Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Komedi Indie 2000-an selain Juno dan Before Sunset

Napoleon Dynamite (dok. Searchlight Pictures/Napoleon Dynamite)
Intinya sih...
  • Film indie 2000-an menawarkan cerita ringan dan humor pelengkap
  • Rekomendasi film indie dari Amerika Serikat, Inggris, dan Selandia Baru
  • Dari cerita remaja hingga satire politik, film-film ini cocok untuk melepas penat dan efek nostalgianya bikin rileks

Sedang merindukan masa lalu yang kelihatannya lebih sederhana dan mudah? Kamu bisa coba menelusuri mesin waktu lewat film. Deretan sinema independen 2000-an dengan cerita ringan dan humor pelengkap bisa jadi pilihan. 

Mulai dari lima rekomendasi film indie 2000-an ini dulu, deh. Gak hanya dari Amerika Serikat, ada beberapa judul dari Inggris dan Selandia Baru yang siap bikin harimu lebih berwarna. Tonton sepulang beraktivitas, yuk!

1. Napoleon Dynamite (2004)

Napoleon Dynamite (dok. Searchlight Pictures/Napoleon Dynamite)

Kalau suka Juno (2007), coba tonton Napoleon Dynamite juga. Ceritanya berkutat pada remaja bernama Napoleon (Jon Heder) yang bukan tipikal anak populer di sekolah. Sebaliknya, ia dicap aneh dan cupu. Orang-orang rumahnya pun tak jauh beda dengan dirinya, punya dunia dan keganjilan sendiri yang meramaikan film.

Hidupnya makin runyam saat kawan baiknya nekat berpartisipasi dalam pemilihan presiden siswa. Napoleon menemukan dirinya disibukkan dengan drama di sekolah dan di rumah sekaligus. Meski tak dinyatakan secara gamblang, banyak teori yang percaya kalau Napoleon sebenarnya representasi karakter neurodivergen. 

2. Waitress (2007)

Waitress (dok. Searchlight Pictures/Waitress)

Waitress adalah balada Jenna (Keri Russell), pramusaji yang terjebak dalam pernikahan toksik. Diam-diam Jenna menyisihkan uang tiap hari dari gajinya untuk bisa bebas dari suaminya. Ia bahkan berniat mengikuti kontes memasak karena mengincar hadiah uang tunai untuk memperlancar rencananya.

Namun, ternyata rencana itu diketahui sang suami. Film mengeksplorasi perjuangannya mencapai kebebasan dan kebahagiaan lewat berbagai lika-liku. Kocak, mengharu biru, tetapi juga punya makna yang serius, ini salah satu film indie Amerika yang wajib masuk daftar tonton, sih. 

3. Eagle vs Shark (2007)

Eagle vs Shark (dok. New Zealand Film Commission/Eagle vs Shark)

Dari Amerika Serikat, kamu boleh bergeser ke Selandia Baru lewat film komedi indie berjudul Eagle vs Shark. Dirilis perdana pada 2007, film ini berfokus pada hubungan romantis dua sejoli yang dapat label tak keren menurut standar sosial yang berlaku. Mereka bernama Jarrod (Jemaine Clement), penjaga toko video gim, dan Lily (Loren Horsley), pramusaji di restoran cepat saji. 

Bekerja di lokasi yang berdekatan, mereka justru menjalin koneksi saat tak sengaja bertemu di sebuah pesta. Saling suka, tetapi proses untuk menerima dan mengekspresikan perasaan itu tak sesederhana yang kita kira. Keduanya punya masa lalu pahit yang harus mereka selesaikan terlebih dahulu. 

4. Penelope (2006)

Penelope (dok. Summit Entertainment/Penelope)

Penelope adalah film romcom fantasi yang mempertemukan Christina Ricci dan James McAvoy. Ricci memerankan Penelope, keturunan bangsawan yang disembunyikan orangtuanya dari publik karena wajahnya yang aneh. Ia dianggap aib dan tak ada satu pun pria yang dijodohkan orangtuanya bersedia menikahinya. 

Sampai satu hari, ia bertemu dengan pria bernama Max (McAvoy) yang direkrut salah satu calon pelamarnya untuk menyebarluaskan foto Penelope demi publisitas. Hanya Max yang tak berjingkat setelah tahu wajah asli Penelope dan ini membuatnya merasa dihargai untuk pertama kalinya. Namun, bisakah Penelope memercayai Max? 

5. In the Loop (2009)

In the Loop (dok. IFC Films/In the Loop)

Kalau ragu nonton Borat (2006), tapi butuh film satire politik, In the Loop wajib kamu buktikan kualitasnya. Film indie Inggris ini sukses menyindir kebijakan properang Inggris dan Amerika Serikat dengan cara cerdas. Peter Capaldi didapuk memerankan PM Inggris bidang Komunikasi yang harus meluruskan blunder pernyataan salah satu rekannya soal rencana invasi Irak.

Film dibuka dengan padatnya aktivitas di kantor PM Inggris pagi setelah pernyataan itu disebar ke publik. Telepon berdering tiada henti meminta kejelasan dari blunder tersebut. Intrik politiknya seru, pesan pasifismenya mengena, gak heran kalau film ini dapat nominasi Oscar dan BAFTA di kategori Naskah Adaptasi Terbaik. 

Menonton film lawas, apalagi yang bergenre komedi, memang kadang obat terbaik untuk melepas penat. Efek nostalgianya bikin kamu rileks. Tak berlebihan kalau disebut media eskapisme terbaik, nih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us