Sebuah film, termasuk film anime, umumnya dibuat untuk menghibur para penontonnya. Berbagai cerita dari yang lucu sampai romantis menjadi pilihan untuk sekadar menonton kala senggang. Namun, bagaimana jika film yang ditonton justru bikin nangis tersedu-sedu?
Film anime berikut memiliki kisah yang menyedihkan, tetapi menyampaikan banyak pesan kehidupan untuk para penontonnya. Waktu senggangmu tidak akan terbuang karena kamu akan sekaligus memaknai kehidupan.
Koe no Katachi atau A Silent Voice mengisahkan seorang anak pindahan yang ternyata tuli bernama Shouko Nishimiya. Dengan keterbatasannya itu, ia dirundung dan terus diganggu teman-teman sekelasnya, terutama oleh Shouya Ishida. Shouko terus ditindas sampai akhirnya ibunya memindahkannya ke sekolah lain.
Namun, setelah itu, keadaan berbalik. Shouya Ishida dijauhi teman-temannya. Ia terus dihantui rasa bersalah hingga SMA. Ketika bertemu dengan Shouku lagi, ia berusaha menebus kesalahannya yang dulu.
Kisah Shouko ini mampu membuat siapa saja ikut merasakan penderitaan ketika ia ditindas. Pada akhirnya, apa yang dialami Shouya akan memberi pelajaran pentingnya menghargai seseorang.
Memiliki durasi kurang dari 1 jam, film Hotarubi no Mori e mengisahkan hubungan antara manusia dan roh hutan. Hotaru Takegawa adalah seorang anak yang berlibur ke desa. Suatu hari, ia tersesat di hutan dan ditolong oleh roh hutan bertopeng bernama Gin. Hotaru sangat senang bermain bersamanya dan berjanji akan kembali lagi ke sana setiap musim panas.
Gin adalah roh hutan yang tidak bisa disentuh manusia. Jika disentuh, ia akan menghilang dari dunia. Waktu demi waktu berlalu sampai Hotaru telah menjadi murid SMA, tetapi Gin tidak menua sama sekali. Suatu hari, mereka menghadiri sebuah festival roh. Dalam perjalanan, ada seorang anak kecil yang hampir terjatuh lalu ditolong oleh Gin dengan memegang tangannya. Ternyata, anak itu adalah manusia.
Kisah Hotaru dan Gin ini sudah banyak mematahkan hati para penonton. Kesedihan Hotaru atas kehilangan seorang yang dicintai mampu membuat siapa saja ikut bersedih.
Berlatar Perang Dunia II, film ini berfokus pada seorang perempuan lugu bernama Suzu Urano. Suzu menikah ketika berumur 18 tahun dan pindah ke rumah suaminya, Shusaku, yaitu ke kota kecil di Hiroshima. Ia menjalani hari-hari sebagai istri bersama dengan keluarga suaminya yang hidup sederhana. Suasana pada masa perang kian memburuk sampai mereka kesusahan untuk beraktivitas. Berbagai pengeboman terjadi. Suzu harus kehilangan keponakannya karena kejadian itu.
Film In This Corner of the World sangat sederhana dalam menggambarkan keseharian penduduk Jepang saat masa perang. Film ini juga memperlihatkan penderitaan penduduk dalam bertahan hidup. Pesan bahwa perang hanya menimbulkan penderitaan sekiranya dapat tersampaikan dalam film ini.
Cinta ibu tak lekang oleh waktu. Begitulah kira-kira kesan dalam film ini sepanjang menontonnya. Menggambarkan kisah dua ras berbeda, yakni ras lorph dan manusia, film ini cukup bermakna dalam mengisahkan antara ibu dan anak.
Maquia adalah seorang lorph yang menghindar dari kejaran pasukan jahat di negerinya. Dalam perjalanan, ia bertemu bayi dalam dekapan ibunya yang telah meninggal. Kemudian, ia memutuskan untuk membesarkannya dan memberi nama anak itu Ariel.
Ariel semakin tumbuh besar dan sehat. Namun, sebagai lorph, ternyata Maquia memiliki umur panjang dan tak menua selagi manusia menua. Ariel yang penurut sejak kecil tak percaya akan kenyataan itu. Akhirnya, ia berusaha menjauhi ibunya sampai memiliki istri dan anak. Perjuangan Maquia untuk menjadi ibu yang baik begitu mengharukan. Ketika ajal menjemput anaknya yang telah renta, Maquia berada di sampingnya.
Selain In This Corner of the World yang menggambarkan kekejaman Perang Dunia II, film produksi Studio Ghibli ini menjadi film tersedih sepanjang masa. Film ini menceritakan perjuangan pasangan kakak beradik, yaitu Seita dan Setsuko, dalam bertahan hidup sepeninggal ibunya pada masa perang. Hari-hari mereka dilalui dengan berat karena terbatasnya persediaan makanan. Mereka tinggal bersama bibi mereka, tetapi akhirnya pindah karena bibinya menganggap mereka sebagai parasit.
Tak punya tempat tinggal, mereka menghuni sebuah gua di tepi danau yang tak layak untuk ditinggali. Hari-hari mereka dipenuhi penderitaan. Suatu hari, Seita tak punya apa-apa lagi untuk dimakan dan terpaksa mencuri. Penyakit pun menjangkiti adiknya, Setsuko, karena kelaparan dan kekurangan gizi. Penderitaan yang dirasakan mereka berdua cukup membuat penonton meneteskan air mata. Tak ada yang baik dari sebuah perang, melainkan hanya memberi penderitaan atas kehilangan segalanya.
Lima film anime tersebut dijamin bakal menyayat hati dan mengaduk-aduk perasaanmu saat menontonnya. Menurutmu, film mana yang memiliki kisah paling sedih? Ramaikan kolom komentar, yuk!