8 Film Horor Minimalis Terbaik, Didominasi Rilisan A24

The Witch adalah film horor rilisan A24 garapan Robert Eggers yang dicap minimalis karena kesederhaan plot dan latarnya. Sekilas tak banyak yang terjadi dalam film ini, tetapi kamu bakal tetap dapat efek ngeri dan ending yang memuaskan. 

Anya Taylor-Joy memerankan seorang remaja yang tinggal bersama orangtuanya di kabin di tengah hutan. Satu hari, keluarga itu mendapati anak bungsu mereka hilang tanpa jejak. Panik dan terisolasi, mereka pun saling menyalahkan satu sama lain.

Setahun sebelumnya, rumah produksi Australia, Causeway Films, merilis film horor minimalis bertajuk The Babadook. Judulnya terinspirasi dari makhluk mitologi, tetapi dikemas Jennifer Kent jadi sebuah petualangan horor-psikologi.

Sepanjang film, kamu dibuat bimbang menentukan apakah benar ada makhluk supranatural atau itu hanya halusinasi para protagonisnya. Kent dengan piawai menjebak penonton dengan memilih latar yang sempit alias klaustrofobik. Ia pun menciptakan kengerian dan efek seram dengan memanfaatkan negative space di ruang terbatas itu.

The Lighthouse adalah film horor minimalis lain dari Robert Eggers. Kini dalam format hitam putih, lakonnya kembali ia jebak di lokasi yang terisolasi yakni sebuah mercusuar.

Robert Pattinson dipasangkan dengan aktor senior Willem Dafoe sebagai penjaga mercusuar yang harus tinggal bersama di lokasi terpencil itu selama beberapa minggu. Alienasi dan keterbatasan sumber daya membuat mereka mulai berhalusinasi dan saling curiga satu sama lain. 

Dianggap salah satu film horor found footage terbaik yang pernah dibuat, The Blair Witch Project pun menggunakan prinsip-prinsip minimalisme. Mulai dari premis yang tak muluk-muluk, perekrutan aktor non-profesional, dan penggunaan latar yang apa adanya.

Lewat kamera amatir, kamu akan diajak mengikuti perjalanan sekelompok anak muda yang ingin menginvestigasi sebuah mitos. Seolah tak banyak yang terjadi, kamera tersebut sebenarnya merekam berbagai ketidaknyamanan dan keganjilan dalam diam bak saksi bisu. 

The Shining memang salah satu film horor legendaris yang meski sudah berusia 4 dekade masih dibicarakan. Meski begitu, Stanley Kubrick ternyata mengadopsi prinsip minimalisme dalam karya bombastisnya itu. Terlihat dari keputusannya menyertakan negative space dan penulisan jalan cerita yang awalnya tampak sederhana. 

Semua bermula dari rencana seorang laki-laki untuk mengambil pekerjaan sebagai housekeeper di sebuah hotel mewah yang tutup selama musim dingin karena akses jalan yang biasanya tertutup salju tebal. Niatnya mencari nafkah sekaligus mengumpulkan inspirasi untuk novelnya justru berbuah petaka. 

It Comes At Night adalah salah satu contoh film horor yang banyak menggunakan negative space di dalamnya. Dari segi cerita pun cukup sederhana, yakni kehidupan keluarga yang mengisolasi diri di sebuah kabin di tengah hutan untuk alasan yang tidak dijelaskan. 

Namun, satu malam, seorang penyusup datang ke rumah mereka. Trailer dan sinopsis singkat film ini menipu, harus nonton kalau mau tahu yang sebenarnya. 

Bicara penyusup, sutradara Michael Haneke juga menggunakan formula itu untuk filmnya yang berjudul Funny Games. Film diawali dengan perjalanan menyenangkan sebuah keluarga ke rumah musim panas yang mereka sewa. 

Namun, pada hari kesekian dari liburan mereka, dua pemuda yang mengaku sebagai kerabat tetangga datang. Awalnya normal, keduanya secara perlahan mulai menguasai rumah dan mengontrol keluarga tersebut. Haneke dengan teliti membangun kengerian secara perlahan, tapi pasti. 

Colin Eggleston pernah menggunakan premis serupa dalam Long Weekend. Ia memulai film horor minimalisnya ini dengan sebuah liburan romantis sepasang kekasih. Namun, saat mereka menginterupsi keseimbangan ekosistem di sana, perlahan suasana liburan itu berubah pahit. 

Sama dengan Haneke, Eggleston berhasil menampilkan konflik satu per satu dengan tautan dan tempo yang tepat. Akan ada banyak adegan mencengangkan yang bikin penonton merasa tak nyaman.

Tanpa perlu kostum atau riasan seram, maupun adegan sadis (gore) yang berlebihan, film horor minimalis di atas tetap bisa pacu adrenalinmu. Tentunya untuk bisa melakukannya, sineas harus punya naskah yang matang. Jangan sekali-kali remehkan label minimalis.