Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Horor Fairy Tale buat Pencinta Winnie-the-Pooh: Blood and Honey

poster film Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2 (dok. Jagged Edge Productions/Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2)

Film horor dengan tema dongeng kini semakin populer dan digemari banyak penonton. Menggabungkan elemen kengerian dengan kisah-kisah yang sudah akrab dari masa kecil, genre ini menawarkan sensasi menonton yang unik dan tak biasa. Dongeng yang biasanya identik dengan keindahan dan keajaiban kini diubah menjadi cerita yang gelap dan menakutkan, memberikan pengalaman baru yang mendebarkan.

Salah satu film yang sukses membawa genre ini ke puncak popularitas adalah Winnie-the-Pooh: Blood and Honey (2023). Film ini berhasil menarik perhatian dengan menggambarkan aksi karakter-karakter ikonik dari Hundred Acre Wood dalam nuansa horor yang brutal. Kesuksesan film ini pun disusul oleh sekuelnya yang tak kalah kontroversial, Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2, yang tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (3/7/2024).

Bagi kamu yang penasaran dengan film horor fairy tale selain Winnie-the-Pooh: Blood and Honey, penulis telah merangkum lima rekomendasi film yang wajib ditonton. Mulai dari adaptasi gelap kisah Little Red Riding Hood hingga petualangan menyeramkan Heidi dalam menumpas diktator, deretan film ini akan membuatmu merinding sekaligus terpukau!

1. The Company of Wolves (1984)

adegan dalam film The Company of Wolves (dok. Palace Pictures/The Company of Wolves)

Siapa yang tak kenal Little Red Riding Hood? Kisah klasik tentang gadis kecil berkerudung merah yang bertemu serigala di hutan telah menghibur anak-anak selama berabad-abad. Tapi tahukah kamu bahwa ada versi lain dari kisah ini yang jauh lebih kelam dan erotis?

Di tahun 1984, sutradara Neil Jordan menghadirkan The Company of Wolves, sebuah film fantasi kelam yang terinspirasi dari kisah Little Red Riding Hood. Film ini mengikuti perjalanan Rosaleen (Sarah Patterson) yang harus menembus hutan lebat untuk mengantarkan obat ke neneknya yang sakit. Di sanalah ia bertemu dengan berbagai karakter eksentrik dan berbahaya, termasuk serigala yang misterius dan menggoda.

The Company of Wolves bukan sekadar dongeng klasik yang diubah. Film ini menjelajahi tema-tema kompleks, seperti pubertas, seksualitas, dan bahaya yang mengintai di balik kecantikan alam. Petualangan Rosaleen menjadi metafora bagi perjalanan menuju kedewasaan, dengan segala godaan dan bahayanya.

2. Snow White: A Tale of Terror (1997)

adegan dalam film Snow White: A Tale of Terror (dok. PolyGram Filmed Entertainment/Snow White: A Tale of Terror)

Snow White: A Tale of Terror menghadirkan cerita Putri Salju yang jauh lebih kelam dan menegangkan. Film ini dibintangi oleh aktris ternama Sigourney Weaver sebagai Ratu Claudia dan Monica Keena sebagai Lilli, interpretasi Evil Queen dan Putri Salju yang lebih kompleks. Berbeda dengan versi klasiknya, Snow White: A Tale of Terror mengambil setting di abad pertengahan.

Awalnya, Ratu Claudia digambarkan sebagai ibu yang peduli terhadap putri tirinya, Lilli. Namun, ketika kebaikannya tak digubris dan kecantikan Lilli mulai menyaingi kecantikannya, Ratu Claudia mulai merasa terancam. Motivasinya berubah menjadi obsesi untuk menjadi wanita tercantik di dunia, dan dia menggunakan ilmu hitam untuk menyingkirkan Lilli.

Lilli kemudian harus melarikan diri dari kekejaman Ratu Claudia dan bersembunyi di hutan. Di sana, dia bertemu dengan tujuh penambang kasar, yang berlawanan dari kurcaci ramah dalam versi klasik.

3. The Red Shoes (2005)

adegan dalam film The Red Shoes (dok. Tartan Films/ The Red Shoes)

Diadaptasi dari dongeng klasik karya Hans Christian Andersen, The Red Shoes mengikuti kisah Sun Jae (Kim Hye Soo), seorang wanita yang menemukan sepasang sepatu hak tinggi berwarna merah muda di kereta bawah tanah. Sejak saat itu, Sun-jae mulai dihantui oleh berbagai kejadian aneh dan mengerikan. Kehidupan pribadinya pun mulai runtuh, diwarnai dengan rasa iri, dendam, dan kematian.

The Red Shoes menawarkan cerita horor yang menegangkan dan sarat makna. Mengangkat tema tentang keserakahan dan ambisi, film ini mengingatkan penonton bahwa selalu ada konsekuensi dari setiap tindakan. Ya, meskipun itu "hanya" membawa pulang sepasang sepatu cantik yang bukan milik kita.

4. The Lure (2015)

adegan dalam film The Lure (dok. The Warsaw Documentary Film Studio/The Lure)

Selain The Red Shoes, interpretasi gelap dari dongeng karya Hans Christian Andersen juga bisa kamu tengok dalam The Lure. Film ini mengikuti kisah dua putri duyung, Silver (Marta Mazurek) dan Golden (Michalina Olszańska), yang meninggalkan laut untuk menjelajahi dunia manusia. Di darat, mereka terpesona oleh dunia musik dan gemerlapnya klub malam.

Silver jatuh cinta dengan Mietek (Jakub Giersza), seorang bassist band rock, dan bermimpi menjadi manusia untuk bersamanya. Ia rela mengorbankan suaranya yang indah dan ekornya yang berkilauan untuk mendapatkan kaki manusia. Di sisi lain, Golden dihantui rasa lapar dan godaan untuk memakan manusia. Ia mulai membunuh para tamu klub malam, memicu teror di kota.

5. Mad Heidi (2022)

adegan dalam film Mad Heidi (dok. Swissploitation Films/Mad Heidi)

Semua orang pasti mengetahui Heidi sebagai tokoh ikonik dari cerita anak berjudul sama asal Swiss. Pada tahun 2022, Heidi kembali hadir. Namun, kali ini dalam versi yang jauh lebih gore dan penuh kejutan lewat Mad Heidi.

Berlatar di Swiss yang distopia, Mad Heidi menceritakan kisah Heidi (Alice Lucy) yang hidup di bawah tirani diktator jahat bernama Presiden Meili (Casper Van Dien). Heidi, yang biasanya digambarkan sebagai gadis yang polos dan lugu, di sini menjelma menjadi pejuang pemberontak. Dibantu oleh kakeknya, Alpöhi (David Schofield), Heidi memulai perjalanan untuk membebaskan rakyat Swiss dari cengkeraman Presiden Meili.

Menggabungkan genre laga, horror, dan komedi, Mad Heidi penuh dengan adegan aksi yang brutal dan penuh darah, serta humor yang satir dan sarkastik. Tak hanya itu, film ini juga mengajak penonton untuk merefleksikan tentang isu-isu penting, seperti tirani, kebebasan, dan keadilan. Wajib ditonton para penggemar Winnie-the-Pooh: Blood and Honey, nih!

Omong-omong soal Winnie-the-Pooh: Blood and Honey, para sineas di baliknya telah menyiapkan sederet judul yang tak kalah menegangkan setelah Winnie-the-Pooh: Blood and Honey 2. Tergabung dalam The Twisted Childhood Universe (TCU), beberapa judul yang wajib diantisipasi, yakni Peter Pan's Neverland Nightmare, Bambi: The Reckoning, dan Pinocchio: Unstrung.

Nah, sambil menunggu perilisan film-film tersebut, kamu bisa menonton lima rekomendasi film di atas untuk mengenal lebih dalam tentang genre ini. Siap untuk merasakan sensasi ketakutan yang berbeda dari kisah dongeng yang biasa kamu kenal?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us