Jakarta, IDN Times - Bernadya, pelantun lagu “Kata Mereka Ini Berlebihan”, resmi merilis album pertamanya yang bertajuk “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”, pada Kamis (27/6/2024) lalu. Album ini merupakan satu fase pendewasaan Bernadya, usai merilis mini album “Terlintas” pada 2023.
Dalam konferensi pers, Bernadya dan Adryanto Pratoni atau Boim, CEO Juni Records sebagai label, menyampaikan banyak cerita di balik proses penggarapan album ini.
Diketahui, album “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” menggambarkan seperti perjalanan cinta dalam tiga fase. Bukan hanya tentang Bernadya tapi juga mewakili perasaan banyak orang.
Pertama ada fase heartbreak yang menjadi awal keresahan yang dicurahkan pada lagu “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”, “Kata Mereka Ini Berlebihan”, “Lama-Lama”, dan “Kita Kubur Sampai Mati”.
Kemudian fase kedua self doubt diwakili oleh lagu “Ambang Pintu” dan “Berlari”yang menandakan keraguan dalam diri kita. Terakhir fase realization yang menjadi penutup perjalanan cinta ini lewat lagu “Kini Mereka Tahu” dan “Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan”.
Bernadya juga menyampaikan proses pengerjaan lagu-lagu dalam album ini. Ia menyebut “Kita Kubur Sampai Mati” menjadi lagu yang dibuat paling cepat serta dibantu oleh produser Rendy Pandugo.
“Paling cepat itu lagu 'Kita Kubur Sampai Mati', aku tulis itu benar-benar hari workshop sama produser. Aku mikir gak ada lagu lagi. Sebelum berangkat, akhirnya aku sempat nulis dan datang, lagu itu 60 persen jadi,” ucap Bernadya.
Sementara lagu yang paling lama dibuat hingga mendapatkan banyak revisi adalah “Ambang Pintu”. Bernadya merasa lagu tersebut berbeda dengan gaya penulisannya yang terbaru, sehingga banyak revisi untuk menyesuaikan lagi.
“Paling banyak revisi itu 'Ambang Pintu', aku nulisnya agak lama dari tahun 2023 awal. Jadi penulisannya tidak seperti ini, bukan gaya aku yang terbaru. Akhirnya lagu itu kita selesaiin paling akhir, hari H rekaman baru selesain liriknya, banyak revisi-revisi,” tambahnya.
Penyanyi kelahiran 16 Maret 2004 ini menilai, album pertamanya ini sangat bermakna, sebab seperti merangkum perjalanan hidupnya dalam waktu singkat. Album “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” juga menjadi bentuk pendewasaannya.
“Maknanya kalau buat aku, album ini kayak perjalanan hidup aku yang aku rangkum dalam periode singkat. Menurut aku cukup merangkum pelajaran yang aku dapat, sampai akhirnya aku sudah di titik ini. Bentuk pendewasaan juga dari aku,” ungkapnya.
Tak hanya Bernadya, lagu ini juga dibantu pengerjaannya oleh musisi Petra Sihombing dan Rendy Pandugo sebagai produser. Bahkan saat produksi lagu ini, Bernadya sampai bolak balik Jakarta-Bali untuk bertemu dengan Petra Sihombing secara langsung.
“Bernadya sangat menunjukkan betapa ia rajin dan serius selama penggarapan album ini. Sampai-sampai, kami konsisten sejak berkomunikasi jarak jauh Bali-Jakarta, hingga akhirnya bertemu langsung di Bali untuk pengerjaannya. Tentu saja ia juga lebih berani dengan penulisan dan sisi musikal yang baru,” ucap Petra Sihombing saat press conference.
Album “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” tak hanya berdasarkan dari sudut pandang pribadi Bernadya saja. Album ini juga mewakili perasaan-perasaan banyak orang yang tak pernah diharapkan, tapi itu kenyataannya dan harus dihadapi. Bernadya ungkap sering memanfaatkan media sosial untuk mencari inspirasi lagu-lagunya.
“Gak jarang juga aku dapat inspirasi dari komentar di sosmed yang ternyata sangat mempengaruhi dalam hal positif,” tambah Bernadya.
Bernadya menjadi salah satu penyanyi pendatang baru yang mulai digandrungi penggemar. Banyak pendengar yang relate dengan lagu-lagu Bernadya.