5 Film IFC yang Curi Perhatian Sepanjang 2025, Ada Good Boy!

Dengan perolehan hampir 5 juta kali penayangan di YouTube, Good Boy langsung curi perhatian sejak trailer perdananya rilis. Film horor garapan Ben Leonberg ini mengusung premis rumah hantu, tapi dengan sudut pandang unik, yakni lewat seekor anjing bernama Indy. Gabungkan teror supernatural dan kisah menyayat hati tentang kesetiaan seekor anjing pada pemiliknya, gak heran kalau Good Boy meraih skor 92 persen di Rotten Tomatoes sejak debutnya di SXSW pada Maret lalu.

Ceritanya bermula ketika Todd (Shane Jensen), sang pemilik, jatuh sakit dan memutuskan pindah ke rumah tua peninggalan kakeknya yang kabarnya berhantu. Meski Todd tak begitu peduli, Indy langsung merasakan ada sesuatu yang janggal di rumah itu. Seiring waktu, gangguan demi gangguan semakin nyata, dan membuat Indy harus berhadapan dengan teror tak kasat mata sambil tetap menjaga tuannya.

Good Boy sendiri dijadwalkan tayang oleh IFC di Amerika Serikat mulai 3 Oktober 2025. Apakah bakal tayang di bioskop Indonesia? Mari kita nantikan sama-sama!

Kalau kamu bosan dengan film hiu yang hanya andalkan gore dan jumpscare, Dangerous Animals hadir sebagai angin segar. Ceritanya berpusat pada Zephyr (Hassie Harrison), peselancar Amerika yang tengah menikmati hidup bebas di pantai Australia. Kebebasannya terusik ketika ia diculik oleh Bruce Tucker (Jai Courtney), pria misterius yang terobsesi dengan hiu. Ngerinya lagi, Tucker ternyata menjadikan para korbannya sebagai santapan hiu dan ia rekam layaknya film pribadi!

Yang bikin Dangerous Animals banyak dibicarakan adalah caranya menempatkan manusia sebagai “predator” paling berbahaya. Hiu memang tetap jadi ancaman besar, tapi film ini menegaskan bahwa kegilaan dan obsesi manusia bisa jauh lebih menakutkan. Tertarik membuktikannya sendiri dengan menontonnya di KlikFilm?

Masih dari ranah horor, ada The Rule of Jenny Pen yang langsung mendapat buzz positif sejak tayang di Fantastic Fest tahun lalu. Film arahan James Ashcroft ini hadirkan atmosfer mencekam yang berbeda dari kebanyakan horor modern. Bukan rumah berhantu atau makhluk gaib, di sini, panti jompo dan lansia yang disulapnya menjadi panggung dan pengantar teror.

Kisahnya berfokus pada Stefan Mortensen (Geoffrey Rush), hakim yang harus tinggal di sebuah panti jompo mewah setelah terkena stroke. Di sana, ia berkenalan dengan Dave Crealy (John Lithgow), penghuni yang gemar menggunakan boneka tangan menyeramkan bernama Jenny Pen untuk menakut-nakuti para lansia lain. Stefan yang awalnya menganggap hal itu sekadar lelucon, perlahan sadar bahwa permainan Crealy jauh lebih berbahaya dari yang terlihat.

Performa dua aktor veteran, Geoffrey Rush dan John Lithgow, jelas jadi jualan utama di The Rule of Jenny Pen. Rush tampil meyakinkan sebagai sosok rapuh yang terjebak di situasi penuh manipulasi, sementara Lithgow total memerankan antagonis karismatik nan menakutkan. Siap-siap dibuat tegang dari awal sampai akhir!

Gak cuma Good Boy, film IFC jebolan SXSW yang juga patut kamu antisipasi selanjutnya adalah The Baltimorons. Sejak tayang di AS pada 5 September lalu, film karya Jay Duplass ini langsung menuai banyak pujian, terbukti dari skor 91 persen yang diraihnya di Rotten Tomatoes. Banyak kritikus menyebutnya sebagai komedi romantis indie yang langka ditemui di era sekarang, bahkan menyandingkannya dengan film legendaris seperti Before Sunrise.

Sinopsisnya sendiri berpusat pada Cliff (Michael Strassner), mantan komedian improvisasi yang tengah berjuang melawan alkoholisme. Malam Natal yang seharusnya ia habiskan bersama tunangannya berubah arah ketika giginya retak dan ia harus mendatangi Didi (Liz Larsen), dokter gigi yang dingin. Dari pertemuan singkat itu, keduanya justru larut dalam serangkaian petualangan keliling Baltimore yang perlahan menumbuhkan kedekatan emosional di antara mereka.

Bayangkan Yojimbo bertemu dengan True Grit, itulah sensasi yang bakal kamu dapat kala menonton Tornado. Film arahan John Maclean ini berkisah tentang Tornado (Kōki), remaja Inggris keturunan Jepang yang hidupnya berubah drastis kala sang ayah, Fujin (Takehiro Hira), dibunuh oleh sekelompok bandit brutal yang dipimpin Sugarman (Tim Roth). Dari titik itu, Tornado dipaksa menempuh perjalanan penuh darah untuk balas dendam, bertahan hidup, sekaligus menemukan jati dirinya.

Sukses jadi bahan perbincangan sejak pertama kali tayang di Glasgow Film Festival awal tahun ini, Tornado memadukan banyak elemen genre sekaligus, dari Western, samurai, hingga coming of age. Banyak yang memuji keberaniannya ini, meski tak sedikit pula yang menilai eksekusinya agak berantakan. Meski begitu, bagi kamu yang mencari film action dengan pendekatan anti-mainstream, rilisan IFC satu ini jelas wajib masuk watchlist!

Lima film IFC 2025 di atas buktikan bahwa sinema independen gak pernah kehabisan ide untuk bikin cerita mind-blowing. Jangan sampai kelewatan, karena tiap judul suguhkan pengalaman sinematik unik yang bikin kamu betah sampai kredit akhir!