Petualangan mampu menguji batas kapasitas kemampuan manusia. Setiap ekspedisi menghadapi berbagai rintangan yang berpotensi kematian, mulai dari kondisi alam yang ekstrim, perselisihan antar anggota kelompok ekspedisi, hingga ancaman luar seperti makhluk buas dan kejadian supranatural.
Menggambarkan suasana mencekam, berikut rekomendasi film ekspedisi mematikan yang diangkat dari kisah nyata. Penyuka genre adventure dan history wajib merapat. Catat judulnya, ya!
Pendaki gunung yang sudah berpengalaman saja masih sering hadapi kesulitan saat mendaki. Apa lagi yang masih newbie alias belum berpengalaman sama sekali? Sudah newbie, perempuan, sendirian, dan punya masalah kecanduan pula, paket lengkap untuk ekspedisi yang bermuara pada tragedi, bukan?
Wild menceritakan kisah nyata Cheryl Strayed (Reese Witherspoon), seorang perempuan muda yang memutuskan untuk melakukan perjalanan solo melintasi jalur Pacific Crest yang membentang sepanjang Amerika bagian barat, melalui California dan Oregon.
Cheryl mengambil keputusan ini setelah tragedi dan kesulitan dalam hidupnya terjadi silih berganti. Dia telah kehilangan ibunya dengan cara yang tragis, mengalami perceraian yang pahit, dan memiliki masalah kecanduan obat-obatan yang sudah parah.
Tahu, kan, kalau Samudra Pasifik itu adalah samudra terluas dan terdalam di dunia? Palung Mariana yang merupakan palung terdalam di dunia terletak di bawah Samudra Pasifik. Selain itu, Samudra ini terkenal akan angin dan ombak yang kuat, arus laut yang tak terduga, serta badai yang ganas.
Kebayang gak betapa ekstrimnya ekspedisi manusia yang arungi samudra pasifik hanya berbekal kapal rakitan? Terlebih dengan perlengkapan dan teknologi yang sangat terbatas.
Kon Tiki kisahkan petualangan epik Thor Heyerdahl (Pål Sverre Hagen) dan kru yang mengarungi Samudra Pasifik demi membuktikan teorinya tentang migrasi Polinesia. Yang paling menonjol dari film ini adalah sinematografinya yang keren banget dan penggambaran yang akurat dari perjalanan asli Heyerdahl.
Film yang disutradarai oleh Peter Weir ini dibuat berdasarkan buku The Long Walk karya Sławomir Rawicz, yang diklaim sebagai kisah nyata tentang pelarian dari kamp tahanan Soviet.
Sekelompok tahanan politik berusaha melarikan diri dari sebuah kamp tahanan Soviet pada tahun 1940-an. Kelompok tersebut terdiri dari orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Salah satu tahanan bernama Janusz (Jim Sturgess), seorang tahanan Polandia yang dituduh melakukan pengkhianatan.
Setelah menyusun siasat, mereka melarikan diri dari kamp dan memulai perjalanan berbahaya melintasi gurun Siberia, dataran beku Mongolia, dan pegunungan Himalaya. Dalam perjalanan mereka yang epik, mereka menghadapi berbagai tantangan yang seperti kelaparan, sakit, cuaca ekstrim, dan ancaman dari pasukan Soviet yang berusaha menangkap mereka kembali.
Kalau berbicara soal pendaki solo paling populer, mungkin nama Aron Ralston adalah yang paling sering disebut-sebut. Dia harus kehilangan tangannya setelah terjebak selama 127 jam di daerah terpencil negara bagian Utah.
Aron mengamputasi tangannya sendiri dengan pisau serbaguna demi meloloskan diri dari himpitan batu besar di antah berantah. Dia bertahan hidup dengan mengumpulkan embun air dan menadahnya untuk diminum. Bahkan di satu titik, dia terpaksa meminum air urinnya sendiri.
127 hours tidak hanya menyorot determinasi dan perjuangan seseorang meloloskan diri dari maut, tetapi juga menyiratkan makna kehidupan. 127 hours menyorot betapa banyak hal-hal dalam keseharian yang kita remehkan keberadaannya, dan manusia hanya akan sadar bahwa hal tersebut penting ketika hal-hal tersebut direnggut dari mereka.
Film ini dibuat berdasarkan pada kisah nyata pendakian di Pegunungan Alpen pada tahun 1936. North Face mengisahkan perjalanan Toni Kurz (Benno Fürmann) dan Andi Hinterstoisser (Florian Lukas) yang berusaha mencapai puncak Eiger di Alpen Swiss.
Dua pendaki asal Jerman ini ingin menguji diri mereka dengan mengeksplorasi dinding utara Eiger yang terkenal sulit untuk didaki. Daerah ini dikenal dengan sebutan "North Face". Dua orang jurnalis bernama Luise (Johanna Wokalek) dan Arau (Simon Schwarz) meliput pendakian mereka dari bawah.
Pada masa itu, Nazi sangat gencar mempropagandakan eksplorasi alam, terutama daerah dengan kondisi ekstrim. Para pria di sana ditanamkan ambisi yang begitu besar, untuk selalu menunjukan kehebatan bangsanya di mata dunia. Toni dan Andi termasuk orang-orang yang termakan propaganda tersebut.
Christopher McCandless (Emile Hirsch) adalah seorang lulusan universitas yang memutuskan untuk meninggalkan kehidupan lamanya dan menjalani solo traveler di alam liar. Dia menyumbangkan seluruh uang tabungannya, meninggalkan keluarganya, dan menghilang ke Alaska.
Meskipun dia dapat hidup bebas dan damai dalam kesendirian dan menyatu dengan alam, terdapat banyak tantangan yang ia hadapi. Christoper juga harus merasakan kelaparan, kesepian, dan terus mempertanyakan tujuan hidupnya.
Melalui narasi yang epik dan performa aktor yang realistis, film ekspedisi di atas mampu menggambarkan perjuangan, keberanian, dan tekad manusia dalam menghadapi situasi paling ekstrim. Di sisi lain, film-film ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai nilai kehidupan, tetap rendah hati di hadapan alam, dan jangan memiliki ambisi yang lebih tinggi dari kemampuan diri.