg yang memicu kontroversi. 

Ia disusul Suspiria (1977) yang tayang pada segmen Cannes Classics pada 2007. Pada 2016, sebuah film bertajuk Raw karya Julia Ducournau tayang pada Semaine de La Critique. Lima tahun berselang, Ducournau mencetak rekor dengan memenangkan Palem Emas lewat film body horror-nya yang berjudul Titane (2021). Terbaru, genre ini diwakili The Substance karya Coralie Fargeat yang berhasil tayang perdana pada Cannes Film Festival 2024 dan menuai pujian. 

Baca Juga: 5 Film NEON yang Berhasil Meraih Palme d'Or, Sebuah Supremasi

3. Satire dan komedi bikin Cannes Film Festival makin unik

5 Genre Film yang Sering Berkompetisi di Cannes Film FestivalForce Majeure (dok. Unifrance/Force Majeure)

Satire dan komedi kerap mewarnai penyelenggaraan Cannes Film Festival. Beberapa juga berhasil membawa pulang Palem Emas. Ruben Östlund jadi salah satu sutradara yang sering mengirim film dari genre ini. Awalnya dimulai dengan Force Majeure (2014) yang berhasil meraih Jury Prize untuk kategori Un Certain Regard. Disusul kemudian dua filmnya yang lain, The Square (2017) dan Triangle of Sadness (2022). Film terakhir bahkan meraih Palem Emas. 

Sebelum itu, ada Coen Bersaudara lewat Barton Fink (1991). Masih ada beberapa film komedi satire lain, macam The Delinquents (2023), Toni Erdmann (2016), dan Inglourious Basterds (2009). Parasite (2019) selain masuk dalam genre realisme sosial, juga bisa disertakan dalam kolam satire. Pada edisi 2024, giliran Rumours (Evan Johnson,
Galen Johnson, dan Guy Maddin) dan Kinds of Kindness (Yorgos Lanthimos) yang mewakili genre ini. 

4. Psikodrama jadi subgenre drama yang paling sering lolos Cannes Film Festival

5 Genre Film yang Sering Berkompetisi di Cannes Film FestivalAnatomy of a Fall (dok. mk2Films/Anatomy of a Fall)

Bukan drama biasa, Cannes Film Festival sering memilih film drama dengan muatan psikologi di dalamnya untuk berkompetisi pada kategori utama. Anatomy of a Fall (2023) adalah contoh terbarunya. Film asal Eropa sering datang dari genre ini saat bersaing pada Cannes Film Festival, sebut saja The Worst Person in the World (2021), All Is Forgiven (2007), dan Laurence Anyways (2012).

Ada pula film Iran, macam Leila's Brothers (2022), The Past (2013), dan The Salesman (2016). Perpaduan drama dan psikologi memang bikin naskah jadi lebih dalam. Tak heran kalau genre ini pun dilihat punya kualitas mumpuni dan berhak tayang pada Cannes Film Festival. 

5. Film romantis jebolan Cannes tak pernah gagal memukau penonton

5 Genre Film yang Sering Berkompetisi di Cannes Film FestivalAmour (dok. Les Films du Losange/Amour)

Terbilang umum, keikutsertaan film romantis dalam Cannes Film Festival ternyata wajib diantisipasi. Ini karena film-film romantis jebolan Cannes biasanya punya kualitas di atas rata-rata alias top-notch. Coba tonton Amour (2012), Through the Olive Trees (1994), The Piano (1993), Portrait of a Lady on Fire (2019), A Man and a Woman (1966), dan Blue Is the Warmest Color (2013).

Bukan penggembira belaka, beberapa dari mereka pulang memboyong piala. Tahun ini, Bird, film romantis LGBTQ+ karya Andrea Arnold, ramai diperbincangkan. Ada juga Anora yang sudah dibeli hak distribusinya oleh NEON

Cannes Film Festival memang surganya penikmat film, semua genre mereka wakili dengan cukup adil. Walau tetap ada pola yang bisa dibaca, setidaknya hampir semua genre film pernah bersaing memperebutkan Palem Emas yang prestisius itu. Genre film favoritmu sendiri apa? Adakah yang berjaya pada Cannes Film Festival?

Baca Juga: 10 Sutradara yang Kariernya Melejit berkat Cannes Film Festival

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya