Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Adaptasi yang Justru Lebih Baik dari Cerita Aslinya

film Barbie (dok. Warner Bros/Barbie)
Intinya sih...
  • The Shining (1980) menghadirkan Jack Torrance versi film yang lebih menegangkan dan menakutkan dibanding versi buku.
  • Adaptasi The Godfather (1972) oleh Francis Ford Coppola berhasil menggali konflik internal keluarga Corleone dengan lebih dalam secara emosional.
  • Guardians of the Galaxy (2014) mengubah tim ini menjadi pahlawan paling disukai melalui identitas utuh, humor, musik klasik, dan tema penerimaan diri.

Tidak semua film adaptasi dari buku atau sumber lain berhasil memuaskan penonton, apalagi penggemar setia karya aslinya. Banyak yang hanya menjadi versi ringkas atau kehilangan jiwa dari cerita awalnya. Tapi ada juga beberapa film yang justru mampu menyempurnakan, bahkan melampaui apa yang ditawarkan oleh sumber aslinya.

Dengan pendekatan visual yang kuat, penyutradaraan jenius, dan penampilan aktor yang berkesan, film-film ini memberi kehidupan baru pada cerita lama. Menariknya, beberapa dari film tersebut bahkan diakui lebih emosional, lebih relevan, atau lebih memikat daripada buku atau konsep aslinya. Kira-kira apa saja film adaptasi yang justru lebih baik dari cerita aslinya?

1. The Shining (1980)

film The Shining (dok. Warner Bros/The Shining)

Film ini diangkat dari novel horor terkenal karya Stephen King dengan judul yang sama, namun hasil akhirnya sangat berbeda dari apa yang ditulis King. Dalam buku, fokus utama ada pada pergulatan batin Jack Torrance yang sedang berjuang melawan kecanduan alkohol dan tekanan mentalnya sendiri, sementara pengaruh supranatural hotel Overlook lebih terasa sebagai metafora.

Namun, Stanley Kubrick memilih pendekatan yang lebih dingin dan menegangkan. Jack Torrance versi film diperankan dengan luar biasa oleh Jack Nicholson yang sejak awal sudah terlihat mengancam dan tidak stabil. Meskipun King tidak menyukai versi filmnya karena jauh berbeda dari visinya, banyak kritikus dan penonton justru menganggap film ini sebagai mahakarya.

2. The Godfather (1972)

film The Godfather (dok. Paramount Pictures/The Godfather)

Novel The Godfather karya Mario Puzo adalah karya klasik dalam genre kriminal, memperkenalkan dunia mafia dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Puzo mengeksplorasi dunia kriminal yang penuh strategi, tradisi, dan struktur kekuasaan, sehingga pembaca diajak untuk memahami seluk-beluk kehidupan mafia dari dalam.

Novel tersebut pun sukses besar dan membuka jalan untuk adaptasi layar lebar. Francis Ford Coppola berhasil membawa kisah ini ke level yang lebih dalam secara emosional. Alih-alih sekadar fokus pada kriminalitas, film ini menggali konflik internal dalam keluarga Corleone, baik tentang warisan, tanggung jawab, dan tragedi yang menyertainya.

Visual film yang kuat dan akting penuh emosi dari Marlon Brando dan Al Pacino membuat ceritanya jauh lebih dramatis dan menyentuh daripada di novel. Film ini menjadi bukti bahwa dengan pendekatan yang tepat, adaptasi bisa menggali sisi manusiawi yang lebih kuat dari sumber aslinya.

3. Guardians of the Galaxy (2014)

film Guardians of the Galaxy (dok. Marvel Studio/Guardians of the Galaxy)

Sebelum film ini muncul, Guardians of the Galaxy bukanlah nama besar di dunia Marvel. Komiknya memang sudah ada, tapi tidak punya arah naratif yang jelas dan cenderung episodik. Para karakter seperti Star-Lord, Rocket, atau Groot hanya tampil sebagai tokoh pelengkap dalam jagat Marvel, tanpa daya tarik utama.

Namun, semua berubah ketika James Gunn mengambil alih dan menyulap tim ini menjadi pahlawan paling disukai. Melalui film, Gunn memberikan identitas yang utuh pada kelompok ini. Ia memadukan humor, musik klasik tahun 70-an dan 80-an, serta tema seperti penerimaan diri dan makna keluarga.

Setiap karakter diberi latar belakang yang kuat dan hubungan antar anggota tim terasa tulus dan menyentuh. Hasilnya adalah film adaptasi yang tidak hanya sukses besar secara komersial, tapi juga memperbaiki dan memperjelas karakter yang sempat tersesat di versi komik.

4. Barbie (2023)

film Barbie (dok. Warner Bros/Barbie)

Film Barbie karya Greta Gerwig adalah contoh adaptasi bebas yang justru sukses besar. Berasal dari lini mainan tanpa alur cerita baku, Gerwig punya kebebasan besar untuk menciptakan dunia Barbieland dari nol. Margot Robbie tampil sebagai Barbie yang harus keluar dari dunianya yang sempurna untuk mencari makna hidup di dunia nyata, ditemani oleh Ken (Ryan Gosling).

Karena tidak terikat pada satu sumber cerita, film ini menjadi wahana eksplorasi ide-ide besar seperti identitas, feminisme, maskulinitas, dan pencarian jati diri. Dengan visual penuh warna dan dialog tajam, Barbie menawarkan pengalaman menonton yang lucu sekaligus menggugah. Alih-alih jadi film promosi mainan, Barbie justru menjadi refleksi budaya yang cerdas dan penuh perasaan, sesuatu yang tentu tidak bisa ditemukan dalam mainannya sendiri.

5. The Devil Wears Prada (2006)

film The Devil Wears Prada (dok. Fox Pictures/The Devil Wears Prada)

Film ini diangkat dari novel semi-otobiografi karya Lauren Weisberger yang menceritakan pengalamannya bekerja untuk editor majalah mode ternama. Dalam versi novel, Miranda Priestly digambarkan sebagai bos yang benar-benar kejam dan satu dimensi. Ia menjadi lambang dari segala yang salah dalam industri fashion yakni dingin, manipulatif, dan tidak manusiawi.

Namun filmnya justru mengambil pendekatan yang lebih kompleks. Meryl Streep memerankan Miranda dengan menghadirkan sisi manusia di balik wajah dingin. Penonton tidak hanya membenci Miranda, tapi juga memahaminya. Interaksi antara Miranda dan Andy (Anne Hathaway) berkembang menjadi hubungan yang saling memengaruhi. Film The Devil Wears Prada tak hanya memperbaiki karakternya, tapi juga memberi kedalaman emosional yang tidak ada di versi tulisan.

Kalau biasanya buku selalu dianggap lebih unggul dari filmnya, lima judul film adaptasi yang justru lebih baik dari cerita aslinya sukses membuktikan bahwa layar lebar pun bisa memberi pengalaman yang lebih dalam dan berkesan. Menurutmu, adakah film adaptasi lain yang menurutmu lebih baik dari cerita aslinya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us