10 Film Aksi Terbaik Hollywood yang Gagal Untung di Box Office

Film yang dibintangi oleh Tom Cruise ini menjadi salah satu film aksi paling kreatif dengan konsep time-loops yang unik. Namun, konsep film yang unik tidak menjadi jaminan Edge of Tomorrorow menjadi hits blockbuster.

Film ini menghasilkan 370 juta dolar AS (Rp5,6 triliun) dengan anggaran produksi sebesar 178 juta dolar AS (Rp2,7 triliun). Pendapatan ini terbilang tidak terlalu menguntungkan jika memperhitungkan biaya pemasaran dan potongan bioskop. Kegagalan Edge of Tomorrow salah satunya disebabkan karena kurangnya pemasaran.

The Nice Guys merupakan film aksi neo-noir yang penuh dengan komedi menghibur. Meskipun dibintangi oleh Russell Crowe dan Ryan Gosling, film ini hanya meraih sedikit keuntungan di box office.

Film ini hanya menghasilkan 62 juta dolar AS (Rp953 miliar), tidak jauh berbeda dari biaya produksinya yang mencapai 50 juta dolar AS (Rp768 miliar). Namun, kualitas akting dan komedi dalam film ini akhirnya memenangkan hati banyak penonton untuk dibuatkan sekuel.

Film ini mengikuti petualangan sopir truk yang tak sengaja terlibat dalam pertempuran supernatural di Chinatown, San Francisco. Film yang dibintangi Kurt Russell ini menjadi salah satu aksi terbaik meski gagal meraih kesuksesan finansial.

Big Trouble In Little China hanya menghasilkan 11 juta dolar AS (Rp169 miliar) di seluruh dunia saat dirilis pada 1986. Pendapatan tersebut kurang dari separuh dari biaya produksinya yang sebesar 25 juta dolar AS (Rp384 miliar).

Meskipun mendapat ulasan positif, The Suicide Squad menghadapi berbagai kendala yang memengaruhi pendapatan box office. Rilis bersamaan dengan penayangan di HBO Max dan pandemi COVID-19, membuat film ini kurang diminati oleh penonton bioskop.

The Suicide Squad hanya menghasilkan sekitar 168 juta dolar AS (Rp2,5 triliun) dari penayangan di bioskop seluruh dunia. Budget film ini sendiri mencapai 185 juta dolar AS (Rp2,8 triliun) yang artinya menimbulkan kerugian.

Alasan terbesar kegagalan Dredd adalah karena penonton umum hanya tahu tentang karakter ini dari film buruk tahun 1995 yang dibintangi Sylvester Stallone. Hal tersebut tentu membuat penonton ragu untuk menonton versi reboot tahun 2012 ini. Aspek 3D dalam film ini juga dipasarkan secara berlebihan.

Dredd hanya menghasilkan pendapatan sebesar 41 juta dolar AS (Rp630 miliar) di seluruh dunia. Padahal total anggaran untuk membuat film ini yaitu 45 juta dolar AS (Rp691 miliar). Film ini mengalami kerugian padahal ceritanya cukup menarik, lho.

Film ini mengikuti karakter Scott Pilgrim yang berusaha melawan deretan mantan pacar kekasihnya yang jahat. Scott Pilgrim Vs. The World memiliki gaya visual unik yang mungkin terlalu eksentrik untuk beberapa penonton. Perpaduan video game dengan kisah cinta romantis belum pernah dilakukan sebelumnya.

Sayangnya, Scott Pilgrim vs. the World hanya menghasilkan 49 juta dolar AS (Rp753 miliar di seluruh dunia. Mengingat film ini menghabiskan anggaran sebesar 60 juta dolar AS (Rp922 miliar) untuk produksinya.

District 13 berlatar di masa depan yang tidak terlalu jauh yaitu tahun 2010. Film ini mengikuti sekelompok penjahat di sebuah distrik di Prancis. District 13 berhasil memperkenalkan tren parkour yang belum dikenal oleh publik pada saat itu.

Film ini penuh dengan aksi luar biasa yang mengesankan, meskipun pendapatannya di box office terbilang rendah. District 13 hanya memperoleh penghasilan sekitar 9 juta dolar AS (Rp138 miliar). Ini menimbulkan kerugian, mengingat anggaran produksinya sebesar 12 juta dolar AS (Rp184 miliar).

Remake The Taking of Pelham 123 mengikuti seorang penjahat yang mencoba merampok sebuah kereta bawah tanah. Disutradarai oleh Tony Scott, film aksi ini dinilai lebih seru dibandingkan dengan versi aslinya yang dirilis tahun 1974.

Meskipun berhasil meraup 150 juta dolar AS (Rp2,3 triliun) di box office global, film ini masih dianggap gagal secara finansial karena anggarannya yang besar. Terhitung biaya produksi The Taking of Pelham 123 mencapai 100 juta dolar (Rp1,5 triliun).

Miami Vice yang disutradarai oleh Michael Mann hanya menghasilkan 163 juta dolar AS (Rp2,5 triliun) di seluruh dunia. Ini menjadi kegagalan besar mengingat anggaran filmnya sebesar 135 juta dolar AS (Rp2 triliun).

Alasan mengapa film yang dibintangi Colin Farrell dan Jamie Foxx tampil buruk di box office adalah karena mendapat ulasan negatif dari kritikus dan penonton. Meskipun Miami Vice dikritik karena berbeda jauh dari versi aslinya, film aksi penyamaran ini semakin dipuji seiring berjalannya waktu.

The Man from U.N.C.L.E. merupakan adaptasi dari seri tahun 1960-an dengan judul yang sama. Film aksi mata-mata ini sebenarnya tidak mendapat ulasan negatif, malah memperoleh rating yang cukup tinggi. Namun, chemistry antara Henry Cavill dan Armie Hammer belum mampu membuat film ini sukses di box office.

Film ini hanya menghasilkan 107 juta dolar AS (Rp1,6 triliun) dengan anggaran 75 juta dolar AS (Rp1,1 triliun). Meskipun begitu, film yang dirilis tahun 2015 ini mendapatkan banyak penggemar. Pasalnya, terdapat permintaan yang lumayan tinggi untuk pembuatan sekuel film ini.

Kesuksesan sebuah film tidak selalu diukur oleh pendapatan di box office. Buktinya, meski dianggap gagal menjadi hits blockbuster, deretan film aksi Hollywood di atas bisa membuktikan bahwa kualitas akhirnya akan dihargai oleh penonton.