10 Fakta Unik Marvel Cinematic Universe, Sering Diabaikan Penonton!

Jika kamu penggemar setiap film Marvel Cinematic Universe (MCU), terutama dari peringkat terburuk hingga terbaik, kamu pasti tahu, sih, perbedaan yang kontras dalam setiap filmnya. Kecuali Deadpool and Wolverine (2024), hampir semua film-film MCU merupakan film PG-13 (bimbingan orangtua/film yang ditonton anak usia 13 tahun ke atas), jadi jelas banget kalau remaja bahkan mungkin anak-anak akan menonton film-film MCU. Namun, gak jarang, film-film MCU diisi dengan fakta-fakta menarik dan unik, termasuk di balik layar produksinya.
Nah, apa saja, ya, fakta-fakta unik dan menarik yang bisa kamu temukan dalam sejarah panjang film-film MCU? Yuk, cari tahu!
1. Bucky Barnes menjadi satu-satunya karakter yang selalu muncul di setiap film Captain America, ngalahin Steve Rogers

Tiga film Captain America pertama muncul sosok Steve Rogers, yang diperankan Chris Evans. Pernah dianggap sebagai karakter yang norak oleh penonton, Captain America malah menjadi jantungnya MCU. Yap, yang bisa dibilang gak tergantikan dan menjadi inspirasi bagi beberapa momen paling ikonik dalam waralaba ini.
Nah, karena jubah Captain America ini dianggap sangat penting, jubahnya kembali dikenakan oleh Sam Wilson, yang diperankan oleh Anthony Mackie. Sam Wilson menjadi bintang utama dalam film Captain America: Brave New World (2025). Namun, percaya atau enggak, Bucky Barnes, alias Winter Soldier, yang diperankan oleh Sebastian Stan, menjadi superhero yang muncul di keempat film solo Captain America. Ngalahin Steve Rogers!
Diperkenalkan sebagai karakter sampingan dalam film Captain America: The First Avenger (2011), Bucky Barnes akhirnya jadi karakter utama MCU yang dicintai banget. Bucky Barnes juga menjadi bintang utama dalam film Thunderbolts* (2025), 14 tahun setelah debutnya. Nah, bisa dipastikan kalau karakter ini bertahan selama 70 tahun, seperti Steve Rogers.
Disamping itu, Bucky Barnes muncul dalam Captain America: Brave New World. Meskipun cameo, kehadirannya bisa dibilang sangat penting, karena dia memberi nasihat dan menyemangati Wilson. Ada fakta, nih, kalau Sebastian Stan masih terikat kontrak untuk 9 film Marvel Studios, lho.
2. Film Transformers karya Michael Bay menginspirasi Phase One MCU

Salah satu alasan mengapa phase one (bagian pertama MCU) seperti Iron Man dan The Avengers sangat populer dari superhero lainnya adalah, karena phase one ini mendapat respon yang jauh lebih baik ketimbang film-film Marvel tahun 2000-an atau awal 2010-an lainnya, seperti Ghost Rider atau Jonah Hex. Pada 2009, bos Marvel bernama Kevin Feige dengan gembira menunjuk Transformers: Revenge of the Fallen sebagai film laris yang memuaskan penonton. Itu sebabnya, ia ingin agar The Avengers mengikuti jejak film tersebut.
Yap, meskipun dianggap Kevin Feige sebagai film terlaris, faktanya, Transformers: Revenge of the Fallen justru mendapat ulasan yang buruk, nih, dari kritikus film. Itu kenapa, Transformers: Revenge of the Fallen menjadi salah satu film laris yang paling buruk dalam sejarah. Namun, ini bukan terakhir kalinya Kevin Feige terinspirasi dengan Transformers.
Dua tahun kemudian, Kevin Feige memuji Transformers: Dark of the Moon (2011) sebagai film luar biasa yang harus ditiru The Avengers. Namun, jika dipikir-pikir lagi, pernyataan Kevin Feige ini mencerminkan bagaimana Kevin ingin membuat film MCU terlihat dan terasa gak seperti film superhero lain sebelumnya.
3. Marvel One-Shots hilang tiba-tiba dan gak muncul lagi

Dimulai dengan debut Thor pada 2011, Marvel Studios mulai ngasih bonus tambahan kepada penggemar MCU jika membeli salah satu film MCU dalam bentuk Blu-Ray atau DVD. Kebijakan ini kini hadir dengan film pendek bertajuk Marvel One-Shot, proyek orisinal yang sangat terbatas dan menampilkan Clark Gregg serta satu atau dua aktor lain di restoran kecil atau set toko swalayan. Namun, tiga one-shot terakhir berkembang cakupannya dan akhirnya dibintangi oleh Hayley Atwell dan Ben Kingsley, yang kembali berperan dalam film MCU.
Meskipun film pendek ini sempat viral, tetapi film pendek ini gak bertahan lama. Pasalnya, perilisan Blu-Ray Captain America: The Winter Soldier (2014) gak ada one-shot, kecuali film pendek Team Thor yang muncul dalam Thor: Ragnarok (2017). Bisa dibilang, Marvel Studios gak lagi membuat film pendek.
Kevin Feige menjelaskan hal ini pada 2015, bahwa film pendek dalam film MCU di DVD atau Blu-Ray gak lagi diproduksi karena Marvel Studios gak memiliki sumber daya atau waktu untuk membuat film pendek itu, mengingat dalam setahun Marvel Studios bisa mengerjakan tiga film MCU sekaligus. Namun, alasan ini dianggap gak masuk akal oleh para penggemar MCU. Lagi pula, pada 2020-an, Marvel Studios jor-joran membuat banyak acara TV eksklusif Disney+, program animasi, dan spesial layar kaca. Sayangnya, one-shot masih menghilang tanpa jejak lebih dari satu dekade lalu.
4. Instrumen logo Marvel Studios yang mengalami perubahan dan terkenal

Film MCU pernah bergelora berkat komposer Michael Giacchino. Yap, ada semacam energi dan kemegahan yang berdenyut pada instrumen karya Michael Giacchino pada logo Marvel Studios di awal film. Karyanya pertama kali muncul dalam film Doctor Strange (2016). Logo Marvel Studios ini diisi dengan suara terompet, drum, dan simbal yang terdengar cukup mengesankan. Namun, ini bukanlah upaya pertama dalam menciptakan kemeriahan pada logo Marvel Studios agar terngiang di telinga dan kepala penggemar MCU.
Tiga tahun sebelumnya, Thor: The Dark World (2013) menayangkan perdana musik logo Marvel Studios, karya Brian Tyler, seorang komposer andalan untuk film-film Marvel phase two. Instrumennya sangat berbeda dari karya Michael Giacchino, terutama di bagian nada yang lebih rendah. Ada gemuruh yang lebih bedebar pada ciptaan Brian Tyler, dan menciptakan suasana yang lebih menegangkan.
Sementara itu, musik karya Michael Giacchino terdengar seperti instrumen penuh kemenangan, mirip seperti musik penyemangat. Meski begitu, Brian Tyler memang gak bertahan lama di Marvel Studios. Ia hanya bekerja selama tiga tahun. Kalau dipikir-pikir, Marvel Studios lebih suka musik karya Michael Giacchino yang sekarang terkenal.
5. Hanya film Black Panther yang memenangkan Oscar di antara film MCU lain

Kedua film Black Panther, terutama yang pertama, punya sejarah membanggakan karena masuk nominasi Oscar. Salah satu terobosan besar film MCU ini hadir dalam malam puncak Academy Awards 2019, karena menjadi film MCU pertama yang memenangkan serangkaian piala Oscar, atau membawa tiga patung Oscar.
Kemudian film keduanya, Black Panther: Wakanda Forever (2022), mencetak satu kemenangan Oscar, untuk nominasi Desain Kostum Terbaik. Secara keseluruhan, Marvel Cinematic Universe menerima 23 nominasi Oscar selama kehadirannya, termasuk 12 nominasi dari film Black Panther dan Black Panther: Wakanda Forever. Namun, dari 23 nominasi itu, gak ada satu pun film MCU yang berhasil membawa pulang piala Oscar kecuali Black Panther.
Selama hampir dua dekade membuat film, MCU memang kesulitan untuk mendapatkan kemenangan di Academy Awards. Nah, faktanya, film-film blockbuster kebanyakan memang kesulitan meraih piala Oscar, nih. Setelah film Star Wars Episode IV: A New Hope (1977), misalnya, 10 film live action Star Wars yang meraih 27 nominasi Academy Award selama hampir 30 tahun, gak pernah lagi memenangkan piala Oscar, lho. Hanya satu dari nominasi tersebut yang menghasilkan kemenangan Oscar untuk nominasi Tata Suara Terbaik dalam Star Wars Episode V: The Empire Strikes Back (1980).
Jika Star Wars aja gak bisa memenangkan banyak piala Oscar pasca 1977, jadi gak heran jika film-film MCU juga gak dapat menghancurkan takdir film-film blockbuster di Academy Award. Namun, dengan kemenangan dua film Black Panther dalam waralaba ini, takdir tersebut rupanya dipatahkan.
6. Jarang ada film MCU non-Avengers yang menduduki puncak box office dunia setiap tahunnya

Film-film Marvel Cinematic Universe identik dengan keuntungan box office-nya yang menggiurkan. Di samping itu, film Avengers: Endgame (2019) sempat menjadi film terlaris sepanjang masa di seluruh dunia. Gak mau ketinggalan, Spider-Man: No Way Home (2021) dan Black Panther (2018) juga memecahkan rekor box office.
Namun, satu hal yang menarik tentang rekam jejak box office MCU adalah, film-film MCU jarang banget menjadi film terbesar tahun ini. Hanya dua film MCU non-Avengers, seperti Captain America: Civil War (2016) dan Spider-Man: No Way Home, yang menduduki puncak box office tahunan di seluruh dunia. Bahkan film-film dengan pendapatan lebih dari 900 juta dolar AS atau setara dengan Rp14,5 triliun, seperti Iron Man 3 (2013), Deadpool & Wolverine (2024), dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022) ternyata gak memimpin tahun-tahun perilisan film masing-masing. Hal ini bermula pada 2008, ketika Iron Man kalah dengan pendapatan yang diraih The Dark Knight di box office global.
Film-film terbesar MCU sering kali berada di posisi kedua atau ketiga di box office global tahunan. Misalnya, Frozen mengalahkan pendapatan Iron Man 3. Lalu ada juga Transformers: Age of Extinction yang mengalahkan pendapatan Guardians of the Galaxy pada 2014. Nah, hal ini pun menjadi fenomena yang unik, karena betapa jarangnya film-film MCU menjadi film-film terbesar tahun ini.
7. Villain utama Iron Man 3 awalnya dimaksudkan sebagai seorang perempuan

Salah satu hal yang dibenci penggemar dari MCU adalah, gak memperlakukan karakter perempuan dengan adil. Peran-peran perempuan sering kali dianggap gak penting, dan terus berlanjut hingga hari ini, atau sampai Phase Four dan Phase Five. Hal ini terlihat jelas ketika superhero perempuan atau villain perempuan sering terbunuh. Fenomena ini ditemukan dalam salah satu villain MCU di Iron Man 3.
Maya Hansen yang diperankan Rebecca Hall awalnya dibuat sebagai villain utama dalam Iron Man 3. Namun, sutradara Shane Black diminta agar Hansen gak memerankan peran ini. Dalam benak para eksekutif MCU, antagonis perempuan gak akan laku dari segi penjualan barang dagangan.
Shane Black frustrasi dengan keputusan ini, tapi dia gak punya suara dalam keputusan tersebut. Hingga pada akhirnya, Aldrich Killian yang diperankan Guy Pearce malah menjadi musuh utama Iron Man 3. Sementara itu, Maya Hansen gak menjadi villain utama, melainkan pendamping. Ia pun meninggal secara tragis.
8. Captain Marvel hampir memulai debutnya di Avengers: Age of Ultron

Setelah adanya bocoran pasca-kredit dalam Avengers: Infinity War (2018), Carol Danvers yang diperankan Brie Larson, membuat debut pertamanya dalam MCU pada 2019. Namun, jauh sebelum Captain Marvel menjadi gebrakan box office, superhero perempuan ini hampir saja memulai debutnya dalam film MCU yang lain, lho.
Penulis sekaligus sutradara Joss Whedon berusaha keras untuk memasukkan Captain Marvel dan Spider-Man di akhir film Avengers: Age of Ultron (2015). Ia dimaksudkan muncul dalam sebuah adegan singkat yang memamerkan anggota baru dan akan dipimpin oleh Captain America dan Black Widow dalam sekuel berikutnya. Sangking antusiasnya, Joss Whedon bahkan sudah mempersiapkan efek pra-visual untuk bidikan "heroik" sang superhero yang melesat ke kantor Avengers. Sayangnya, rencana ini gagal. Wanda Maximoff dan Vision pun menjadi pengganti sebagai rekrutan baru Avengers yang terkenal di akhir film ini.
Nah, karena dihapusnya adegan itu, akhirnya mengakhiri perjalanan panjang Joss Whedon dalam upayanya untuk menampilkan Captain Marvel dalam Avengers. Kevin Feige mengungkapkan pada 2015 tentang alasan utama mengapa Captain Marvel dihapus dari Avengers: Age of Ultron. Ia menjelaskan bahwa Marvel Studios ingin penonton mengenal Captain Marvel terlebih dahulu, sebelum dia muncul bersama Avengers.
Penonton pun akhirnya harus menunggu selama 4 tahun untuk melihat Carol Danvers dalam filmnya. Sebuah langkah yang tepat, karena Captain Marvel sukses.
9. Satu komposer MCU yang sangat diandalkan

Komposer film-film MCU, ternyata gak kalah dengan waralaba film besar Star Wars dan The Lord of the Rings, lho. Meski begitu, MCU sering mengganti komposernya. Contohnya saja dalam film Iron Man dan Thor. Ini berarti ada banyak musisi di banyak proyek MCU, seperti John Debney, Joel P West, dan Mark Mothersbaugh. Namun, film-film MCU ini bisa terkenal karena menghadirkan komposer seperti Alan Silvestri dan Ludwig Göransson.
Selain itu, ada juga kontribusi musik MCU yang paling diandalkan, yakni Michael Giacchino. Pasalnya, selain membuat instrumen terkenal untuk tema logo MCU saat ini, Michael Giacchino juga membuat instrumen untuk 6 film MCU, termasuk The Fantastic Four: First Steps (2025). Gak hanya itu, ia juga mengarahkan dan menciptakan Marvel Studios Television Special Werewolf By Night. Bisa dibilang, Michael Giacchino telah menghasilkan banyak lagu yang berkesan selama pengalamannya bersama MCU, khususnya dalam Spider-Man: No Way Home.
10. Eternals hampir memulai debutnya di acara TV ABC

Jack Kirby memulai debut Eternals pada 1976 dengan judul The Eternals #1. Namun, meskipun diciptakan oleh salah satu pencipta utama Marvel Universe, kecuali satu komik pada 2014, Eternals gak pernah muncul dalam bentuk media non-komik hingga 2021. Saat itulah film Eternals dengan anggaran yang sangat mahal dari sutradara Chloe Zhao memulai debutnya di bioskop.
Nah, mungkin kamu gak tahu kalau karakter-karakter Eternals ini hampir debut pada 2010-an di layar kaca. Pasalnya, acara ABC Marvel karya John Ridley yang sudah lama ditunggu-tunggu, diumumkan sejak April 2015, tepat ketika Agents of S.H.I.E.L.D. menyelesaikan musim keduanya, yang terungkap pada awal 2024 sebagai adaptasi Eternals yang rupanya dibatalkan. John Ridley sendiri mengonfirmasi hal ini dan menguraikan elemen-elemen brutal dan berani yang akan disertakan dalam acaranya, seperti adegan pembuka yang menggambarkan seorang remaja laki-laki yang mencoba bunuh diri dengan menusukkan bor listrik ke telinganya.
Alih-alih kesal karena acara itu gak jadi, John Ridley tetap bersyukur karena Eternals dari ABC gak jadi dilanjutkan. Yap, menurutnya, proyeknya itu gak sempurna dan belum layak. Namun, acara Ridley yang belum terealisasi itu seenggaknya menunjukkan bahwa Marvel punya minat yang besar pada karakter-karakter Eternals jauh sebelum film blockbusternya gagal pada 2021.
Beberapa keunikan dan hal menarik dari film-film MCU bisa dibilang sangat sepele, ya. Yap, seperti karakter yang muncul di setiap film Captain America, tren box office atau komposer mana yang paling sering berkolaborasi dengan MCU. Tapi, kamu baru tahu, kan?