5 Musisi Timur Tengah yang Tembus Pasar Internasional, Angin Segar!

Industri musik kian inklusif

Beberapa dekade lalu, industri musik internasional masih dikuasai musisi kulit putih. Sebut saja ikon musik 1980–2000-an yang bisa kamu ingat, Kurt Cobain, Britney Spears, Bono, Chris Martin, Madonna, Avril Lavigne, dan Eminem misalnya. Bahkan musisi kulit hitam yang berhasil masuk ranah mainstream seperti Michael Jackson, Beyonce, Rihanna, Alicia Keys, Missy Elliot dan Kanye West pun terbatas. 

Jangan tanya musisi Asia dan Timur Tengah, jelas jumlahnya lebih sedikit bahkan hampir tak terdeteksi. Semua mulai berubah pada 2010-an, di mana musisi Asia seperti Japanese Breakfast, Peggy Gou, Joji, mulai merambah arus utama. Namun, tidak dengan Timur Tengah yang relatif masih tak terdengar gaungnya. Barulah pada 2020-an ini, para musisi timur tengah mulai tembus di pasar internasional. Penasaran siapa saja? Ini lima yang wajib kamu kenal!

1. Majid Jordan

https://www.youtube.com/embed/vq24zYNUTpE

Majid Jordan adalah gabungan dari nama duo musisi elektro-pop, Majid Hani Al Maskati asal Bahrain dan Jordan Kenneth Cooke Ullman asal Kanada. Keduanya dipertemukan saat berkuliah di University of Toronto. Tidak seperti beberapa duo musik elektro yang hanya berperan sebagai produser dan harus berkolaborasi dengan penyanyi lain untuk mengisi vokal dalam lagu mereka, Majid Al Maskati berperan sebagai vokalis utama dalam grup ini. 

Setelah merilis beberapa karya secara independen, Majid Jordan berhasil menembus ranah arus utama kala diajak berkolaborasi dengan Drake dalam lagu 'Hold On, We're Going Home' pada 2013. Kemudian dilanjut dengan kolaborasi berikutnya berjudul 'My Love' pada 2014. Kini mereka sudah punya 4 studio album. 

2. Faouzia

https://www.youtube.com/embed/jKIEUdAMtrQ

Faouzia lahir dari orangtua asal Maroko yang bermigrasi ke Kanada saat ia berusia satu tahun. Sejak remaja, ia sudah sering mengikuti sayembara menyanyi dan mempublikasikan suaranya lewat kanal YouTube. Pada awal kemunculannya, ia dapat kesempatan untuk bekerja bareng David Guetta, Kelly Clarkson, dan Galantis untuk proyek kolaborasi. 

Namun, lagu 'Minefields' ciptaannya yang ia bawakan bareng John Legend justru melambungkan namanya. Lewat lagu itu, suaranya yang spesial terdengar jelas dan bikin orang penasaran. Setelah merilis karya dalam bentuk EP dan single, sang musisi akhirnya melepas album studionya yang berjudul CITIZENS pada 2022. Berkat karya dan kontribusinya dalam bidang seni, ia mendapat jadi salah satu penerima Canadian Immigrant Awards pada 2023. 

Baca Juga: 6 Musisi Diaspora Asia Tenggara yang Berkarier di Inggris dan AS

3. Mishaal Tamer

https://www.youtube.com/embed/DNbntkjdP1Q

Mishaal Tamer bisa dibilang musisi asal Arab Saudi pertama yang menembus pasar internasional. Tidak seperti Faouzia dan Majid, ia bukan diaspora Timur Tengah yang membangun kariernya di negara Barat. Tamer memulai kariernya di bidang musik dari negaranya sendiri dengan budget pribadi untuk memproduksi lagu dan video. 

Ia juga menggunakan media sosial untuk mempromosikan diri dan karyanya sepanjang 2021 dan 2022. Hingga pada 2023, ia dapat kesempatan berkolaborasi dengan OneRepublic untuk mengisi soundtrack gim Assassin's Creed Mirage. Pada tahun yang sama, ia merilis mini album berisi 7 lagu yang bertajuk THE DEEP. 

4. Mahmood

https://www.youtube.com/embed/22lISUXgSUw

Mahmood memang lebih sering merilis lagu dalam bahasa Italia, tetapi secara mengejutkan punya basis penggemar internasional. Popularitasnya naik kala berpartisipasi dalam X Factor Italia 2012. Saat itu, ia tidak berhasil menang dan karier musiknya sempat terseok-seok. Hingga pada 2019, ia berhasil memenangkan kompetisi musik bergengsi Sanremo Music Festival lewat lagu 'Soldi'.

Status itu membuatnya berhak mewakili negaranya di Eurovision. Mahmood punya latar belakang yang unik. Ia lahir dari ibu berkebangsaan Italia dan ayah asal Mesir. Latar belakangnya itu menginspirasinya menciptakan musik dengan sentuhan Timur Tengah, salah satu kenangan manis yang ditinggalkan ayahnya yang absen dari hidupnya. 

5. Llunr

https://www.youtube.com/embed/-5mMUtVNbNE

Llunr adalah nama panggung untuk musisi Jordania keturunan Palestina, Bader Khatib. Ia masih berstatus musisi indie yang baru meraih popularitas kala single-nya yang berjudul 'Rocketship' viral di Spotify beberapa waktu lalu. Llunr banyak menciptakan lagu anthemic yang bakal mengingatkanmu pada Lumineers, Imagine Dragons, dan OneRepublic. 

Ia juga sempat berkolaborasi dengan Mishaal Tamer lewat lagu 'GG Geena'. Setelah merilis beberapa lagu bernada optimis, Llunr akhirnya melepas sebuah single berjudul 'Wake Up.' Lagu itu terinspirasi dari rasa gundah dan kecewanya atas tragedi kemanusiaan di Gaza saat ini. 

Melihat tendensi inklusivitas dalam industri hiburan, ada bukti kuat kalau manusia sebenarnya tertarik akan keberagaman. Mendengar sentuhan musik etnik dalam lagu pop yang dibawakan musisi Timur Tengah ternyata bikin kita betah, bukan? Kira-kira region mana lagi yang akan tembus di pasar internasional?

Baca Juga: 6 Musisi Gen Z yang Hidupkan Kembali Tren Musik 2000-an

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya