5 Fakta Pada Suatu Hari, Album Terbaru Maudy Ayunda

Jakarta, IDN Times - Ada beberapa hal menarik dari perilisan album keempat Maudy Ayunda, Pada Suatu Hari, di Plaza Indonesia pada Selasa (4/12/2024). Dalam karyanya kali ini, Maudy menghadirkan nuansa puitis yang menggambarkan berbagai fase kehidupan, dari nostalgia hingga pencarian jati diri.
Sebagai karya terbaru setelah sempat vakum, album ini memperlihatkan sisi Maudy yang lebih dewasa dan introspektif.
1. Sebuah bentuk seni bercerita dalam bentuk album musik

Maudy menyebut, album Pada Suatu Hari sebagai bentuk persembahannya untuk seni bercerita. Setiap lagu di album ini dirancang seperti bab dalam sebuah buku.
"Aku ingin album ini terasa seperti buku cerita. Setiap lagunya adalah bab tersendiri, bagian dari narasi besar yang mencerminkan bukan hanya perjalanan pribadi aku, tapi juga pengalaman kolektif kita semua, entah itu jatuh cinta, mempertanyakan tempat kita di dunia, atau sekadar mencoba memahami perasaan kita yang terkadang rumit," ujarnya.
Dengan lirik puitis dan kaya imajinasi, lagu-lagu di dalamnya menciptakan pengalaman sinematik yang mengajak pendengar merefleksikan diri sendiri dan juga dunia di sekitarnya.
2. Lagu Bulan, Bawa Aku Pulang ungkap sisi introvernya

Salah satu lagu terbarunya, Bulan, Bawa Aku Pulang, bercerita tentang sifat introvert Maudy. Ia mengisahkan perasaannya yang kerap ingin pulang saat berada di tengah keramaian.
"Ini lagu tentang sisi aku yang introvert. Mungkin kita semua pernah merasakan bahwa pada saat di sebuah ruangan yang ramai, atau di sebuah acara, kita kayak, 'Ini ngapain ya gue di sini?' gitu," kata Maudy.
3. Berkolaborasi dengan Iwan Fals di lagu Puisi Kota

Salah satu kejutan di album ini adalah kolaborasi Maudy dengan legenda musik Indonesia, Iwan Fals. Lagu Puisi Kota, yang ditulis sepenuhnya oleh Maudy, menceritakan tentang kehidupan di perkotaan dengan nada lirih dan emosional.
"Di antara keramaian kok kita merasa sendirian, banyak yang bilang mimpi tuh dikejar tapi kok rasanya kayak kita berlari di tempat aja. Jadi ada pertanyaan-pertanyaan semacam krisis identitas juga yang aku alami selama hidup di Jakarta," tutur Maudy.
4. Tulis 9 dari 10 lagu di dalamnya

Ada yang membedakan album ini dengan karya-karya Maudy sebelumnya. Kali ini, ia terlibat langsung dalam proses kreatif dengan menulis sembilan dari 10 lagu yang ada. Satu lagu dalam album ini, Satu Langkah, diciptakan oleh Dewi Lestari, sosok yang Maudy akui sangat berpengaruh dalam perjalanan kariernya.
"Kalau saya tulis sendiri itu biasanya dari demo pakai gitar, saya merenung dulu, baru dibawa ke studio ketemu produser. Tapi ada yang beberapa misalnya saya baru baitnya aja chorus belum ada saya bawa ke studio kita bikin bareng. Kepemilikan lagunya jadi co-writing," imbuhnya.
5. Akui sempat jenuh bermusik sebelum menulis album ini

Tak melulu produktif, Maudy akui sempat merasa jenuh dengan dunia musik setelah menyelesaikan pendidikannya dan sibuk berakting. Ia merasa musik bukan medium yang bisa membuatnya sepenuhnya jujur dari proses penulisan hingga menjadi lagu.
"Mungkin dulu aku merasa belum memiliki banyak space untuk berekspresi dengan sepenuhnya," jelas pemain Perahu Kertas (2012) ini.
Kemudian hari, ia baru menyadari bahwa kesukaannya pada musik, yang ditambah dengan hobi menulisnya, semakin tak bisa dibendung. Perlahan, ia merasa ingin kembali berekspresi dan bercerita lewat musik.
"Jadi butuh proses yang lama sekali dari lagu pertama ke dua dan seterusnya untuk aku menemukan kembali apa sih yang aku maksud dari bermusik, lagu apa yang aku ingin tulis dan sampaikan. Begitu ditemukan, rasanya lebih mengalir dan organik," ujarnya.