5 Fakta Kontroversial Emily Armstrong, Vokalis Baru Linkin Park

- Linkin Park kembali manggung pada 2024 dengan vokalis baru bernama Emily Armstrong.
- Emily Armstrong memiliki pengalaman sebagai anak band sejak 2002 dan pernah mendirikan band rock bernama Dead Sara yang cukup sukses.
- Emily diduga penganut ajaran Scientology.
Setelah bertahun-tahun lamanya gak ada kepastian, band rock asal Amerika, Linkin Park, kembali manggung pada 2024 dengan vokalis baru bernama Emily Armstrong. Band tersebut memang sudah lama vakum semenjak vokalisnya, Chester Bennington, meninggal dunia karena bunuh diri pada 2017. Linkin Park hanya menggelar satu konser pada 2017 untuk menghormati Chester Bennington sebelum gak terdengar lagi.
Namun, band Linkin Park kini kembali bersama vokalis baru, yakni Emily Armstrong, yang memang punya pengalaman sebagai anak band sejak 2002. Emily pernah mendirikan band rock bernama Dead Sara. Band ini diisi Siouxsie Medley pada gitar, Chriss Null pada bas, dan Sean Friday pada drum. Band tersebut punya single yang cukup sukses berjudul "Weatherman" (2012) dan menandatangani kontrak dengan Epic Records. Namun, Dead Sara memutus kontrak dengan label rekaman tersebut. Kemudian, mereka merilis album kedua sendiri dan merilis album ketiga berjudul Ain't it Tragic (2021).
Emily Armstrong memulai debutnya bersama Linkin Park dalam lagu "The Emptiness Machine" (2024). Namun, setelah lagu itu dirilis, ada pujian sekaligus kritikan yang membanjiri media sosial Linkin Park. Kritikan tersebut gak hanya ditujukan pada musiknya, tetapi juga pada vokalis barunya, Emily Armstrong. Soalnya, Emily diduga sebagai penganut ajaran Scientology. Buat yang belum tahu, aliran kepercayaan ini sangatlah kontroversial. Nah, karena ini pula, netizen saling berdebat di media sosial. Hidup Emily Armstrong pun menjadi sorotan. Untuk itu, di sini, kita akan membahas fakta-fakta kontroversial vokalis baru Linkin Park tersebut.
1. Emily Armstrong mengaku mengidolakan Linkin Park pada awal kariernya

Pada ulang tahunnya yang ke-12, Emily Armstrong dihadiahkan sebuah gitar oleh orangtuanya. Dari sinilah, gairahnya terhadap musik mulai berkembang. Emily bahkan memilih putus sekolah dari SMA La Cañada di La Cañada Flintridge, California, untuk mengejar kariernya di industri musik.
Sebelum Emily Armstrong bergabung dengan sebuah band bersama Siouxsie Medley pada 2003, Emily lebih dulu bersolo karier menjadi penyanyi sekaligus penulis lagu. Setelah menulis lagu bersama Siouxsie Medley, mereka membentuk band bernama Epiphany. Mereka manggung pertama kali di sebuah klub malam di LA pada 2005. Mereka pun mengganti nama band tersebut menjadi Dead Sara pada tahun yang sama. Dead Sara akhirnya menjadi band pembuka untuk konser-konser band seperti Muse, Chevelle, dan The Used.
"Itu terapi bagiku," katanya kepada El Paso Times pada 2012.
"Itu satu hal yang benar-benar membuatku termotivasi."
Sekarang, Emily Armstrong menjadi vokalis Linkin Park. Ia pun menjadi salah satu penulis lagu "The Emptiness Machine". Yap, Emily menulis lagu tersebut bersama personel band Linkin Park lain, seperti gitaris Brad Delson, pemain bas Dave Farrell alias Phoenix, DJ Joe Hahn, dan vokalis sekaligus gitaris Mike Shinoda. Bahkan, sebelum bergabung dengan Linkin Park, Emily mengaku sangat mengidolakan band tersebut.
Saat baru meniti kariernya di industri musik, Emily Armstrong mengaku sangat menyukai album debut Linkin Park, Hybrid Theory.
"Aku merasa termotivasi. Saat itu, aku bahkan belum menjadi penyanyi yang baik. Aku memang seorang pemain gitar di sebuah band. Aku sangat bersemangat dan terpacu kalau aku bisa."
2. Emily Armstrong gak suka dengan kampung halamannya sendiri

Emily Armstrong tumbuh besar di Los Angeles, ibu kota hiburan dunia. Banyak musisi dan aktor yang bercita-cita untuk pindah ke kota itu. Konon, Los Angeles punya energinya tersendiri sekaligus daya tarik untuk membangun relasi dalam industri entertainment. Namun, Emily justru gak suka dengan tempat kelahirannya tersebut.
"Aku lebih baik tumbuh di tempat seperti Franklin." katanya kepada Adam Lisicky pada siniar Bringin' it Backwards.
"Aku suka kota yang lebih kecil. Entahlah, seperti untuk membangun keluarga dan hal-hal yang berkaitan dengan itu."
Franklin adalah wilayah di Sacramento County. Menurut United States Census Bureau, jumlah penduduknya pada 2020 hanya 167 jiwa.
"Saat aku mengunjungi kota kecil itu, aku langsung, 'Ya Tuhan, kota ini jauh lebih nyaman,'" tambahnya.
Biarpun begitu, Emily Armstrong sangat menghargai keberagaman di kota-kota besar. Namun, sebelum dia masuk sekolah menengah, orangtuanya mengirimnya ke sekolah asrama di Santa Clarita karena tingginya kriminalitas di LA.
"Di sana [Santa Clarita], aku belajar bermain gitar. Aku pun bisa lebih fokus dan mengasah diri hingga akhirnya membentuk sebuah band. Hanya itu yang aku lakukan di sana," kenangnya.
3. Emily Armstrong diduga penganut Scientology

Emily Armstrong diduga menjadi salah satu pengikut Gereja Scientology. Pada 24 Agustus 2013, ia kedapatan menghadiri Gala Ulang Tahun Ke-44 Celebrity Centre di Los Angeles. Nah, pada acara tersebut, ia datang dan berfoto bersama Cedric Bixler-Zavala, seorang mantan penganut Scientology dan penyanyi utama Mars Volta. Foto ini pun viral di jagat maya.
Vox menjelaskan kalau orangtuanya merupakan penganut kepercayaan Scientology. Pengawas Scientology, Tony Ortega, bilang kepada seorang mantan pengikut kepercayaan tersebut, Mike Rinder, tentang orangtua Emily. Nah, Mike Rinder pun membocorkan hal ini ke media. Ia bilang kalau ibu Emily Armstrong yang bernama Gail adalah bagian dari Sea Organization Gereja Scientology, atau Sea Org, yang merupakan sejenis ordo keagamaan. Itu terdiri dari para penganut Scientology yang paling taat. Gak hanya itu, Gail juga merupakan editor konsultan senior untuk majalah Gereja Scientology, Freedom, sejak 2003.
Mantan penganut Scientology lain, Serge del Mar mengunggah video di saluran YouTubenya. Ia mengaku mengenal Emily Armstrong saat dia masih kecil. Nah, saat kecil, Emily memang seorang penganut Scientology sama seperti dirinya. Gak hanya itu, bukti semakin kuat ketika Giovanni Ribisi, seorang aktor dan penganut Scientology, menyutradarai video musik "Something Good" milik Dead Sara.
Selain itu, Emily Armstrong adalah salah satu dari banyak selebritas, seperti Ashton Kutcher dan Mila Kunis, yang mendukung aktor, penganut Scientology, dan terpidana pelecehan seksual bernama Danny Masterson. Giovanni Ribisi bahkan pernah menjadi saksi atas kasus Danny Masterson. Namun, dalam pernyataannya pada 2024 yang membahas dugaan dukungannya terhadap Danny Masterson, Emily Armstrong sebenarnya gak mengonfirmasi atau menyangkal tentang hubungannya dengan Gereja Scientology.
4. Emily Armstrong mengidentifikasi dirinya sebagai queer

Seperti yang dilaporkan oleh Bay Area Reporter, Emily Armstrong adalah seorang queer. Ia menyatakan dukungannya terhadap komunitas LGBTQ+. Pada 2016, Emily berpacaran dengan model Kate Harrison. Meskipun begitu, pasangan ini memang gak pernah mengonfirmasi hubungan mereka, tetapi mereka merupakan bagian dari komunitas LGBTQ+.
Pada Mei 2024, Kate Harrison sudah move on dari Emily Armstrong dan berpacaran dengan aktris Chloë Grace Moretz. Hubungan mereka sudah terjalin beberapa tahun. Nah, masalah seksualitas Emily Armstrong pernah dia ungkapkan dalam lirik lagu "Heaven's Got A Back Door" (2018) bersama band Dead Sara.
I heard the voices of the preacher
Telling me all the reasons why I'd die alone
I'm through feeling sorry
For the things that I can't choose
Di X (sebelumnya Twitter), Oli Hope, manajer konten untuk media game GGRecon, membela Emily Armstrong terkait komentar pedas netizen atas keterlibatan Emily dengan Scientology. Oli Hope juga membenarkan kalau Emily adalah gay (lesbian). Menurutnya, Emily berpacaran dengan perempuan sejak 2016 dan secara terbuka mendukung hak-hak LGBT serta peduli dengan isu kesehatan mental.
"Semua hal ini tidak sepenuhnya didukung oleh gereja Scientology," tulis Oli Hope.
5. Emily Armstrong dituduh mendukung pelaku kejahatan seksual

Aktor Danny Masterson dikenal lewat perannya sebagai Steven Hyde dalam sitcom That '70s Show (1998). Pada 2017, saat munculnya berita penyelidikan dari Departemen Kepolisian Los Angeles atas tuduhan pemerkosaan yang dilayangkan empat perempuan terhadap Danny Masterson mencuat, namanya lantas menjadi sorotan. Pada Mei 2023, Danny Masterson dinyatakan bersalah atas dua tuduhan pemerkosaan dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara. Selama persidangan yang viral itu, Emily Armstrong diduga menjadi salah satu yang mendukungnya.
Setelah Linkin Park mengumumkan Emily Armstrong sebagai vokalis barunya, Cedric Bixler-Zavala yang merupakan suami dari salah satu korban Danny Masterson, yakni Chrissie Carnell-Bixler, mengeklaim kalau Emily mendukung aktor tersebut di tengah tuduhan pemerkosaan. Emily pun menanggapi tuduhan itu di media sosial. Meski ia gak menyebut nama Danny Masterson, Emily mengaku sangat menyesal pernah mendukungnya.
"Beberapa tahun lalu, aku diminta untuk mendukung seorang teman di pengadilan dan pernah sekali menghadiri sidang awalnya sebagai pengamat saja," tulisnya dalam sebuah unggahan di Instagram yang telah dihapus.
"Gak lama kemudian, aku sadar kalau aku gak seharusnya melakukan hal itu."
Emily Armstrong mengaku selalu berpikir positif dan melihat sisi baik orang lain. Namun, ia keliru menilai orang tersebut dan bilang gak pernah berhubungan lagi sejak tersandung kasus. Pernyataan Emily ini merujuk kepada Danny Masterson.
"Aku akan bilang sejelas mungkin kalau aku gak akan memaafkan orang yang melakukan pelecehan atau kekerasan terhadap perempuan. Aku pun sangat berempati dengan para korban kejahatan ini."
Setelah 7 tahun vakum, Linkin Park kembali ke industri musik. Sayangnya, kehadiran mereka justru menambah deretan kontroversi tentang band itu sendiri. Vokalis barunya, Emily Armstrong, ternyata punya masa lalu yang gak kalah kontroversialnya. Wah, netizen emang benar-benar ahli, ya, dalam mengungkit masa lalu!