Film Dear Nathan: Thank You Salma Angkat Isu Kekerasan Seksual, Gokil!

Film Dear Nathan: Thank You Salma yang selama ini ditunggu-tunggu akhirnya konfirmasi penayangannya. Yups, diketahui film yang dibintangi Amanda Rawles dan Jefri Nichol ini akan tayang pada 13 Januari 2022 mendatang.
Berbeda dari film sebelum, film trilogi kisah cinta Nathan (Jefri Nichol) dan Salma (Amanda Rawles) ini mengangkat isu yang marak terjadi di tengah masyarakat, yaitu kekerasan seksual. Seperti apa selengkapnya? Keep reading!
1. Dear Nathan: Thank You Salma mengangkat isu kekerasan seksual

Film yang disutradarai oleh Kuntz Agus ini akan mengangkat isu kekerasan seksual yang sering terjadi di masyarakat. Kuntz menyebutkan bahwa film Dear Nathan: Thank You Salma bukan sekadar memberikan kisah percintaan aja.
"Ceritanya tentu masih mengangkat kisah romansa antara Nathan dan Salma. Tapi sebagai penutup, akan ada isu-isu yang lebih mengisi, seperti isu pelecehan atau kekerasan seksual di kampus," ucap Kuntz.
Kuntz juga menceritakan bahwa alasan pribadi menggarap film ini karena mempunyai moral yang bagus untuk masyarakat luas.
"Ketika diajak untuk proyek ini, ada beberapa yang perlu dibicarakan, pertama adalah naskah, pas baca sinopsis, ini sudah tertarik, bukan tentang kisah asmara, tapi juga ada pesan-pesan yang harus disampaikan ke penonton," lanjutnya.
2. Masalah di film Dear Nathan: Thank You Salma lebih komplek oleh orang dewasa

Sunil Samtani selaku produser dari Rapi Films menyebutkan pula permasalahan di film Dear Nathan: Thank You Salma akan lebih kompleks lagi. Apalagi perkembangan karakter Salma dan Nathan kini sudah beranjak dewasa.
"Kisah Salma dan Nathan sudah masuk kuliah almost dewasa, banyak permasalah yang lebih kompleks lagi," ucap Sunil.
3. Alasan Dear Nathan: Thank You Salma mengambil isu kekerasan seksual

Erisca Febriani selaku penulis novel Thank You Salma menyebutkan bahwa alasannya mengambil isu kekerasan seksual karena sangat marak terjadi di tengah masyarakat.
"Rata-rata perempuan gak bisa keluar malam, selalu dapat cat calling. Aku berusaha mencari isu sosial di kampus dan ternyata banyak pelecehan seksual. Banyak teman-teman aku dan adik aku ternyata mengalami hal tersebut," ucap Erisca.
Maka dari itu, Erica mengambil cerita ini untuk menjadi akhir dari kisah cinta Salma dan Nathan. "Di sini aku punya media untuk menyampaikan kekerasan seksual. Sebagai kreator yang punya tempat, dzolim jika aku gak mengambil isu ini," lanjutnya.
Menurutnya lagi, karakter Salma dan Nathan adalah tempat yang baik untuk memberikan pesan dan mengedukasi masyarakat tentang kekerasan seksual.
"Kebetulan karakter Salma dan Nathan sudah punya tempat, karena novel dan film adalah salah satu media yang dapat memberikan pesan, mengedukasi tanpa harus menggurui," ucap Erisca.
4. Dear Nathan: Thank You Salma mempunyai nilai sosial

Bagus Bramanti penulis skenario Dear Nathan: Thank You Salma ini ingin memberikan pesan kepada penonton bahwa ada ketidakadilan di masyarakat.
"Film ini membuka bahwa ketidakadilan itu ada. Paling gak ini jadi awareness, ada pr yang belum tuntas, siapa tau ada dari penonton kita nanti mempunyai dan memberikan keadilan untuk semua orang," ucap Bagus.
Lanjutnya lagi, ia mengharapkan film Dear Nathan: Thank You Salma ini dapat memberikan perubahan dan men-support korban pelecehan seksual.
"Harapan saya film- film Indonesia memberikan pesan-pesan yang lebih serius. Film itu kan strategis, paling tidak kita mulai awareness sama ketidakadilan dan pelecehan seksual. Saya berharap bisa masuk box office dengan adanya perubahan, men-support korban pelechan seksual, paling tidak penonton bisa belajar menghadapi pelecehan seksual dan ketidakadilan," lanjutnya.
5. Perbedaan karakter Salma dan Nathan di film trilogi, semakin dewasa dan lebih kompleks!

Amanda Rawles pemeran Salma menyebutkan bahwa karakternya di film penutup ini lebih dewasa, lebih berani, dan lebih kuat.
"Perbedaan cukup banyak, Salma lebih dewasa, dia kan dikenal gadis yang kaku yang pemalu, di yang ke tiga ini Salma lebih berani, lebih kuat, lebih terbuka mengekspresikan perasaan kepada Nathan," ucap Amanda.
Selanjutnya, ia juga mengungkapkan bahwa skenario film Dear Nathan: Thank You Salma ini juga lebih berkembang dan relevan. "Skripnya lebih berkembang, kisahnya lebih relevan, ada isu-isu sosial yang diangkat bukan hanya kisah asmara aja," lanjutnya.
Sama hal dengan Amanda, lawan mainnya, Jefri Nichol pemeran Nathan juga merasa cerita di film ketiga mereka ini lebih berkembang.
"Ini bakal jadi penutup kisah cinta Salma dan Nathan, ceritanya berkembang, Erisca bikin cerita mereka bukan kisah cinta aja tapi ada sesuatu isu sosial yang diomongin, supaya penonton kita yang muda dan tua bisa tau realitanya gimana," ucap Nichol.
Dikatakan pula, di film ini, Nichol kali ini akan menyuarakan orang-orang yang tertindas lebih luas.
"Kalau Nathan di film pertama dia belain anak-anak yang lemah yang dibully dan kedua tentang kesehataan mental. Di sini lebih menyuarakan orang-orang yang tertindas, masyarakat yang digusur, lebih berkembang fokus sana," tutupnya.
Film Dear Nathan: Thank You Salma mengangkat isu yang kekerasan seksual yang sering terjadi di kalangan masyarakat. Harapannya semoga dengan adanya film ini dapat mengubah ketidakadilan dan menjadikan Indonesia yang lebih baik.