Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Aksi Tahun 80-an dengan Rating Buruk, tapi Sangat Menghibur

cuplikan film Cobra (dok. Warner Bros./Cobra)

Saat menonton film, kebanyakan orang pasti akan mencari tontonan dengan rating tinggi. Ini menandakan film tersebut berkualitas baik dari segi cerita maupun aktingnya. Namun, menonton film yang dianggap buruk oleh publik masih bisa menghibur, lho. Film dengan rating rendah tidak kalah menarik karena adegannya cenderung konyol.

Film aksi tahun 80-an memang tidak sehebat film sekarang yang penuh efek CGI. Akan tetapi, bukan berarti film-film lawas tersebut tidak layak ditonton. Malah, kelima film aksi tahun 80-an berikut ini terbilang sangat menghibur meski memiliki rating yang rendah. Kira-kira film apa saja, sih?

1. Action Jackson (1988)

cuplikan film Action Jackson (dok. Silver Pictures/Action Jackson)

Film ini mengisahkan Sersan Jericho Jackson (Carl Weathers) yang akrab dipanggil Action Jackson. Ia merupakan seorang polisi Detroit yang dipecat setelah menyelidiki eksekutif otomotif korup. Dalam usahanya menghadapi musuh bebuyutannya, Jackson merekrut kekasih musuhnya untuk membongkar kejahatan tersebut.

Action Jackson mencoba menyatukan unsur-unsur Blaxploitation dengan aksi laga tahun 80-an, tetapi hasilnya tidak begitu sukses. Sebagai informasi, Blaxploitation merupakan gerakan memproduksi film dari, untuk, dan melibatkan orang-orang berkulit hitam. 

Plot yang lemah dan eksekusi yang kurang memuaskan membuatnya tenggelam di tengah deretan film aksi tahun 80-an yang lebih kuat. Tidak heran apabila film ini hanya memperoleh rating 13 persen dari Rotten Tomatoes.

2. Cobra (1986)

cuplikan film Cobra (dok. Warner Bros./Cobra)

Film berfokus pada Lieutenant Marion "Cobra" Cobretti (Sylvester Stallone). Seorang veteran polisi ini menghadapi ancaman dari New World yaitu sebuah geng sosial Darwinis yang kejam. Ketika seorang model menjadi saksi pembunuhan, Cobra bertugas untuk melindunginya. Akan tetapi, kekuatan jahat New World terus mengancam nyawanya.

Cobra adalah campuran aksi berlebihan dengan Sylvester Stallone sebagai pemeran utamanya. Meskipun film ini memiliki momen-momen aksi yang intens, plotnya yang klise dan dialog yang terkadang konyol membuatnya lebih cocok sebagai tontonan yang menghibur. Rotten Tomatoes memberi rating film ini hanya sebesar 18 persen saking buruknya.

3. The Golden Child (1987)

cuplikan film The Golden Child (dok. Paramount Pictures/The Golden Child)

The Golden Child mencoba menggabungkan unsur fantasi dengan komedi. Sayangnya, penyampaian ceritanya berantakan dan kurangnya kedalaman karakter membuatnya kurang memikat. Meskipun Eddie Murphy berusaha memberikan humor, film ini gagal dan mendapatkan rating 21 persen oleh Rotten Tomatoes.

Film ini mengisahkan Chandler (Eddie Murphy), seorang pekerja sosial yang diberi tugas untuk menyelamatkan seorang anak laki-laki dengan kekuatan mistis dari tangan penculik. Dalam perjalanannya, ia harus mengatasi rintangan supernatural dan melawan kekuatan gelap yang mengancam dunia.

4. Ninja III: The Domination (1984)

cuplikan film Ninja III: The Domination (dok. Cannon Films/Ninja III: The Domination)

Film ini fokus pada seorang instruktur aerobik yang tanpa sengaja menjadi tuan rumah bagi seorang ninja yang sekarat. Dia kemudian terlibat dalam pertempuran supranatural ketika dia secara dirasuki oleh jiwa ninja tersebut. Sepanjang film, ia harus melawan kekuatan gelap dan membebaskan dirinya dari penguasaan mistis ini.

Ninja III: The Domination adalah campuran yang unik antara film aksi dan elemen supernatural. Film ini berani menghadirkan cerita yang tidak biasa. Meskipun efeknya masih kuno, film ini cukup menonjol di antara film aksi tahun 80-an. Ninja III: The Domination pun memperoleh rating 40 persen dari Rotten Tomatoes.

5. Red Heat (1988)

cuplikan film Red Heat (dok. Carolco Pictures/Red Heat)

Film ini mencoba menyajikan aksi laga dengan elemen komedi. Meskipun plotnya klise dan konsepnya tidak realistis, kehadiran Arnold Schwarzenegger dan James Belushi memberikan sentuhan humor yang membuatnya lebih diterima sebagai tontonan ringan. Rotten Tomatoes memberi rating 69 persen pada film ini, yang artinya tidak terlalu buruk.

Red Heat menceritakan seorang polisi Rusia yang bersekutu dengan seorang detektif Amerika untuk mengejar pembunuh yang melarikan diri ke Chicago. Sementara berusaha menangkap musuh bersama, Danko (Arnold Schwarzenegger) harus beradaptasi dengan budaya Amerika yang membuatnya mengalami culture shock.

Film-film aksi tahun 80-an di atas menghadirkan tontonan yang menghibur meski ratingnya terbilang rendah. Ini membuktikan bahwa rating tidak melulu menjadi patokan film layak tonton atau tidak, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Izza Namira
3+
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us