Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Konferensi Pers Delegasi Indonesia ke Cannes Film Festival di CGV fX Sudirman, Jakarta, Selasa (6/5/2025) (dok. IDN Times/Shandy Pradana)

Jakarta, IDN Times – Industri perfilman Indonesia kembali menorehkan prestasi di kancah internasional dengan kehadiran sejumlah film di Festival Film Cannes 2025. Dalam Konferensi Pers Delegasi Cannes Film Festival, Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut mengapresiasi hal ini.

"Ini (Cannes Film Festival) merupakan satu festival yang penting. Di tengah ekosistem perfilman kita yang sedang baik, saya kira kita harus riding the wave," kata Fadli saat membuka konferensi pers di CGV fX Sudirman, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Lalu, film apa saja yang mewakili Indonesia di ajang bergengsi tersebut? Berikut daftarnya.

1. Jumbo

Jumbo (dok. Visinema Pictures/Jumbo)

Jumbo (2025), film animasi karya Ryan Adriandhy ini akan tampil di Cannes 2025. Film ini digadang-gadang siap menjadi sorotan setelah mencatatkan rekor sebagai film animasi terlaris di Asia Tenggara dengan lebih dari 8 juta penonton per 1 Mei 2025.

Mengisahkan Don, anak bertubuh besar yang belajar menerima diri melalui petualangan magis bersama peri Meri. Film ini dipuji karena visual dan cerita yang menyentuh lintas usia. Di Cannes, Jumbo dipresentasikan di Marché du Film untuk menarik distributor global.

2. Pangku

Pangku (dok. Gambar Gerak/Pangku)

Debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku, juga terpilih dalam program HAF Goes to Cannes di Marché du Film 2025. Prestasi ini menyusul penghargaan di JAFF Future Project 2024 dan HAF Hong Kong 2025.

Pangku sendiri mengangkat tradisi "kopi pangku" di Pantura, tepatnya menyoroti perjuangan seorang perempuan di tengah himpitan sosial dan ekonomi. Diproduksi oleh Gambar Gerak, Pangku mencari mitra kolaborasi di Cannes untuk distribusi internasional.

3. Ikatan Darah

Ikatan Darah (dok. instagram.com/uwaispictures)

Ikatan Darah yang diproduseri Iko Uwais dan disutradarai Sidharta Tata, turut hadir di Marché du Film Cannes 2025. Film laga ini mengisahkan seorang mantan atlet pencak silat yang terjerat jaringan lintah darat demi menyelamatkan kakaknya.

Dibintangi Livi Ciananta, Derby Romero, dan Teuku Rifnu Wikana, film ini menonjolkan budaya Indonesia dan berpotensi menarik perhatian distributor global.

4. The Mourning Journey

The Mourning Journey (dok. instagram.com/garin_film)

The Mourning Journey, karya sutradara Garin Nugroho, hadir di Marché du Film sebagai proyek ko-produksi Visinema Pictures dengan rumah produksi internasional. Film ini mengisahkan pencarian makna dari seorang ibu setelah kehilangan anaknya.

Film ini sekaligus menjadi ajang kembalinya aktris legendaris Indonesia, Christine Hakim, sebagai produser. Pada tahun 80-an, film yang dibintanginya, Tjoet Nja' Dhien (1989) menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di festival tersebut.

5. Monster Pabrik Rambut

Monster Pabrik Rambut (dok. instagram.com/palarifilms)

Disutradarai Edwin dan ditulis bersama Eka Kurniawan, Monster Pabrik Rambut (judul internasional: Sleep No More) akan tampil di Marché du Film dengan ShowBox sebagai sales agent. Film ini merupakan ko-produksi Indonesia dengan Singapura, Jepang, dan Jerman.

Dibintangi Rachel Amanda, Lutesha, Iqbaal Ramadhan, dan Sal Priadi, film ini mengisahkan berbagai kejadian misterius di sebuah pabrik rambut. Palari Films menargetkan distribusi internasional setelah proses produksi selesai pada 2024.

6. Renoir

Renoir (dok. Happinet Phantom Studios/Renoir)

Terakhir ada Renoir, film ko-produksi Indonesi yang disutradarai oleh Chie Hayakawa (Plan 75). Diproduksi oleh KawanKawan Media bersama Jepang, Prancis, Filipina, dan Singapura, fillm ini masuk kompetisi utama di Festival Film Cannes ke-78.

Diproduseri oleh Yulia Evina Bhara, yang juga didapuk sebagai anggota juri untuk Semaine de La Critique (Critics Week) Cannes 2025, Renoir digadang-gadang dapat memperkuat reputasi sinema Indonesia di panggung global.

Editorial Team